❝And it seemed everlasting. That you would always be mine..❞
15 years later...
KEGIATAN rutin Jaehyun di setiap pagi adalah membuatkan sarapan untuknya dan putra semata wayangnya yang baru saja memasuki universitas sebagai mahasiswa baru. Jaehyun menuangkan susu vanilla di gelas Mark sebelum membuat americano.
Mark keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga, tersenyum ketika melihat Jaehyun yang sudah duduk di kursi meja makan. "Morning Dad."
"Morning Son." balas Jaehyun dengan nada suara hangat nya, ia menyesap americano yang semula ia buat, "ingat untuk hari ini? Daddy mengizinkanmu membawa mobil bukanㅡ"
"Mhm, bukan untuk di pakai berkendara dengan kecepatan di atas delapan puluh kilometer." ujar Mark malas, memotong ucapan sang Ayah, "noted."
Setelah mengatakan itu Mark menarik kursi di samping Jaehyun dan meraih gelas yang sudah di isi oleh susu; meminumnya lalu mengambil potongan sandwich di atas meja. Mereka berdua tidak bisa memakan nasi saat sarapan, itu membuat perut sakit! Jadi setiap pagi Jaehyun selalu menyiapkan roti.
Jaehyun terkekeh dan mengusak gemas surai hitam Mark. Sudah lima belas tahun berlalu, mereka berdua berhasil bertahan, baik-baik saja. Meskipun Jaehyun sedikit kesulitan menjadi orang tua tunggal, namun ia bahagia memiliki Mark di sisinya.
Perusahaan Jaehyun yang semula terpuruk kini sudah bangkit, bahkan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Negara nya sendiri. Jaehyun bersyukur karena ia bisa membesarkan Mark dengan layak, memberikan anak semata wayangnya itu fasilitas yang cukup.
Mark mengunyah sandwich nya. "Dad apa kau masih ingat Lucas?"
Mendengar itu Jaehyun mengangguk, tidak mungkin ia melupakan bocah bernama Lucas yang pernah memecahkan guci pajangan di rumahnya. Jaehyun memakan roti isi miliknya dan menoleh, menatap sang Anak dengan tatapan bingung.
"Dia juga masuk ke univesitas yang sama sepertiku." ujar Mark sambil tertawa kecil, "setidaknya aku memiliki orang yang aku kenal, tidak sendirian."
"Tapi tetap saja kau harus mencari teman baru, berbaur bersama yang lain." gumam Jaehyun pelan, tidak mau jika Mark hanya memiliki satu temanㅡterlebih temannya itu Lucas yang tidak bisa diam.
Mark mengangguk paham. "Hm, bagaimana jika aku mencari kekasih, Dad?"
Jaehyun menghentikan gerakannya yang sudah mengangkat cangkir kopi, ia berdehem pelan. "Bagus untukmu, kenalkan pada Daddy nanti."
"Aku hanya bercanda," Mark mencibir dan menghabiskan sandwich di tangannya. "Lagi pula aku tidak berniat memiliki kekasih."
Meminum tandas susu di atas meja, Mark meraih kunci mobil yang terletak di dekat Jaehyun lalu mengecup pipi sang Ayah. "Aku berangkat Dad."
Jaehyun mengangguk, tidak keberatan ketika Mark mencium pipinya meskipun anak itu sudah berusia delapan belas tahun. Mau bagaimana lagi? Mark menyayangi Jaehyun, mereka berdua saling memiliki satu sama lain, sebagai Ayah dan Anak.
Menjalani kehidupan tanpa sosok Ibu di sisinya membuat Mark selalu mengandalkan Jaehyun setiap saat. Ah, bahkan Jaehyun melengkapi kedua peran, Ibu dan Ayah. Meskipun Jaehyun di sibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk, namun ia selalu memberikan perhatian yang cukup kepada Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Baby《Jaeyong》✔
Fanfiction[Sad Romance] [M] Jaehyun menutup hatinya, mengabdikan dirinya sendiri hanya untuk mengurus anak semata wayangㅡJung Minhyung yang sangat ia sayangi. Jaehyun tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi, karena jatuh cinta itu terasa sangat menyaki...