Kenyamanan

0 0 0
                                    

Sejak saat itu Leo dan aku menjadi canggung, namun sama saja dia selalu sesekali bertanya, yaa mungkin aku sajia yang merasakan canggung ini.
Saat pesta kelulusan hanya kelas aku yang mengadakan acara kebersamaan, ya hanya kelas aku saja karena memang teman-temanku itu royal banget jadi mereka sampai bikin acara perpisahan.
Saat acara perpisahan kelas aku dan Ibu yang datang berdua saja, acaranya di adakan di sekolah, yap betul di kelas aku aja, sambil ada beberapa makanan yang siap di makan. Karena memang kelas kita termasuk kelas yang besar ukurannya, karena muridnya pun 47 siswa.
Akhirnya aku datang saat aku sampai orang tua yang lain sudah datang, ternyata ada  beberapa alat musik dan itu bisa di mainkan sama anak kelasku. Parah banget sih, aku aja kaget para orang tuanya ini keren banget gitukan ya.
Ibu langsung menyapa para orang tua, dan malah langsung ikut di kerumunan ibu-ibu yang sedang menyanyi, oh iya ibu ini seneng nyanyi jadi cocok banget lagi ada acara gini. Sedangkan aku, langsung aja ambil kue yang ada di deket pintu masuk.
“Hey”
Suara yang ga asing manggil, ternyata Leo yang udah ada di belakang aku, sambil memegang minuman.
“Eh Leo, selamat ya nilai ujian kamu bagus” Sebenernya malu banget masih inget aja sama kejadian diary.
“Kamu juga, semoga kita satu sekolah ya”
“Raraaaa siniiii” Teriak sahabat aku yang dari jauh udah keliatan berkerumun
“Iya semoga ya, Leo aku ke temen-temen ya byeee”

Pengen banget lebih lama ngobrol sama Leo, tapi aku ga percaya diri, untung lah temen-temen panggil aku.
Aku memang suka acara yang ramai, tapi untuk saat itu aku kurang suka, jadi aku milih duduk di tangga depan kelas, sambil buka-buka Facebook.
“Lah disini kamu Ra”  Leo yang datang dan langsung duduk disebelahku.
“Eh iya, baru aja, gatau kaya rasanya cape aja”
“Sama aku juga Ra, tadi aku nyariin kamu tapi kamu ga ada”
*DHEG!*
Ya Tuhannn...
Ini jantung aku deg degan banget, wuhhh cepet banget gerak nya, aku ga bisa santai ini tapi aku harus kalem.
“hahaha.. Oh iya kamu mau masuk ke Smp mana nanti ?”
“Aku sih berharap Negeri ya, tapi aku mau coba test dulu”
“Samaaa, aku juga mau Negeri, nanti kita liat hasil nya ya semangat”

Entah percakapan apalagi yang jelas, saat itu aku ngobrol banyaakk sama Leo, rasanya aku beruntung bisa sedekat ini. Tapi sama saja, aku ga mungkin jadi orang terdekat Leo.

Saat kelulusan puncak acarapun dimulai, dan aku ternyata baru tau ada Raja dan Ratu, dimana dia adalah anak yang mendapatkan nilai ujian tertinggi yang menjadi Raja dan Ratu. Leo ini lah yang menjadi Raja, dan Ratunya dari kelas lain, mereka berdampingan di sepanjang jalan menuju panggung, sedangkan aku hanya rombongan yang diem di belakang.
Saat kelulusan aku pakai gaun merah, dengan riasan tipis ala anak sd, karena aku memang lebih senang diam sendiri saat ramai, aku milih jajan aja saat yang lain milih liat menyepenampilan bakat tiap anak kelas.
Saat aku habis jajan, adik kelas semuanya pada kegirangan aku kira emang yang tampil mungkin artis. Tapi waktu aku liat panggung dari jauh, ya tuhan itu Leo, dia sama anak kelas lain nge band, tapi aku ga terlalu inget dia nyanyi apa. Aku hanya melihatnya dari jauh, dan sadar ga sadar aku juga jadi senyum sendiri.

Sehabis Leo tampil aku menghampiri Leo dan memberinya selamat karena dia menjadi nilai tertinggi juga penampilannya keren.
“Leo selanat ya, bagus banget penampilannya, semoga kamu lulus ya”
“Makasih banyak ya Ra, kamu juga semoga kita ketemu lagi”

Seingatku begitu, Leo dan aku mengharpkan bahwa kita satu sekolah lagi.
Saat hari pengumuman tiba, aku memutuskan untuk tidak ikut mengambil hasil test, karena aku ga yakin bisa masuk. Ka Andri lah yang akhirnya mengambil hasil ujian tersbut. Ternyata dugaanku betul aku tidak lulus seleksi untuk mausk ke sekolah Negeri.
“Ibuuuuu maafin Rara, ga lolos masuk sekolah Negeri, maafin Rara jadi harus masuk Swasta”
“Raaaa, Ibu gapapa kamu ga ke Negeri, asalkan kamu sekolah aja Ibu udah seneng, kamu sekolah yang bener aja itu hadiah yang besar buat Ibu, paham ya?”
Ternyata bener, ucapan seorang Ibulah yang membuat aku tenang lagi, aku dipeluki Ibu cukup lama, Ibu adalah orang yang bisa buat aku nyaman.

Aku Tidak Sendiri [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang