If you do not like the murder scene. It is recommended to immediately shut down the story and threw it as far as you can do.
If you hate the confusion, it is recommended immediately to close this story.
Many stunts.
If you read this story, please accept the risk.
Happy reading for those who dared to this story.
"Lebih baik sendiri, daripada memiliki seseorang yang akhirnya akan menusuk kita dibelakang" itulah motto agar aku bisa hidup hingga sekarang.
Ya. Banyak yang bilang hidupku membosankan, tapi kalau menurutku, merekalah yang membosankan. Hidup ku hitam putih. Seperti warna favoritku.
Terkadang, seseorang harus membunuh kawannya sendiri untuk mencapai tujuan. Hanya orang munafik yang tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang, bahkan kasih sayang dari orang tua ku pun aku tidak pernah merasakannya.
Ya. Orang tuaku sudah mati. Aku juga tidak perduli dengan mereka. Untuk apa aku perduli dengan orang lain kalau perduli dengan diriku saja bahkan aku tidak bisa.
...
Lonceng sekolah sudah berbunyi, menandakan jam pertama segera dimulai. Aku langsung saja memasuki ruang kelasku yaitu di 2-1. Jujur saja, sekolah itu membosankan. Kalau kita sudah pintar, untuk apa kita bersekolah? Biarkan saja orang - orang yang bodoh yang harus bersekolah, karena orang bodoh sama halnya seperti sampah, tidak ada gunanya sama sekali! Jangan bertanya aku pintar atau tidak, tentu saja aku pintar! Sudah berkali - kali aku memenangkan kontes Matematika bahkan sampai tingkat Internasional.
Bapak guru dengan badan bola yang sebenarnya tidak pantas hidup pun masuk ke kelas ku. Pelajaran bapaknya ini hanya seperti dongeng sebelum kematian, benar - benar sangat membosankan.
"Anak - anak, hari ini kelas kalian akan mendapatkan pelajar baru disini. Hei kamu, silahkan memperkenal kan dirimu." Ujar Bapak itu.
"Perkenalkan, nama saya Febyananti Putri Alamsyah. Semoga kita bisa menjadi teman sekelas dengan baik kedepannya."
Tunggu! Aku ingat orang ini! Aku ingat sekali dengan orang ini, orang ini tidak mungkin kan bersekolah disini? Saat aku menatap dia dengan tajam, dia membalas tatapan ku dengan perasaan kaget. Shock. Mungking dia sangat ketakutan sekelas dengan ku. Karena dia pernah...
"Dia adalah murid pindahan dari Singapore, tetapi dia tetap warga Negara ini. Feby, silahkan duduk dibangku kosong disebelah sana."
"B-Bapak ser..."
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Murder la 1: Terror in Mathematics [completed]
HorrorPernah melihat pembunuhan? Pasti pernah! Bayangkan jika itu terjadi disekolah anda! Bayangkan jika anda yang membunuhnya! Bayangkan jika anda mampu mengungkap kode rahasia di setiap pembunuhan menggunakan hal yang dibenci oleh para pelajar! MATEM...