#1__Mengejar Cinta Buta

6.4K 216 5
                                    

Aku melamun menatap lurus ke arah laki-laki yang tengah mempresentasikan rapat kerja mingguan divisi marketing dan pemasaran. Masih muda tampan dan menarik hati siapapun yang melihatnya, walau reputasinya sebagai playboy menempel padanya namun tak menyurutkan wanit-wanita itu mendekatinya. Apalagi dengan jabatannya sebagai Manager Marketing Dan Pemasaran, sebuah jabatan prestise diusianya yang bahkan belum genap 30 tahun. Baru 28 tahun bulan kemarin, saat kami satu divisi merayakannya di salah satu resto saung terkenal dikota ini.

“Ok, ada yang ditanyakan?” ia menatapku lekat dan tersenyum mengejek.

Aku ketahuan melamun ditengah presentasinya, alamat bakal dapat kicauannya nanti. Aku mengerjapkan mata dan merapikan berkasku kemudian pura-pura memperhatikan beberapa rekanku yang bertanya maupun memberikan idenya.

“oh Pak Doni, bagaimana jika untuk pemasarannya kita pakai sistem penjualan yang sudah sangat umum, bagus untuk mendongkrak nilai jual maupun kuantitasnya. Kita pakai beli 2 gratis satu, atau beli 3 gratis satu. Kebanyakan produk sekarang memakainya serta pasar akan cepat meresponnya.” Ujar Mbak Risna, pacar Mas Doni, manager gantengku itu. Memang belum lama mereka pacaran, namun aku lihat mas Doni serius kali ini.

“ehhmmm, bagus juga usulanmu Ris, oh ya, Lian bagaimana menurutmu?” tanyanya sambil menaikkan alisnya gemas kearahku.

Sialan benar pembalasannya karena aku melamun ditengah presentasinya, mau mempermalukanku rupanya. Hemm, oke aku bukan perempuan lemah yang mudah dijatuhkan. Liat saja siapa yang akan menang kali ini. Pacar genitmu itu atau aku?

“Ehhmmm ....., sebenarnya saya juga ga punya banyak ide. Namun gimana kalau kita jual sistem paket saja, untuk memastikan tidak ada retur barang dari distributor maupun agen. Sehingga produksinya bisa dimaksimalkan, hemat transport, maupun waktu.” Ujarku dengan gemetar menyelesaikan uraian singkat ideku.

Ya gimana ga gemetar seluruh teman-temanku menatapku, seakan menungguku salah berkata. Tapi syukurlah aku selamat sentosa.

“boleh juga. Bagus kita dapat 3 ide bagus. Pertama dari Gani, yang kedua Risna, dan ketiga Lian. Tolong presentasikan ide kalian besok siap didepan jajaran direksi. Materi, analisa, maupun ekspektasinya dan ilustrasinya silakan disesuaikan dan dilengkapi. Saya tunggu sore ini sebagai cek final sebelum dipresentasikan!”

Ia menutup mapnya dan duduk,  kemudan meraih gelas air minum nya dan meneguk perlahan.

“sekian meeting kita hari ini, setelah makan siang saya harap sudah langsung dikerjakan.”

“baik pak!” serempak kami menjawab, kemudian semua bergegas meninggalkan ruangan.

Namun baru saja aku ingin melangkahkan kakiku keluar dari tempat dudukku, mas Doni menahanku. “Lian kamu tetap disitu, ada yang harus dijelaskan lagi.”

Aku tahu, ia bukan minta penjelasan tentang ideku tapi tentang sikapku saat ia tengah menyampaikan presentasinya.

Kulihat Mbak Risna melirik tak suka, wajarlah mana mau punya pacar yang lebih perhatian ke perempuan lain sementara sikapnya ga ada mesra-mesranya.

Setelah semua keluar dan pintu ditutup kembali, Mas Doni mendekatiku dan memasang wajah dinginnya. Ia duduk disampingku dan menatapku tajam.

Nih orang dari jaman dulu selalu seperti ini, bisa ga dia sedetik saja membiarkanku bebas dan lepas dari sikap keibuannya.

Hahah keibuan dari hongkong sih, adanya sikap muaknya setiap kali aku mendekatinya. Seakan aku ini penyakit menular.

“sudah kubilang jangan melamun Yan, oke kamu memang paling berprestasi dan menonjol dikantor ini, tapi jangan mempermalukan dirimu sendiri seperti tadi. Kalau mau melamun jorok tentang aku jangan diwaktu kerja!” ujarnya sinis menatapku kesal.

Aku Gila Karena MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang