Chapter 2

797 97 41
                                    

Hanya cerita hayalan dari seorang mahasiswa yang dipepet tugas :v

ini hanya cerita fiksi karya saya yang juga mendapat inspirasi dari ff karya author lain dan berbagai cerita di anime >_<

Tidak usah menghujat ! tidak suka? tinggal skip ! gampang kan? gak usah dibawa ribet, tiap orang punya imajinasi masing-masing

Bagi yang suka jangan lupa vote dan komen ya, biar author tetap semangat menulis *chuuu















otou-san, kaa-san, nii-san, hanabi. Kenapa kalian tak mengajak ku? Dan meninggalkan aku seorang diri menghadapi dunia yang kejam ini tanpa kalian

Masih sambil menunduk menatap tanah dan masih di bawah guyuran hujan yang deras, ia bergumam

apa aku menyusul kalian saja?
















Lihatlah betapa putus asanya gadis itu ditinggal oleh orang-orang yang ia sayang untuk selamanya. Semenjak pembantaian yang dilakukan orang tak dikenal, yang membunuh seluruh keluarga hyuga termasuk pembantu, penjaga semua yang berhubungan dengan keluarga hyuga.

Beruntung saat itu Hinata tidak ada di rumah karena ia terpaksa pergi ke luar kota untuk acara organisasi yang ia ikuti di sekolahnya.

Setelah keluarga yang meninggalkan nya, dan sekarang harta perusahaan semua aset hyuga diambil alih oleh pamannya dengan tidak tahu malu, dan mengusir Hinata yang sudah tak memiliki apapun lagi.

Sebenarnya Hinata bisa saja menuntut dan mengambil kembali hak nya. Tetapi ia tidak ingin melawan atau lebih tepatnya tak ingin berurusan dengan orang seperti pamannya itu. Ia tak akan menang, dan pamannya akan melakukan segala cara untuk menuntut balik dan masalah akan semakin panjang.

Belum lagi ia masih dalam suasana berduka, dan tak memiliki waktu untuk hal seperti itu.
Bahkan ia berfikir apa pamannya lah yang membunuh seluruh keluarganya?

Tetap saja ia tak punya bukti yang kuat untuk itu, dan ia tak memiliki satu orangpun yang akan membelanya.

Orang itu begitu pintar dan licin, sampai-sampai polisi pun tak menemukan bukti dan jejak satupun, seperti sudah direncanakan dengan matang.

Lihat? Betapa lengkap penderitaan yang ia dapatkan. kalaupun ia matipun tak kan ada yang menangisinya.

Mengepalkan tangan dengan wajah yang menahan marah dan sakit

Tidak! Ia tak boleh mati, setidaknya sebelum ia menemukan Bajingan Brengsek yang membunuh keluarganya. Ia harus tetap bertahan, bahkan jika tubuhnya pun hancur, ia tak akan membiarkan Bajingan itu hidup tenang.




Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 2 malam, ia sudah selama itu berdiri di sana, dan langit tak berniat menghentikan hujan seolah merasakan perasaan sedih yang dialami gadis itu.

Tubuhnya sudah sangat dingin, dapat bertahan selama itu pun sudah sangat luar biasa mengingat ia hanya menggunakan baju tipis. Rasa sakit di tubuhnya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Bibirnya sudah bergetar dan ia tak sanggup lagi menahan tubuhnya dan akhirnya pingsan dibawah guyuran air hujan.











 Bibirnya sudah bergetar dan ia tak sanggup lagi menahan tubuhnya dan akhirnya pingsan dibawah guyuran air hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Blood (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang