Jeongin lahir bersama warisan keluarga yang berharga, yakni lahir dengan mata yang bisa melihat hal tak biasa. Sedari kecil Jeongin yang sengaja diurus oleh neneknya diberitahukan tentang takdirnya.
Takdirnya sebagai penjaga perdamaian antara dunia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enjoy reading guys! jangan lupa kasihbintangyaa, aku juga suka baca komen kalian juga! semoga kalian suka sama chapter satuini hehe (⁀ᗢ⁀)
Be wise!
─── ∙ εïз ∙ ───
Jisung benci balik ke kosan kalau sudah kesorean gini. Banyak yang ngejar dia, tapi Jisung tetep stay cool depan mas go-jek. Entar mas go-jeknya takut karena yang ngejar Jisung itu makhluk berbagai rupa mengerikan. Mending dia diam aja.
"Dek, kamu enggak papa? Kok mukanya pucet? " tanya si mas ojek dari kaca spion. Jisung memaksakan senyumnya dari balik kaca helm, "enggak papa kok. Kira-kira masih lama gak kita sampai? " Jisung bertanya balik.
Si mas ojek online melirik handphone punya dia, "sebentar lagi sampai kok, dek. " Jisung lantas mengangguk sebagai jawaban.
Setelah melalui beberapa menit, akhirnya Jisung sampai di kosannya. Dari depan pintu terlihat bapak yang punya kosan menatapnya kesal sambil berkacak pinggang. Jisung memberikan helm si mas ojek kemudian berdiri didepan bapak kosan sambil menunduk takut.
"Lihat, dia kena marah lagi. "
"Hihi kesian dehhh. "
"Kak Jisung mau nangis tuh keliatannya haha! "
Dasar setan-setan enggak punya akhlak, malah gibahin Jisung. Bantu ngapa! Padahal Jisung sering bantu mereka.
"Kamu dengar tidak? "
Jisung mengangguk banyak-banyak, "Iya pak, maaf. Lain kali enggak lagi! " kata Jisung dengan nada bersalah yang dibuat-buat.
"Bagus. Sana masuk ke dalam. "
Jisung pun berpamitan dengan si bapak dan masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah ibu kosan menyambutnya dengan lembut, "Jisung, maaf ya suami ibu marah terus ke kamu. Dia sebenernya khawatir tapi ya gitu deh... susah. "
Jisung menggelengkan kepalanya sambil senyum, "enggak papa bu, Jisung ngerti kok. "
Jisung tuh heran. Ini bapak ibu kosan yang punya dua kepribadian yang beda banget kok bisa jadi pasangan! Kalian lihat aja, ibu kosannya itu baik banget, sabar dan lemah lembut sementara bapak kosan malah kelihatan galak (kecuali sama si ibu ya╮( ˘ 、 ˘ )╭ )
Dan lagipula. Biasanya yang galak itu bukannya ibu kos?!
"Jisung? Kamu sudah makan belum? "
Jisung kembali kekenyataan. Dia terkekeh saat tiba-tiba perutnya merespon pertanyaan si ibu lebih dahulu.
"Perutnya jujur banget ya. Nih nasi goreng. Bapak beli buat semua anak kos soalnya dia baru gajian hehe. " Si ibu memberikan kotak berisi nasi goreng kepada Jisung. Jisung menerimanya dengan senang hati.