[30] Thirty

1.1K 160 40
                                    

Wajah yuri keliatan murung setelah selesai bicara dengan daddynya melalui sambungan telepon.




Beberapa hari terakhir yuri keliatan sibuk mengurus keperluan pindahanannya nanti.




Berat rasanya, setengah hati yuri bahkan masih nggak rela. Tapi yuri nggak bisa ngebantah permintaan daddynya, dirinya bahkan sudah mencoba untuk membujuk sang daddy untuk tetap menetap di sini setidaknya sampai yuri menyelesaikan kuliahnya.






Tapi rupanya semua nggak semudah yang yuri bayangin. Malahan daddynya terus mendesaknya untuk cepat-cepat mengurus kepindahannya.





Minju yang sejak tadi duduk di sebelah yuri menatap sahabatnya itu dengan cemas. Cewek itu menepuk-nepuk pundak yuri mencoba menenangkan.




" Kim minju"




" Hm?"





" Gue harus gimana? Gue takut yena sedih, gue ga mau bikin yena sakit hati. Tapi gue udah gak punya pilihan lainㅡ" yuri menggigit bibirnya, wajahnya tertunduk sambil menatap ke arah sepatunya






Minju tau ini berat buat yuri. Pastinya sulit untuk yuri dan yena jika keduanya harus berpisah dengan cara seperti ini. Minju cukup paham itu.




Minju juga tau kalau cewek itu sedang berusaha menahan tangisnya sekarang.





Minju beringsut menggeser duduknya merengkuh pundak sahabatnya itu.





" Gue bahkan belum ngasih tau soal ini ke yena ju, gue belum siap" tutur yuri






" Jadi yena belum tau kalau lo beneran jadi pindah ke australia?"






Yuri menggeleng lemah menanggapi minju






" Beberapa hari yang lalu gue bilang ke yena kalau gue bakalan bujuk daddy, tapi nyatanya ga semudah yang gue bayangin ju"






" Tapi yul gimana pun juga yena harus tau soal ini. Gue yakin kok yena bakalan ngerti" saran minju





Yuri menoleh ke arah minju dengan hidung yang sudah agak memerah.






" Gak sekarang ju, gue belum siap"







Minju cuma bisa ngehela napas pelan ngeliat sahabatnya itu.






" Ayo pulang" seru minju






























" Na lo beneran gak mau bareng kita nih pulangnya?"  Tanya yujin




" Hm" sahut yena singkat membuat hyewon yang ada di sebelahnya berdecak sebal





" Bentar lagi perpus tutup" kata hyewon melirik jam tangannya





" Hm gue bakalan tetep disini sampai perpusnya tutup lo berdua duluan aja, lagian abis ini gue juga mau ke study cafe" tutur yena





Yujin dan hyewon saling lirik sebelum akhirnya menyeret paksa yena.





" Anjir hyewon yujin lepasin gak?! " Amuk yena mencoba berontak





" Ngambis boleh tapi ga gini juga bego, lo hari ini udah mimisan berapa kali" tukas yujin






" Lo pasti kurang tidur kan, otak lo juga perlu istirahat dongo jangan di paksain terus" imbuh hyewon






dreamlike ; yenyul & othersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang