Leta dan mamanya menyusuri koridor rumah sakit. Hari ini ia harus dibawa mamanya mala kerumah sakit karena ia sering mengalami pingsan secara tiba-tiba, Mala juga tidak mengetahui penyebab leta pingsan secara tiba-tiba.Hal itu membuat mala menjadi khawatir akan kondisi putrinya itu.
Ini pertama kalinya Leta mau diajak kerumah sakit setelah adu mulut antara keduanya bahkan dengan sedikit paksaan. karena selama ini ia selalu menolak permintaan mamanya jika harus pergi kerumah sakit.
"Mah, kan aku udah bilang aku tuh gapapa" keluhnya ketika mereka berada tepat di depan pintu yang akan mereka masuki.
"Kamu selalu ngomong kayak gitu ke mama, tapi apa buktinya kalo kamu gapapa?"
"Aku sehat kok mah, kita pulang aja yah?" Pintanya.
"Udah kamu nurut aja sama mama, toh ini juga demi kebaikan kamu Ta" putus mamanya.
TOK TOK TOK
Setelah Mala mengetuk pintu terlihatlah seorang dokter tampan yang membukakan pintu. Rambutnya terlihat sedikit berantakan mungkin karena kelelahan mengurus pasien, meskipun begitu ia tetap terlihat tampan.
Leta tidak memperhatikan pria didepannya itu. Ia malah sibuk memainkan sepatunya.mungkin baginya itu menyenangkan sampai tidak menyadari bahwa orang didepannya itu sedang memperhatikannya dengan serius bahkan sampai tersenyum tipis.
"Cantik" gumamnya pelan.
"Leta!" Mala memanggil nama Leta dengan suara yang sedikit keras agar Leta mendengarnya.
"Hmm!" Akhirnya Leta mendongakan kepalanya yang membuat dokter tersebut kalangkabut, takut jika ia ketahuan sedang mengamati ciptaan Tuhan dihadapannya ini.
Adegan didepan pintu itu terasa cukup lama karena Leta."Silahkan masuk" ia pun mempersilahkan Leta dan Mala untuk masuk keruangannya.
"Kenalin dok, ini anak saya yang saya cerita kedokter tempo hari, nama nya Leta" Mala memperkenalkan Leta pada dokter tersebut.
"Kenalkan, nama saya Bagus Azzam Pratamadisya, panggil aja Azzam" Azzam memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya ke arah Leta.
Leta pun menyambut tangan Azzam dengan wajah yang amat datar.
"Leta" sangat singkat.
Azzam hanya tersenyum melihat tingkah gadis di hadapannya ini. Menurutnya gadis ini sangat menggemaskan.
"Jadi gini dok, anak saya ini seringkali mengalami pingsan secara tiba-tiba. Saya khawatir dok." jelas Mala.
"Yang ibu perhatikan sebelum Leta pingsan itu seperti apa? Dan Obat yang biasa dia konsumsi apa bu,?" Tanya Azzam beruntun.
"Biasa sih dia ngeluhnya sakit kepala sama mual-mual dok. Yah, itu kata dia ke saya, trus kalo obat, dia belum ngonsumsi obat apapun." Jawab Mala.
"Biasa yang.."
"Mah pulang yuk, ngantuk nih. Mana dikacangin pula" pinta Leta sembari menggoyangkan lengan mala.
Ucapan Azzam terpotong karena tiba-tiba Leta meminta Mala untuk pulang.
"Sabar dulu Ta."
"Ya sudah, saya akan periksa kamu dulu, setelah itu kamu boleh pulang."
"Pak, saya kesini kan cuma nemenin mama saya, kenapa jadi saya yang diperiksa kan gak nyambung"
padahal kan yang sakit dia yah.
Azzam hanya bisa pasrah melihat tingkah gadis dihadapannya ini. Benar-benar menggemaskan."Astagah Leta" ucap Mala.
"Kamu sakit, tapi kayak orang sehat, nyerocos mulu" ucap Azzam sambil tertawa kecil.
"Nih yah, saya kasi tau kalo bapak gak tau. Saya ini sehat. Tuh liat kan?" Jelas Leta sambil menunjukan bahwa dirinya sehat.
"Maaf yah, saya ini bukan bapak-bapak. Umur saya masih 22 tahun." balas Azzam.
"Yaelah sama aja kali." Balas Leta tak mau kalah.
"Udah-udah kalo gini, gak bakalan jadi di periksanya." Lerai Mala mengakhiri adu mulut antara Leta dan Azzam.
Jam 11:30 AM.
Leta dan Mala sudah berada dirumah mereka.Setelah pulang dari rumah sakit tadi Leta terus menggerutu didalam mobil bahkan sampai rumah.
"Hufttt..itu bapak dokternya gaya banget sih. Pake bilang ke mama, minggu depan harus periksa lagi yaaahh."
"Terus mau-maunya aja disuruh jadi dokter pribadi nya Leta. Apaan tuh kek gitu, Paling cuma modus doang." Leta terus menggerutu tidak jelas hanya karna dokter itu.
Leta memejamkan matanya berharap untuk melupakan kejadian hari ini.
Baru beberapa menit ia menutup matanya...TOK TOK TOK
"Letaaa! Makanannya udah siap, kita makan dulu sayang" panggil Mala dari balik pintu.
"iya maah."
Dimeja makan Leta hanya melamun sambil mengaduk-aduk nasi yang ada dipiringnya."Leta, kamu kenapa sih?"
"Tadi ngomel-ngomel gak jelas, sekarang malah ngelamun. Emang kamu knapa?." Sambung Mala bertanya pada putrinya.
"Mama ngapain sih, pake nyuruh tuh bapak-bapak jadi dokter pribadinya Leta?"
"Oh ternyata kamu ngelamunin Azzam yah?" Goda Mala yang berhasil membuat Leta seketika melotot.
"Iiiih, mama apaansi. Bukan gituu"
"Terus gimana?" Mala semakin bersemangat membuat putrinya itu kesal.
"Tau deh."
"Oke. Mama minta maaf, lagian dia bukan bapak-bapak Leta. Dia itu dokter muda, lulusan luar negri lagi, berkat kejeniusannya dia bisa lulus kuliah dengan waktu yang singkat" jelas Mala yang membuat Leta diam seketika.
"Keren juga yah" ucap Leta spontan. Ia tidak menyadari bahwa ucapannya itu didengar oleh Mala.
"Wah wah wah" goda Mala yang membuat putrinya terkejut.
"Eh apaansi eng enggak kok. Biasa aja si" ucap Leta terbata-bata.
"Yaudah itu makanannya diabisin."
"Iya mah."
Sementara dilain tempat. Azzam tengah berbaring dikamarnya, menerawang langit-langit kamarnya.
"Gue emang gak pernah tertarik sama yang namanya perempuan, tapi entah kenapa setelah liat Leta?" Gumam Azzam bertanya pada dirinya sendiri.
Azzam memang dikenal sebagai lelaki yang tampan dan dingin jika dengan perempuan.
"Apapun bakal gue lakuin Ta, buat dapetin lo."
"Cinta memang gak bisa dipaksa tapi setidaknya gue akan berjuang buat dapetin lo."
"Dan gue harap, suatu saat nanti lo bisa hargain itu" gumamnya sembari menutup matanya perlahan.
Tak lama kemudian ia pun terlelap dengan kemeja yang masih melekat di badannya.
☆☆☆
Oke makasih guys udah mampir di ceritaku🤗
Jangan lupa Vote and komen yaa🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
LetAzam Love Story
General Fiction"Lo pernah mikir gak sih?! Kalo ternyata cewek yang lo sakitin itu. Hatinya udah pernah hancur karna ayahnya?!" Ia mengucapkan kalimat itu dengan emosi yang menggebu-gebu. Setelah pertemuan Leta dan Azzam, entah kenapa, ia merasa nyaman ketika berad...