Hari sudah mulai pagi tidak seperti biasa ayah dan anak itu tetap terlelap dalam tidurnya, sekarang adalah hari libur biasanya mereka akan bangun jam 10 bahkan bisa sampai jam 12 jika hari Sabtu dan Minggu tiba.
Namun rencana mereka untuk tidur sampai siang gagal begitu saja saat suara bel terus menerus berdengung nyaring di seluruh ruangan.
Dengan malas dan kesal Jungkook bangun dari tidurnya tanpa mengenakan baju dan berjalan keluar untuk membukakan pintu.
"Yakkkk!!"
"Kamchagya!! Aish kau kenapa datang kesini lagi" Kaget Jungkook
"Aku menagih janjimu untuk memberikan ku pekerjaan" ucap sang gadis dengan mata tertutup tidak ingin melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini.
"Masuklah, buatkan sarapan lalu bersihkan rumah, dapurnya ada disana" ucap Jungkook menunjukkan kemudian masuk kembali ke dalam kamar untuk membersihkan diri.
"Pemandangan apa itu tadi? Woah dia memiliki tubuh yang bagus, aish apa yang aku pikirkan sebaiknya aku cepat memasak" Dahyun berjalan menuju dapur dan membuka isi kulkas untuk menentukan apa yang akan dia masak.
Jungkook menuju kamar sang anak membangunkan nya untuk sarapan
"Ruto-ya irona" Jungkook menarik selimut yang menutupi tubuh sang anak paksa, walupun Haruto kembali menariknya sampai menutupi semua tubuhnya, namun kembali jungkook menarik selimut itu dan memukul pelan pantat Haruto.
"Ayo turun untuk sarapan" Haruto masih terduduk di ranjang masih mengumpulkan nyawanya,
"Appa turun duluan saja" racau Haruto masih dengan mata tertutupnya
"Appa hitung sampai tiga, satu... Dua..."
"Aish baiklah" Haruto berjalan keluar terlebih dahulu mendahului Appanya yang masih berada di belakangnya.
Dengan cepat jungkook menyusul langkah sang anak dan merangkul pundaknya dari samping.
"Buka matamu kau bisa terjatuh saat menuruni tangga" jungkook menepuk pelan pundak Haruto dan kembali merangkulnya berjalan menuju meja makan.
Meja makan sudah tertata rapih, dengan banyaknya hidangan yang sangat lezat yang membuat mata Haruto terbuka lebar hanya karna mencium baunya.
"Wah apa ini? Apa bibi yang memasak semuanya? Jika seperti ini aku akan rela bangun sepagi ini untuk sarapan!" Semangatnya
"Ehem" dehem Dahyun yang meletakkan garpu dan sendok di hadapan Haruto dan berjalan bergantian ke arah jungkook.
"Sudah jam 8 siang begini kau sebut pagi?! Ah tidak heran kau terlahir dari bibit kerbau" ucapan Dahyun sontak membuat jungkook terkekeh
"Yak appa kenapa Appa tertawa! Bukankah kerbau itu Appa?" Lontaran kata dari Haruto berhasil membuat Dahyun tertawa kecil, jungkook yang mendengarnya hanya menelan ludah
"Yak kau juga sedang apa disini?!" Pertanyaan itu lolos dari bibir seksi Haruto
"Menurutmu?" Tanyanya enteng, tatapan Haruto beralih menatap Appanya seolah meminta penjelasan.
Mengerti dengan tatapan cengo anaknya jungkook pun menjelaskan
"Mulai sekarang dia bekerja disini, cepatlah makan sarapanmu setelah itu kita bisa tidur kembali" mendengar kata tidur Haruto jadi bersemangat dan langsung menyantap makanan yang ada di hadapannya. Begitupun dengan jungkook.
"Ya ya ya... Masakanmu sangat lezat, aku akui, ini tidak kalah dari restoran bintang lima" ucapan Haruto membuat Dahyun tersenyum bangga,
"Masakan seperti ini kau bilang lezat? Dan menyamakannya dengan restoran bintang lima? Wah ruto-ya kau bisa di tuntut untuk ini"
"Ah Appa benar! Makanan ini bahkan lebih buruk dari restoran bintang satu benarkan?"
