Tak berselang lama, Meta sudah muncul di hadapan Rico. Gadis berperawakan semampai itu berjalan melenggang ke arah Rico.
Seperti biasa, Meta selalu terlihat cantik, berpakaian modis dengan brand merk ternama. Sepatu dan tas yang juga tampak serasi, keluaran model terbaru dari sebuah brand ternama.
Wajahnya dipoles make-up flawless yang semakin menonjolkan kecantikannya. Rambutnya yang panjang dan lurus, khas rambut hasil pelurusan salon, berwarna coklat kemerahan, tergerai dan melambai seiring langkah Meta nan gemulai.
Bau parfum dengan wangi yang lembut segera tercium, walaupun gadis itu masih berjarak beberapa meter dari tempat Rico duduk. Beberapa pasang mata para cowok yang sedang duduk di food center, memperhatikan kehadiran Meta yang melangkah gemulai ke arah Rico. Meta tersenyum ke arah Rico yang sedang duduk sendirian.
“Hai Ric.” Meta mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Rico sambil tersenyum manis.
“Hai. Ada apa sebenarnya?” Rico menjabat tangan Meta untuk sekian detik.
“Ok. Aku duduk dulu ya, Ric. Oh ya, kamu kok belum pesen sesuatu? Biar aku pesenin dulu, ya. Biar lebih enak ngobrolnya, kalau sambil makan.” Belum sempat Rico menjawab, Meta sudah berdiri dan melangkah untuk memesan makanan.
Rico cuma bisa menghela napas panjang. “Hah …, gimana sih, ini. Bisa kacau nih, rencanaku dengan Karin. Haduuhh …!” Rico menggerutu dalam hati.
Tak berapa lama, Meta sudah kembali duduk. Kali ini, bukan berada berhadapan dengan Rico, tetapi Meta lebih memilih duduk di kursi, di samping Rico. Rico hanya terdiam dengan wajah gusar.
“Ehmm… gini, Ric. Om aku, kebetulan istrinya mau buka butik. Terus, dia butuh orang yang bisa membuatkan desain interior. Nah … kebetulan, aku langsung ingat sama kamu. Lalu, aku tunjukkan desain kamarku, dan aku bilang, kalau itu adalah hasil desain kamu.” Meta menjeda sejenak.
“Dan ternyata, mereka tertarik, dan memintaku untuk menghubungi kamu,” lanjutnya.
“Ok. Terus, kapan mereka punya waktu?”
“Hari minggu ini gimana?”
“Ok. Hari minggu aku bisa. Nanti hubungi aku lagi, dimana kita bisa ketemuan.”
“Ok. Nanti hari minggu aku hubungi lagi. Yuk, kita makan dulu. Itu makanannya udah datang,” ujar Meta, sambil menunjuk senampan makanan yang baru saja diantar oleh pramusaji.
Ada semangkuk mi ayam dan es jeruk manis untuk Rico. Tak ketinggalan, sepiring gado-gado dan es jeruk manis untuk Meta.
“Tuh kan …, aku masih ingat makanan kesukaan kamu kan, Ric.” Meta tersenyum, sembari mengusap tangan Rico yang berada di atas meja dengan lembut.
Rico hanya terdiam, lalu segera menarik tangannya dari atas meja. Dan tanpa disadarinya, Karin telah berdiri di kejauhan. Mematung untuk beberapa menit, sambil mengamati Rico dan Meta dengan perasaan yang dipenuhi kekecewaan.
*****
Karin sudah berada di KOPMA, ketika Rico meneleponnya lewat panggilan WhatsApp. Kali ini, Karin tidak ingin menjawab panggilan dari Rico.
Hatinya sakit, dengan apa yang baru saja dilihatnya. Rico mengajaknya untuk bertemu, tapi kenyataannya, Rico sudah bersama gadis lain saat Karin tiba di food center.
Apa memang, Rico sengaja ingin menyakiti hati Karin dan membalas apa yang dilakukan Karin, saat Rico datang ke kosan dan mendapati Karin yang sedang bersama Satria?
Karena tidak menjawab panggilan WhatsApp-nya, Rico akhirnya mengirimkan pesan pada Karin.
‘Karin.’
‘Aku sudah menunggu dari tadi.’
‘Kamu ke sini jam berapa?’Karin membaca pesan dari Rico. Dia tidak membalasnya dengan sepatah kata pun. Tetapi, gadis itu mengirimkan sebuah foto pada Rico. Foto yang di dalamnya, tergambar Rico yang sedang mengobrol bersama dengan Meta.
Setelah itu, dengan perasaan kesal, Karin memblokir nomor WhatsApp Rico di handphone-nya.
*****
Yah ... sepertinya makin rumit saja, masalah diantara Karin dan Rico.
Ikuti terus ceritanya.
Yang sudah penasaran dengan endingnya, bisa langsung pesan buku novelnya lewat penulis.Masih ada totebag cantik, lho!
KAMU SEDANG MEMBACA
First Kiss (Sudah Terbit)
RomanceFollow dulu yuk, sebelum baca Follow juga IG@dwi_kurnia.wanti Selalu ada update info tentang novel First Kiss lho! Sudah terbit versi cetaknya Bisa dipesan melalui author *Free totebag cantik Nggak rugi deh, baca ceritanya! Karena novel ini pernah m...