-ˋˏ ༻☃️༺ ˎˊ-
❝ Are You Insane? ❞
✦ · · · · ──────────── · · · · ✦
Udara akhir tahun masih terhitung dalam cakupan musim dingin, yang menyebabkan wanita bersurai hitam pendek tersebut berkali-kali merapatkan mantel panjang berwarna beige yang ia kenakan lantaran hembusan beku yang membuat siapapun menggigil.
Kedua manik delima itu tak henti menyapu pandangan sekitar, sesekali terjatuh kepada arloji yang terus bergerak maju mengganti letak jarum-jarumnya secara konstan.
Awalnya lima menit,kemudian sepuluh, lalu tak terasa berubah menjadi dua puluh lima menit lamanya.
Dan dia belum kembali.
Yosano Akiko merasa cemas bukan main.
Pasalnya, hari ini adalah pertama kalinya bagi mereka menjejakkan kaki di Hiroshima, dan lelaki yang ia tunggu merupakan seseorang yang sedikit buta arah. Syukur-syukur jika dia mengerti teknologi dalam stasiun yang bersifat semi-futuristik untuk menemukan jalan di kala ia sama sekali tidak berpapasan dengan seorang petugas, masalahnya orang ini pun terbilang sangat payah dalam bidang tersebut.
Sekitar beberapa menit yang lalu, Yosano mendengar izin pria itu untuk pergi ke kamar kecil, tepat setelah mereka baru saja keluar beriringan dari dalam Shinkansen, dan dia sendiri yang meminta Yosano untuk menunggunya di depan stasiun.
Tenang , aku tidak akan lama. Katanya.
Kendati demikian, mengapa batang hidungnya belum muncul juga?
Apa aku harus mencarinya? Tetapi, bagaimana? Disini terlalu ramai. Apakah aku harus ke bagian informasi untuk membuat pengumuman? Atau... Atau....
"Yosano-san~! " Tiba-tiba sebuah sahutan riang yang familiar memecahkan lamunan Yosano seketika. Lantas, dia segera menolehkan kepala untuk memastikan bahwa sepasang telinga miliknya tersebut masih berfungsi dengan benar.
Betul, suara itu milik Edogawa Ranpo, Pria muda yang berjalan keluar dari keramaian dengan senyum santai khasnya seolah tidak terjadi apapun, atau bahkan merasa sedikit bersalah.
"Maaf lama menunggu, aku-ack!"
Kesal, Yosano menyentil dahi si lelaki dengan keras."Aku sudah menunggu lebih dari 20 menit tahu! Kemana saja tadi!?"
"Ya, maaf. Aku tidak menyangka toiletnya ramai, lagipula Stasiunnya juga luas-- "
" Kenapa tidak menghubungiku?kau kan membawa ponsel!"
"Untuk apa? Dengan kekuatan super dedukasi, aku bisa menemukanmu di mana saja, kok. Kan, kau tahu sendiri kalau aku ini orang yang sangat hebat~"Ranpo menukas bangga seiring tangannya menarik kacamata yang bertengger di atas hidung mancungnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑾𝒂𝒌𝒆 𝑴𝒆 𝑼𝒑 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝑫𝒆𝒄𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 𝑬𝒏𝒅𝒔 ┊RANPOSANO ˎˊ˗✔
Fanfiction≡;- ꒰ ° , 🔴 N A K A N O P R O J E C T𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ 𝘑𝘢𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘶𝘵 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘒𝘦𝘭𝘢𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘉𝘢𝘴𝘬𝘢𝘳𝘢, 𝘔𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘵𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪...