Chapter 7 - Sentuhlah Aku

70.4K 1K 38
                                    

"Tinggallah bersamaku malam ini."

Ucapan Alberto Romano tadi seolah-olah jadi bumerang yang terdengar amat mengerikan bagi Elena. "Stop! Berhenti sekarang!" bentaknya.

Dahi mulus Alberto langsung mengerut, "Apa maksudmu?"

Elena menatap Alberto emosi, "Turunkan aku sekarang, Alberto! Kamu sudah tidak waras, ya?!"

Alberto langsung menggeleng. "No (tidak). Aku tidak akan menurunkanmu sekarang. Kita belum sampai di tujuan, Elena," ucapnya serius.

Kedua mata Elena langsung membulat. "Turunkan aku sekarang! Kamu mau menculikku, ya?!" bentaknya lagi.

Bukannya merasa kesal, Alberto malah tersenyum manis. "Siapa yang mau menculikmu, hm?" ucapnya seraya mengelus lengan Elena dengan perlahan.

Elena langsung bergerak menjauh, "Jangan menyentuhku!" Elena terdiam sejenak untuk berpikir. "Baik, kalau kamu tidak mau berhenti, biar aku turun sekarang," ucapnya seraya membuka pintu mobil jaguar hitam milik Alberto yang masih melaju kencang di jalanan beraspal.

Dengan cekatan, Alberto langsung banting stir ke bahu jalanan dan menepi sejenak. "Stop!" bentaknya seraya memegangi tangan Elena. Alberto mengunci mobil jaguar-nya setelahnya lalu beralih menatap Elena dengan tatapannya yang terlihat amat berapi-api. "Bahaya, Elena! Kamu mau mati?!" bentaknya kesal.

Elena tersenyum kecut. 'Ya, sepertinya akan lebih baik kalau aku mati saja,' benaknya.

Alberto menghela napas sejenak, "Please, jangan berbuat seperti itu lagi. Kamu membahayakan dirimu sendiri, Elena. Kamu membuatku khawatir, kamu tahu?" Alberto lanjut bicara seraya menatap Elena iba, "Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu. Percayalah padaku."

Elena hanya terdiam, sama sekali tak merespon. 'Maaf, tapi aku tidak bisa percaya padamu, Alberto,' benaknya getir.

Alberto kembali menyetir mobil jaguar-nya tak lama kemudian, "Tunggu sebentar, kita akan segera sampai tak lama lagi."

*****

Elena langsung melongo dan tertegun kaget sesampainya di depan kediaman Alberto. Sebuah rumah besar nan megah—sungguh, rumah termegah yang pernah Elena datangi seumur hidupnya—terpampang di hadapannya.


"I .. ini rumahmu?" ucap Elena kaget seraya terus memandangi rumah megah yang terdapat garasi dan taman di halaman depannya itu.

Alberto tersenyum seraya mengangguk, "Tentu."

Elena terdiam sejenak memperhatikan dua laki-laki berwajah garang dan bertubuh tinggi semampai yang berdiri di depan rumah Alberto. "Siapa orang-orang itu?" tanyanya penasaran.

"Penjaga rumahku," jawab Alberto santai. Alberto membuka pintu mobil jaguar-nya setelahnya, "Let's go (ayo)."

"Tunggu," ucap Elena. "Cara membuka seatbelt-nya bagaimana?"

Alberto tersenyum ramah seraya membukakan Elena seatbelt-nya, "Seperti ini."

"Te .. terima kasih," ucap Elena yang terlihat sedikit salah tingkah.

Begitu menginjakkan kaki di dalam kediamannya, seorang pelayan langsung menyambut kedatangan Alberto dan Elena. "Selamat malam, Tuan Alberto," ucapnya ramah.

Alberto hanya tersenyum manis. Tanpa menunggu lama, Alberto langsung membawa Elena ke kamar tidur khusus untuknya, yang terdapat di lantai dua, setelahnya. "Ini kamarmu. Kalau butuh sesuatu, kamu panggil saja aku. Oke?" ucapnya ramah.

My Possessive Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang