Usaha Yang Bagus

0 0 0
                                    

Aku belum berani untuk ketemu temen-temenku saat itu, cukup sedih dan terpukul karena hanya 3 orang yang masuk swasta sisanya Negeri yang unggulan.
Saat aku memulai untuk sekolah, aku sudah tidak memberi kabar apapun kepada Leo, saat dia bertanya di Facebook pun aku tidak menjawabnya, betul aku terlalu minder.
Saat upacara penerimaan siswa baru akhirnya aku bertemu dengan teman baru, yang pertama itu Nana, dia cantikkk sekali tapi aku ga nyangka dia baik juga, ternyata Nana udah punya temen namanya Alena ternyata sama-sama cantik dan juga baik. Akhirnya aku bersahabat dengan mereka.
Saat itu adalah hari pertama pengenalan sekolah, dan aku satu gugus dengan Nana dan Alena. Senang rasanya dapat teman baru, dan mereka rama dibandingkan teman sdku yang aku kurang suka dengan mereka yah terkecuali beberpa orang.
“Aku deg-deg an gini” Ucapku pada Nana dan Alena yang duduk di belakangku
Aku selalu suka duduk di meja paling depan karena aku senang memperhatikan guru juga karena mataku yang kurang jelas. Maka dari itu aku baru duduk sendirian karena Nanan memang sama Alena duduknya. Nana ini anaknya cukup aktif sedangkan Alena sedikit pendiam, tapi kalau udah ngobrol tuh asik banget.
“Boleh duduk disini? Soalnya ga ada kursi yang kosong lagi?” Suara anak laki-laki aku juga belum tau namanya siapa.
“Ohh, boleh, ini juga kosong kok” Ucapku sambil menyiapkan kursi.
Suasana sedikit canggung, aku hanya sesekali melirik Nana dan Alena, tapi mereka asik ngobrol berdua. Rasanya aku pengen banget mulai obrolan sama cowo di sebelah aku.
“Jadi, nama kamu siapa?”
Huffffff......
Thank U God akhirnya dia yang memecahkan kecanggungan ini.
“Halo, nama aku Rasya Putri Andini dari Sd Negeri, kamu siapa namanya kalau boleh tau?” Aku mengulurkan tangan kepadanya
“Hahaha canggung gini, aku Aditya panggil aja Adit biar akrab, enaknya manggil kamu apa? Rasya?” Ucap Adit sambil membalas uluran tanganku
“Iyaaa aku juga canggung, tapi udah ngga lagi kok hehe, bisaa panggil Rara aja dit, aku sebenernya anaknya sok akrab jadi santayy cuma ga bisa mulai aja”
Ya begitula, awal dari perkenalanku dengan teman-teman dan sekolah baru.
Rasanya ga nyata, tapi apa boleh buat aku ga pernah menyesal pernah masuk ke sekolah itu, karena banyak sekali cerita saat itu.
Setelah tiga hari masa pengenalan sekolah, ternyata ada aturan bahwa siswa baru jangan naik ke lantai tiga, karena itu wilayah para siswa kelas sembilan. Aku dan teman yang lain biasa saja dengan aturan itu entah siapa yang buat yang jelas itu bukan aturan sekolah.
“Nanaaaa, Alenaa” Teriak aku saat baru sampai di gerbang, dan melihat mereka baru sampai.
“Heyyyy” Teriak Nana yang berhenti sejenak.
“Hahh hahh, cape lari, yuk masuk, bukannya sekarang pembagian kelas ya? Berarti ga sama temen gugus dong ya?”
“Iya, katanya sih di acak lagi” Jawab Alena
“Yaudah yu masuk, kita sekelas ga ya?” Nana menarik tangan aku dan Alena untuk masuk kedalam.
Aku dan teman-teman jalan cepat ke mading untuk melihat kita di kelas mana, dan memutuskan mencarinya berpencar.
“Naa, Raa iniiiiiiii liat” Teriak Aleena
“Kitaaaa sekelasss hahahaha” Teriak Aleena yang makin keras, dan di liat oleh orang-orang
“Ssshhhh... Len, ih malu hahaha seneng ih sekelas, yuk kita ke kelas, 7-1 ya?” Ucapku kepada teman-teman.
“Ih ga nyangka gini kita sekelas, beruntung banget tapi ini tiga tahun terus kan ya? Asikkk” Ucap Nana yang ga kalah seneng.
“Pastilah, eh tapi nanti kamu duduk sendiri Ra? Duh, semoga temen sebangku kamu baik deh, terus ga jutek” Ucap Aleena
Kita bahagia rasanya bisa sekelas bersama, sambil berjalan di lorong sambil ngobrol apa saja yang akan kita lakukan di kelas, gimana nanti perkenalannya, itu udah halu duluan.
“IHH kosong di depan, aku disini ya” Ucapku duduk di jajaran depan kedua yang dekat dengan pintu.
“Yaudah deh kita belakang kamu deh” Ucap Nana yang sambil lirik-lirik orang di kelas kita
“Ih kok suasananya serem gini sepi, mana ga ada yang aku kenal” Ucap Aleena yang sambil bisik-bisik.
“betullll, ga ada yang... e..eh lah Raaa itu Raa” Sepertinya Nana liat seseorang
“Hey Dit!” Ucapku kepada Adit yang baru masuk kelas
“Oh, hay Ra, Alen, Na, kalian kelas ini juga?” Ucap Adit yang sudah diam di depan mejaku
“Iya dittt, sini kamu duduk sama Rara, kasian dia sendiri” Ucap Nana yang langsung ke point nya
“Ihhh Na ihh..” Ucapku yang terpotong oleh Adit
“Oke deh, lagian aku belum kenal siapapun kecuali kalian, ini juga anak cowo nya pada kemana, masa cewe semua.” Ucap Adit sambil duduk dan menyimpan tasnya di meja.
Lagi lagi aku canggung.
“Kayaknya pada di kantin, eh dit btw kamu asli sini? Apa bukan? Soalnya kamu aksen nya bukan aksen kota ini heheh kalau boleh tau sih....” Ucap Nana ya dia memang anak ter to the point dan langsung ke intinya.

Aku Tidak Sendiri [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang