First tragedy, before...

4.1K 266 12
                                    

“Apakah saudari Feby mengetahui siapa yang membunuh siswa itu?” Tanya salah satu polisi kepadaku.

“Tentu saja saya tidak tau!”

“Apakah anda bisa jelaskan sesuatu sesaat sebelum anda pingsan?”

“Baik, jadi saat saya di toilet setelah do’a bersama dilapangan, saya mendengar seperti orang minta tolong. Saya pikir, itu hanya ilusi saya karena saya masih sangat shock dengan kejadian pagi hari itu. Lalu saya memberanikan diri saya untuk mengintip, saat saya melihatnya sedikit, tiba – tiba pandangan saya menjadi gelap.”

“Apakah anda mendengar seperti suara jalan seseorang?”

“Ya saya mendengarnya, saya mendengar seperti orang yang sedang berlari dari toilet.”


          Akhirnya, introgasi yang sangat bikin jantung berdebar selesai juga. Kenapa harus aku yang menjadi saksi itu? Apakah tidak ada orang lain yang melihatnya? Bukankah Theo juga melihatnya ketika Ia menolong ku?

          Saat aku memasuki kelas, aku bisa merasakan kesedihan di kelas ini. Aku juga belum tau siapa yang terbunuh tadi. Saat aku merebahkan badanku di kursi aku bisa melihat Theo masuk ke kelas ku dan menghampiri ku.

“Gimana tadi?”

“Mendebarkan. Pasti. Kok kamu gak jadi saksi?”

“Karena aku bilang hanya menolongmu, aku tidak berkata ke petugas polisi kalau aku melihat jasadnya. Walaupun sebenarnya aku melihatnya. Kamu sudah tau keanehan pembunuhan ini gak?”

“Maksudnya?”

          Saat Theo menjelaskan, aku baru menyadari. Ada pesan, seperti pesan matematika yang ingin disampaikan oleh si pembunuh. Ada motif tersendiri yang menurutku sudah direncanakan dengan otak yang sangat pandai.

“Tapi aku gak percaya ah dengan hal seperti itu.”

“Coba kamu tulis jam pembunuhan dalam matematika. Akan menjadi seperti ini: {(7 – 15) + (7 + 15)} = 14 Jika kamu memerhatikan baik-baik, jarak antara kedua lokasi pembunuhan adalah 14 meter.”

“Mungkin itu hanya kebetulan?”

“Tidak mungkin. Ada yang lebih menguatkan teori ini. (7 – 15) = -8 Apakah kamu tau nama korban yang pertama?”

“Tidak, aku tidak mengetahuinya.”

“Nama depannya adalah huruf ke 8, Hari Kusuma. Sedangkan korban yang kedua yaitu: (7 + 15) = 22 Namanya adalah huruf ke 22, Vinola Putra. Sudah jelaskan?”

“Kalau memang benar seperti itu, bukankah itu sama saja bahwa pembunuhnya adalah pelajar disekolah ini?”

          Setelah aku bertanya, Theo menjelaskan tentang kejadian 14 tahun yang lalu, sesuai dengan teori matematikanya. 14 tahun yang lalu, ada pembunuhan seperti ini juga, hanya saja sedikit berbeda.

         

          Pembunuhan 14 tahun lalu menggunakan bab matematika yang sangat terkenal. Yaitu aljabr. Pembunuh 14 tahun yang lalu mengungkap konsep aljabr-nya, yaitu {a^2 + b^2} = 6ab.

Setelah ditelusuri dari hasil 6ab, terdapat 6 korban dikelas 2-A, dan 6 korban di 2-B. Tetapi, penyelidik tidak dapat mengartikan arti dari {a^2 + b^2} tersebut.

“Dan kau tau apalagi yang menguatkan teori ini?” Tanya Theo dengan serius.

“Apa?”

“Aku sengaja mendengar, bahwa ditubuh korban terdapat angka 15.7 - 7.15 – 14”

“Sepertinya aku mulai percaya dengan teori ini. Besok bagaimana kalau kita bertemu di Café saat pulang sekolah?”

          Theo pun setuju dengan usulku, dan Ia pergi menuju kelasnya karena bel sudah berbunyi. Kali ini pelajaran matematika, aku bisa melihat kalau orang itu sudah duduk. Yang aku ketahui dia sangat pintar. Tapi ada hal aneh yang aku curigai, kenapa ada noda merah di lengan kirinya?

“Perhatian, kali ini kita akan membahas beberapa soal matematika.”

          Untung saja hari ini Pak Nomi hanya membahas beberapa soal matematika, dan tidak belajar.

“Tolong, yang bisa menjawab soal ini diharapkan maju ke papan tulis.”


          Aku bisa melihat soalnya. Dan aku sedikit kaget dengan soal yang ditulis Pak Nomi. 

{a^2 + b^2} = 6ab, so  a + b / a - b = ?

Orang kedua yang aku perhatikan juga ternyata bisa menjawab soal itu dengan mudah...

{a^2 + b^2} = 6ab, so  a + b / a - b = ?

{a^2 + b^2} + {a + b}^2 = 6ab + 2ab

                                = 8ab

{a^2 + b^2} + {a -b}^2 = 6ab - 2ab

                              = 4ab

{a + b}^2                          = 2{a - b} 

a + b / a - b           = akar dari 2

Keren. Dia bisa menjawab soal itu setelah Pak Nomi bilang kalau jawabannya itu benar.

         tbc... 

Murder la 1: Terror in Mathematics [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang