15

176 9 0
                                    

Elisa POV

Aku menuju parkiran dengan muka kesal. Waktu itu  sudah sore jadi parkiran ramai karena banyak mahasiswa yang kuliah sore dan malam baru datang.  Aku yang tidak ambil pusing sama mhasiswa yang lain. Sebelum aku sampai di tempat sepeda motorku terparkir aku dihadang oleh Tasya dan gengnya.

“ Masih berani elo deketin si Arief” kata Tasya sambil mendorong bahuku

“ Gue gak bermaksud deketin dia, tapi karena emang kita 1 kelompok makanya gue sama dia tadi ngerjain tugas bersama gak lebih. Gue juga gak suka sama dia, jadi elo tenang aja” kataku sambil kembali berjalan

“ Elo bisa pindah kelompok kan. Gue gak mau lihat lagi elo sama dia bersama. Kalau sampai gue atau temen-temen gue lihat, elo bakal habis, ngerti! “ Tegas Tasya sambil menarik tanganku untuk bisa menghadapan denganku

Aku hanya bisa diam saat Tasya dan gengnya pergi. Bukannya aku gak berani sama dia, Cuma aku gak mau membuat masalah di kampus ini dan kalau sampai itu terjadi Papa bisa mindahin aku lagi  ke Paris.

Aku berjalan lagi menuju sepeda motorku dan langsung menyalakannya melaju meninggalkan parkiran kampus untuk pulang. Aku sudah keluar dari gerbang kampus dan sudah masuk jalan raya. Karena ini sore hari jadi jalanan padat merayap. Aku beberapa kali melihat spion karena merasa ada yang ngikutin. Dan dibelakang aku ada mobil seseorang tapi aku gak kenal dan itu jalannya lambat seperti sengaja tidak mendahuluiku. Aku berfikir positif mungkin dia memang berjalan lambat karena memang ada alasan yang lain bukan mengikuti aku.
Setelah lama perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah.

Waktu aku lihat mobil itu udah gak ada dibelakang berarti memang enggak ngikutin aku. Begitu aku memarkirkan sepeda motorku di garasi, aku langsung masuk ke dalam rumah. Sampa dikamar dan mau pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Aku mendengar ada mobil yang berhenti didepan rumahku. Karena aku pikir itu kakakku maka aku lihat dari balkon kamar dan saat aku melihatnya, aku kaget karena mobil yang ada dibelakang ku tadi berhenti tepat didepan mobilku. Pikiranku jadi aneh-aneh. Tapi karena aku orangnya cuek, aku masuk lagi dan langsung kekamar mandi.

Saat didalam aku mendengar suara mobil lagi tapi aku lebih berfikir ke kakakku yang baru pulang. Aku keluar dari kamar mandi dan menuju balkon. Aku liht didepan rumahku masih ada mobil itu dan didepannya ada mobil kakakku. Karena aku penasaran mau bertanya kepada kakakku, aku langsung menuju ke kamar kakakku. Karena kebiasaanku tidak pernah mengetuk jika akan masuk, aku langsung membuka pintu kamar kakakku dan kaget karena melhat si Arief ada di kamar kakakku.

“Bisa gak kalau mau masuk ketuk dulu. Bikin gue kaget aja” kata Arief kepadaku yang kemudian masuk ke kamar

“Ngapain lu dikamar ini? Mau maling ya lu?” tanyaku membuatnya terintimidasi

“Enak aja. Elu yang ngapain dikamar ini coba. Lu kan anak pembantu ngapain masuk ke kamar majikan segala” kata Arief

“ Gak sopan banget sih lu” kataku sambil melempar bantal yang aku ambil dari tempat tidur dan dilempar ke Arief

“ Kalian pada ngapain sih ribut-ribut dikamar gue?” tanya Bang Andi yang tiba-tiba masuk

“ Dia nih, kak, main masuk ke kamar kakak mau maling tuh orang” kataku kepada Bang Andi membuat Arief kaget

“ Hah? Kakak? Jadi elu adiknya Bang Andi? “ Tanya Arief yang masih terkejut

“ Emang kenapa kalau gue adiknya? Lu mau ngata-ngatain gue lagi? Maki-makiku kepada Arief

“ Hey hey kenapa kalian pada ribut sih. Gue jelasin dulu, Rief. Jadi dia adalah adik kandungku. Ya kan dulu emang waktu elu main kesini dia gak ada karena dia sekolah di Paris. Tapi kenapa kalian bisa kenal terus sampai pada ribut gini?” tanya Bang Andi kepada Arief

“ Dia tuh temen sekelas gue, Bang, dikampus” jawab Arief sambil menatapku yang sudah emosi

“Lah kok temen kelas kampus kok bisa ribut kayak tadi?” tanya Bang Andi lagi

“ Gue gak akur sama dia, kak, males aja akur sama cowok kayak gitu” jawabku sambil menjulurkan lidahnya ke Arief

“ Udah-udah jangan pada berantem. Jadi gak kita main PS nya?” Tanya Bang Andi kepada Arief

“Jadilah, Bang, nih gue udah masuk duluan” jawab Arief lalu duduk di depan TV

“ Kamu kalau mau nonton aja. Jangan ganggu Abang main PS” kata Bang Andi kepadaku dan membuatku merajuk

Aku langsung keluar dari kamar Bang Andi. Tadinya aku mau menceritakan aku yang dibully sama si Tasya itu tapi karena si Arief itu yang bikin aku malas buat nyeritain nya. Aku menuju ke kamarku dan dan mengerjakan tugas kuliah.

Arief POV

Pukul 7 malam, aku masih ada dikamar Bang Andi. Bang Andi sudah berulang kali kalah tetapi masih ingin bermain lagi.

“ udah malam, Bang. Aku mau pamit pulang. Nanti bibi nyariin aku lagi. Tadi juga aku belum bilang” kataku kepada Bang Andi

“ Yaudah. Ini juga udah malam besok elo kuliah kan? “ kata Bang Andi sambil mematikan PS nya

“ Iya, Bang, masuk pagi lagi” kataku lagi sambil mengambil tas dan berdiri

“ Aku anterin sampai depan gerbang ya” kata Bang Andi sambil berjalan keluar kamar dan diikuti aku

Sampai dilantai 1, aku dan Bang Andi bertemu dengan Mama nya Bang Andi.

“Eh, siapa ini, Ndi? Tanya Tante Shirren , Mamanya Bang Andi

“ Ini loh, Ma, dia Arief, yang dulu sering main kesini sama kakaknya” jawab Bang Andi berhenti berjalan

” Oh Arief yang dulu kalau main ke sini pakai topi itu kan ?” kata Tante Shirren kepadaku

“ Iya, Tante” jawabku sambil tersenyum

“ Yaampun, sekarang sudah besar ya. Dulu masih kecil dan nakal banget” kata Tante Shirren sambil menghampiri aku

“ Hehe, iya, Tante. Apa kabar, Tante?” kataku sambil mencium tangan Tnante Shirren

“ Baik, kamu apa kabarnya? Papa sama Mama kamu kabarnya gimana? Tanya Tante Shirren kepadaku sambil menyuruhku untuk duduk diruang tamu.

“ Aku baik kok, Tante. Papa sama Mama juga baik kok, tapi mereka sedang di Paris” jawabku

“ Owh, tadi habis dari mana?” tanya Tante Shirren kepadaku dan Bang Andi

“ Tadi habis PS di kamarku, Ma, dia mau pamit pulang katanya” jawab Bang Andi

“ kok buru-buru sih. Tante tadi baru selesai membuat makan malam, makan malam bersama kita aja yuk, sekalian ketemu sama Om, tadi kan belum sempet menyapa kan” kata Tante Shirren menawari ku

“ Enggak usah, Tante, nanti ngrepotin lagi, Bibi dirumah tadi juga udah masak buat makan malam. Sayang kalau gak dimakan” kataku sambil berdiri

“Owh yaudah kalau gitu. Kapan-kapan main kesini lagi dan kita bisa makan malam bersama” kata Tante Shirren sambil mengusap bahu ku

“ Iya, Tante. Nanti aku usahain main kesini lagi. Aku pamit ya, Tante, dan salam juga buat Om” kataku sambil mencium tangan Tante Shirren

“ Iya, kamu hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut” nasehat Tante Shirren kepadaku sambil mengantarkanku kedepan rumah bersama Bang Andi

“ Pulang dulu, Tante” kataku sambil masuk ke mobil dan meninggalkan rumah itu untuk pulang.


Yeyyy update lagi. Setelah hampir 1 bulan gak update karena masih banyak kerjaan yang perlu diberesin . Terimakasih banyak yang sudah setia menunggu cerita ini.

Enjoyy

Cold ( sad ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang