14

216 7 1
                                    

Arief POV

Aku sudah sampai di kantin untuk mencari minuman. Setelah aku mengambil minuman dan ke kasir kantinnya, aku teringat kalau nanti ada Elisa. Akhirnya, aku mengambil 1 lagi minuman untuknya. Setelah membayar, aku langsung berjalan ke perpustakaan. Sesampainya aku di perpustakaan, aku langsung mencari tempat duduknya Elisa. Setelah ketemu, aku langsung memberikan minuman.

"Nih, minuman buat lo. Baik kan gue" kataku sambil menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Elisa

"Gak usah sok peduli deh. Mau nyogok biar gue gak marah sama elo kan. Dah tahu modus cowok gitu, tapi sayangnya gue gak peduli" kata Elisa kembali fokus mengerjakan tugas

"Astaga, terima aja. Gue gak modus, cuman masak gue minum elo enggak kan dilihat gak enak gitu" kataku sambil meletakkan minuman itu didepannya

"Iya-iya, makasih minumannya" kata Elisa sambil mengambil minuman itu dan meneguknya

"Gue baik kan beliin elo minuman" kataku membuatnya tersedak

"Minumnya pelan-pelan dong, gak usah tegang" kataku lagi

"Gimana gue gak tersedak coba, kan elo gak baik masih bilang baik lagi" kata Elisa sambil minum lagi

"Gak usah ngomongin kebaikan gue, mending sekarang kita ngerjain tugasnya" kata ku sambil membuka laptopku

Aku mengerjakan bagian dari tugasku sambil sesekali aku minum dan main ponsel. Hari sudah sore dan Elisa mengakhiri kerja kelompok.

"Pulang, yuk, nanti gue dicariin orang rumah" kata Elisa sambil membereskan meja

"Kayak anak kecil aja dicariin orang rumah" kataku sambil tertawa

"Gue gak sebebas elo, ya. Jadi jangan samain gue sama elo" kata Elisa sambil pergi dari perpustakaan

"Eh tungguin gue dong, malah ditinggal sih" kataku sambil mengejar Elisa yang sudah keluar dari perpustakaan

"Elo bikin emosi sih. Bisa gak sih gak usah ngejugde orang kalau elo cuman tahu dari luarnya aja"kata Elisa sambil terus berjalan

"Yaudah maaf, jangan ngambekan gitu dong" kataku menyusul Elisa

"Terserah elo, gue gak peduli" kata Elisa sambil terus berjalan lagi dan aku sudah tidak mengejarnya lagi.

Aku menuju ke parkiran dan langsung pulang kerumah. Waktu keluar dari parkiran kampus, aku melihat Elisa juga baru keluar dengan motornya dan aku coba iseng-iseng untuk mengikuti dia dari belakang. Lama juga aku mengikuti dia sampai akhirnya dia masuk ke kawasan komplek yang elit. Gimana aku bisa tahu karena aku sering banget diajak Papa buat ketemu koleganya di kawasan itu.

Waktu aku mau masuk, aku dihadang didepan pos keamanan komplek karena aku orang asing yang gak pernah kelur masuk komplek itu. aku disuruh menunjukkan identitas dan keperluan memasuki komplek itu. Karena aku kenal salah satu anak temen Papa ku yang tinggal dikomplek itu makanya aku bilang bahwa ingin menemui anak itu. walaupun umurnya jauh lebih tua dia tapi dulu aku sudah akrab dengannya.

Setelah aku diizinkan masuk, aku kembali mengikuti Elisa dari belakang, dan gak lama, dia berhenti disebuah rumah yang rumah itu adalah rumah temen Papa ku. Aku terheran karena dia langsung masuk saja kerumah itu dan tidak seperti bertamu. Karena aku penasaran, aku nunggu lama didepan rumah itu.

Selang beberapa jam aku menunggu, Elisa tidak keluar-keluar dari rumah itu. karena sudah mulai malam, aku memutuskan untuk pulang. Tapi waktu aku mau melajukan mobilku, aku kaget karena didepan mobilku ada Bang Andi, anak temen Papa. Lalu dia berjalan kesamping menuju jendela mobilku dan mengetuknya.

Cold ( sad ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang