❝Cause I know in my heart, babe.. Our love will never die, no❞
KARENA di sibukkan oleh meeting yang cukup padat, Jaehyun selalu pulang telat ke rumah dan tidak sempat mengurus biodata tentang sekertaris baru, untung saja Ten sudah membereskan semuanya. Jaehyun merasa sedikit pening, dua hari lagi ia berangkat ke Dubai, ia perlu mempersiapkan berkas penting yang akan ia presentasikan di sana nanti.
Pintu ruangan Jaehyun di ketuk, sedetik kemudian Ten muncul dari balik pintu dengan senyum lebarnya. "Sajangnim, aku membawa sekertaris baru yang sudah lolos dalam tahap wawancara! Ia mulai bekerja hari ini."Kening Jaehyun berkerut dalam. "Hari ini?"
"Bukankah aku sudah mengatakannya kemarin?" Ten menghela napas jengah, ia sangat tidak senang bila Jaehyun sudah terlalu gila kerja dan melupakan apa yang ia katakan, "mungkin Sajangnim melupakannya tapi ini sudah lebih dari empat hari sejak lowongan di buka. Jadi hari ini sekertaris baru akan mulai bekerja, tenang saja Sajangnim, aku pasti membimbingnya."
Jaehyun menghela napas dalam dan mengangguk, ia memijat pelan pelipis lalu melonggarkan dasi seraya membuka satu kancing teratas kemeja nya. Kesibukannya akhir-akhir ini memang seperti neraka, Jaehyun tidak memiliki waktu untuk hal lain, bahkan ia tidak makan malam di rumah.
Kelopak mata Jaehyun terpejam, ia menyandarkan belakang kepala di kursi kantor. Jaehyun hanya tidur empat jam semalam, ia sedikit lelah dan memerlukan kopi, mungkin setelah ini Jaehyun perlu menyuruh Ten membawakan kopi ke ruangannya.
"Annyeonghaseyo Jung Sajangnim.."
Mata Jaehyun terbuka, ia melupakan fakta bahwa Ten mengatakan tentang membawa sekertaris baru yang sudah lolos dalam tahap wawancara. Iris cokelat tua Jaehyun menatap lurus pada laki-laki bersurai hitam legam di hadapannya, ia terdiam selama beberapa saat, terpaku.
Ten mengerutkan kening, ia berdiri di sebelah sekretaris baru. "Sajangnim, ini sekertaris baru yang akan bekerja di sini, namanya Lee Taeyong dan ini biodatanya." ia menaruh map cokelat di atas meja kerja Jaehyun.
Jaehyun menghirup napas dalam dan mengangguk. "Terima kasih Ten," ia mengambil biodata milik lelaki bernama Lee Taeyong yang kini berdiri di hadapannya. "Kau bisa pergi, Ten, aku perlu mengatakan beberapa hal pada Lee Taeyong-ssi."
Sekertaris bernama Lee Taeyong itu berdiri dengan sedikit gugup, sementara Ten sudah pergi meninggalkan ruangan. Iris hitam Taeyong menatap lurus ke arah Jaehyun yang sedang membaca biodatanya, ia mengulum bibir, berusaha menahan debaran jantung yang menggila.
"Jadi Lee Taeyong, umur tiga puluh lima, status menikah.." gumam Jaehyun seraya membaca biodata milik karyawan barunya, "kau tidak memiliki pengalaman sebagai sekertaris sebelumnya?"
Ada sesuatu yang menganggu Jaehyun, terlihat jelas dari mimik wajah serta pancaran mata, namun lelaki bermarga Jung itu memilih untuk mengabaikan hal tersebut. Tangan Jaehyun yang mengenggam kertas berisi biodata sedikit bergetar; tremor.
Taeyong mengangguk pelan. "Tapi aku berjanji untuk berusaha semampuku Sajangnim, aku tidak akan mengecewakanmu. Meskipun aku tidak memiliki pengalaman namun aku bisa belajar dengan cepat, itu sebabnya aku berdiri di sini, di terima menjadi sekertarismu." ujarnya hangat, satu alisnya terangkat saat melihat getaran kecil di tangan Jaehyun, "Sajangnim baik-baik saja?"
Jaehyun mengangguk, ia menaruh biodata milik Taeyong di atas meja dan mengusap pelan lehernya. "Kuharap kau bisa belajar dengan cepat karena dua hari lagi kita akan pergi ke Dubai. Apa pasanganmu baik-baik saja bila kau pergi dalam perjalanan bisnis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Baby《Jaeyong》✔
Fanfic[Sad Romance] [M] Jaehyun menutup hatinya, mengabdikan dirinya sendiri hanya untuk mengurus anak semata wayangㅡJung Minhyung yang sangat ia sayangi. Jaehyun tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi, karena jatuh cinta itu terasa sangat menyaki...