"Kau benar Ruto-ya bahkan seperti tidak layak konsumsi"
"Nah Appa sangat benar"
"Anak dan Ayah ini benar benar membuatku ingin membunuhnya sekarang juga, kau harus sabar Dahyun-ah! Sabar, ayah dan anak ini memang gila" Batinnya berteriak
Dahyun merebut piring piring yang penuh makanan tadi dari tangan Haruto dan jungkook.
"Apa yang kau lakukan?!" Marah jungkook
"Kembalikan makananku!" Haruto ikut memberontak dan meraih makannya dan dengan sigap Dahyun menarik kembali piring itu.
"Bukankah makanan ini tidak lebih lezat dan lebih buruk dari restoran bintang satu tuan jeon tuan Haruto, dan satu lagi tidak layak konsumsi! Benar kan?"
Jungkook dan Haruto kembali merebut makanan itu dan berhasil membuat ika tersenyum senang.
"Mau bagaimana lagi, aku belum makan dari kemarin!" Ucap jungkook dan langsung melahap makanannya begitupun anaknya
"Appa tadi malam menghabiskan Kimchi buatan bibi dengan dua mangkuk nasi:v" ucap Haruto polos, terlihat jungkook yang ingin membunuh orang yang ada di hadapannya ini jika dia bukan anaknya. Dahyun hanya terkekeh dengan kelakuan abstrak dua laki laki di hadapannya ini, yang terlihat seperti dua anak kecil ketimbang ayah dan anak.
Tanpa sepatah kata Dahyun pergi kebelakang, dan kembali dengan tangan nya di penuhi alat kebersihan.
Dia akan mengepel lantai yang sangat mengkilap dan licin ini,
"Jika sudah selesai letakan saja piringannya di meja" ucap Dahyun dan pergi melewati dua orang yang sedang berada di meja makan
"Kau pikir aku akan memakan piringannya" ucap Jungkook malas
"Jika Appa ingin debus menggantikan limbat maka silahkan, aku akan mendapatkan asuransi besar dan banyak warisan" jawab Haruto, wah dari mana dia mendapatkan mulut pedas itu mungkin ayahnya haha
Jungkook hanya menelan ludah dengan perkataan anaknya yang skak mat, sedangkan Dahyun ia hanya bisa menahan tawanya.
"Ya ya ya Appa ingin kembali ke kamar" ucap Jungkook mengalihkan pembicaraan dan ingin segera berlari ke kamar karna malu tentunya, hais ini semua karna Haruto pikirannya
"Tidak ada yang melarang" jawab Haruto lagi dengan santainya, menghiraukan telinga ayahnya yang kini memerah menahan malu.
"Maafkan perkataan Appa ku, bibi?" Ucap Haruto sok polos tapi justru membuat Dahyun ingin melemparinya dengan pelan yang sedang ia pegang jika tidak mengingat Haruto adalah anak majikannya.
Setelah mengatakan itu Haruto langsung berlari menaiki tangga, Dahyun mendoakan agar Haruto terjatuh dari tangga dengan langkahnya yang sangat cepat memungkinkan dirinya jatuh terpleset.
Setelah sampai di atas Haruto berbalik
"Apa kau sedang menyumpah serapahiku bibi?" Lanjutnya dan terkekeh. Lalu pergi namun berbalik lagi
"Maksudku nenek mungkin" lanjutnya
"Yak!!" Dahyun baru saja ingin melemparkan pelannya jika saja ia tidak ingin di pecat di hari pertama ia bekerja, bahkan tanpa pesangon itu sangat tidak elit tentunya.
"Kau harus kuat Dahyun-ah! Memang mengurus orang agak gila memang menguras tenaga" ucapnya agak dikencangkan, memang bermaksud menyindir kedua orang yang membuatnya kesal itu.
Dahyun menghela nafasnya dan kembali mengepel lantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/240960007-288-k211475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak CEO
Short StoryMenjadi seorang Ayah muda bukanlah sesuatu yang mudah bagi seorang Jeon Jungkook yang sangat sempurna di mata orang lain. Memiliki Seorang Anak laki laki yang usianya hanya berbeda 18 tahun Denganya, dan belum ada yang mengetahui kapan Seorang Jeon...