tiga.

5 4 0
                                    

Pukul 05.00 wib

Aku terbangun dengan mata yang masih enggan untuk membuka lalu aku duduk di samping tempat tidurku untuk menetralkan tubuhku. Setelah aku nyawaku sudah kumpul aku langsung menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Setelah wudhu aku langsung mengambil mukenah dan sejadahku lalu ku gelar diatas lantai yang sudah bersih, setelah itu aku melaksanakan sholat subuh sendiri.

Setelah sholat subuh kebiasaanku adalah tidur padahal mamahku bilang katanya kalo tidur sehabis sholat subuh rejekinya akan jauh, tapi aku malah tidur... dasar aku ini.

Sinar matahari pagi mengusik tidurku yang nyaman ini sampai aku terbangun.

Zahra : "umm, masih ngantuk juga" ucap zahra bermonolog

Setelah tidurnya terganggu akhirnya zahra memutuskan untuk mandi setelah itu menuju meja makan untuk sarapan sekaligus menyapa keluarganya..

Zahra : "selamat pagi klean"

All : "pagii jugaa"

Papah : "he dek udah bangun kamu, ayo duduk ada yang mau papah bicarain"

Zahra : "iya pah"

Zahra pun duduk di samping abangnya dan mulai mengambil nasi dan lauk pauknya lalu ia makan secara tenang.

Papah : "dek"

Zahra : "iya pah ada apa"

Papah : "mumpung kamu ada disini papah ingin berbicara"

Zahra : "bicara apa pah kayanya serius bgt"

Papah : "ini memang srius dek"

Zahra semakin tidak mengerti dengan ucapan papahnya yang membuat dia semakin penasaran.

Papah : "dek, kamu kan sudah besar sudah saatnya kamu mencari pasangan yang bisa menuntun kamu ke jalan yang benar"

Zahra seketika terdiam, dia kaget dengan ucapan papahnya.

Zahra : "hum, iya pah terus?"

Papah : "papah berniat ingin menjodohkan kamu dengan anaknya temen papah"

Seketika zahra tersentak kaget, untuk saat ini memang ini urusan zahra untuk mencari pasangan yang tepat untuk membimbingnya tapi saat ini zahra belum menemukan sosok yang menurut zahra itu baik.

Zahra : "apa pah, papah mau jodohin aku?"

Papah : "iya nak, papah ga maksa kamu untuk menerima perjodohan dari papah, papah cuman mau kamu itu mendapat pendamping yang nantinya bisa menjadikan kamu lebih baik lagi".

Zahra : "bukan zahra gamau pah, apa ini ga terlalu cepat sedangkan zahra baru saja masuk kuliah"

Papah : "menurut papah tidak nak, lebih cepat lebih baik agar kamu bisa menjadi lebih dewasa lagi, tetapi jika kamu belum siap untuk menikah muda kamu bisa menjalankan ta'ruf terlebih dahulu agar kamu bisa mengenal dia lebih jauh lagi"

Zahra : "baik pah nanti zahra pikir pikir lagi ya"

Papah : "baik nak, nanti papah akan minta jawaban dari kamu yak"

Mamah : "udah udah bahas itunya nanti saja sekarang makan dulu"

Adit : "bnr tuh mending makan"

Seketika semuanya tertawa sederhana mendengar perkataan putra sulungnya yang sudah kelaparan.

Setelah mereka selesai sarapan, zahra kembali ke kamarnya ia masih memikirkan apa yang papahnya sampaikan sungguh ini membuatnya bimbang. Setelah melamun cukup lama zahra beralih melihat jam yang ada di dindingnya ia kaget karna sudah menunjukkan pukul 09.00 ia langsung bersiap siap memakai gamis dan khimar yang senada dengan warna gamisnya tak lupa juga ia memoleskan sedikit bedak agar mukanya tidak pucat.

*skip perjalanan.

Sesampainya di kampus zahra disambut meriah oleh dua sahabatnya yang heboh terlebih lagi lina yang sangat cerewet parah, tapi disaat itu zahra sedang tidak menanggapinya karna ia masih kepikiran dengan omongan papahnya.

Alin : "assalamualaikum, ukhti zahra"

Salam yang di ucapkan oleh alin pun tidak ia dengar saking kepikirannya oleh omongan papahnya.

alin menggoyangkan tangannya di depan wajah zahra, seketika zahra kaget.

Zahra : "astaghfirullah, lin ucap salam dulu kek"

Alin : "apa kamu bilang, tadi aku udah ngucap salam tapi kamu malah bengong kamu mikirin apa sih"

Zahra : "eh emang iya yaa, maaf aku lupa wa'alaikumussalam hum gapapa ko"

Alin : "certa sini sama kita jangan sungkan kita kan sahabat kamu kalo kamu ada masalah cerita aja, ya gak ran"

Rani : "iya tuh bener kata alin kita kan sahabatan jadi kalo ada masalah cerotaim aja ke kita insyaallah kita bakal bantuin ko"

Zahra : "hum, gimana yaa lin ran aku lagi bingung banget nih"

Alin : "bingung kenapa zah?"

Rani : "iya kamu bingung kenapa zah"

Zahra : "aku bingung nih papah aku mau jodohin aku sama anak temennya, gimana dong"

Alin : "hah, serius kamu?"

Zahra : "iya aku serius."

Rani : "trus gimana kamu terima perjodohan itu zah?"

Zahra : "buat sekarang sih kata papahku kalo misalkan belum bisa nerima perjodohan itu aku disuru untuk menjalankan ta'aruf terlebih dahulu agar aku dan dia bisa lebih dalam untuk saling mengenal"

Alin : "menurut aku zah, mending kamu jalanin ta'aruf itu dulu aja lagipula kan kamu gatau calon suami kamu nanti siapa"

Rani : "iya bener tuh kata alin"

Zahra : "tapi aku masih ragu ran, lin"

Alin : "ngapain kamu ragu, itu tandanya jodoh kamu tuh lagi dalam perjalanan heheh"

Zahra mengerutkan bibirnya atas ucapan yang terlontar dari mulut para sahabatnya itu.

ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang