-ˋˏ ༻☃️༺ ˎˊ-
❝Let's be happy together until this year ends, shall we? ❞
✦ · · · · ──────────── · · · · ✦
Jika kau bertanya, 'kuliner apa yang terkenal di Hiroshima?' Pastilah jawabannya adalah Okonomiyaki.
Sebuah makanan yang terbuat dari tepung yang diisi sayur-sayuran, telur ayam, daging atau makan laut, kemudian digoreng di atas teppan. Wanginya yang sedap pastilah mengundang para wisatawan atau penduduk sekitar berhamburan datang ke kedai makanan terdekat untuk mengisi perut mereka yang meraung meminta pangan.
Memang sangat disayangkan jika tidak sempat mencicip kuliner ini jika sedang berada di Hiroshima, oleh karena itulah Ranpo dan Yosano bergegas memasuki salah satu kedai makan di dekat stasiun yang menyediakan Okonomiyaki tersebut.
" Paman! Okonomiyaki dan teh olongnya dua! " Sahut si pemuda penuh semangat seperti biasa selagi mereka beranjak mengambil kursi paling pojok.
Pria paruh baya yang berada di bar itu tersenyum lebar serta mengangguk mendengar pesanan itu. Dia menjawab," Baiklah! Seperti biasa, kan? " Secara bersemangat juga sama seperti Ranpo.
" Yap! Terima kasih Paman!~"
Heran, Yosano segera menyikut rekannya, " Kau kenal dengan paman itu? Cara bicaramu sepertinya akrab sekali."
"Ehh? Tidak kok, aku hanya mencoba ramah. Apa salahnya?" Ranpo mengangkat bahu, tidak memedulikan pandangan para Pengunjung yang tertuju padanya akibat aksi sahut-sahutan tadi.
Yosano menghela nafas, "Tidak salah, kok. Aku hanya...sedikit heran."
Mungkin bagi pengunjung yang tidak tahu kebenarannya, akan mengira Ranpo sudah sering datang kemari sehingga berani menyahut seperti itu. Untung saja si Paman juga membalas secara ramah sehingga tidak menimbulkan kesan aneh, malah terlihat alami selayak seorang penjual bereaksi pada salah satu pelanggan setianya.
Di saat pelayan meletakkan Okonomiyaki di atas teppan yang berada di meja mereka serta menggorengnya, Yosano sesekali memperhatikan wajah pemuda tersebut.
Hari ini sepertinya mood Ranpo memang bagus, tercermin dari wajah berseri serta intonasi ramah kepada pelayan yang ia ajak bicara itu.
Sedikit membingungkan memang bagi Yosano, tapi pada akhirnya wanita itu mencoba membiarkan rasa penasarannya sejenak. Dia tidak ingin membuat seulas senyum cerah tersebut lenyap karena salah tindakan.
'Bukankah hal seperti ini seharusnya bagus? Kenapa aku mengkhawatirkan yang tidak perlu?'
Tak lama kemudian, pelayan yang membantu mereka pun pamit undur diri, padahal pesanan mereka belum terlalu matang. Alhasil, baik Yosano maupun Ranpo, harus menunggu sesaat dan baru setelah itu dapat mengangkat Okonomiyaki dari penggorengan. Tidak masalah sebenarnya meski mereka ditinggal oleh pelayan, sebab hal itu bisa mereka lakukan sendiri tanpa bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑾𝒂𝒌𝒆 𝑴𝒆 𝑼𝒑 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝑫𝒆𝒄𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 𝑬𝒏𝒅𝒔 ┊RANPOSANO ˎˊ˗✔
Fanfiction≡;- ꒰ ° , 🔴 N A K A N O P R O J E C T𑁍ࠜೄ ・゚ˊˎ 𝘑𝘢𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘶𝘵 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘒𝘦𝘭𝘢𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘉𝘢𝘴𝘬𝘢𝘳𝘢, 𝘔𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘵𝘬𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪...