day 1"jadi, aku sendiri yang nyamperin lusa nanti?" tanya pemuda asal jepang yang sedang berbaring di samping hyunsuk.
berbaring bersama pacarnya di kasur empuk milik pemuda jepang itu sendiri.
"ga." jawab hyunsuk dengan ketus.
"ha? oh, oke-oke." respon yoshi agak lega lalu memandang kembali langit-langit kamar.
hening.
"ck. ya, iyalah. pake nanya pula." sinis hyunsuk.
"lho? tadi katanya engga. jangan buat aku bingung, suk." respon yoshi dengan serius sambil memandang pacarnya.
agak gugup saat menatap mata pacarnya.
sebaliknya, hyunsuk hanya memandang yoshi dengan datar. lelah.
"udah, deh. besok aja dibahas. nanti malah perang kita." ketus hyunsuk lalu memeluk yoshi.
dipeluk agar yoshi tidak mengira kalau hyunsuk benar-benar sedang marah. karena didengar dari nadanya, hyunsuk sedang dalam modenya---maung.
yoshi lebih memilih diam. di saat seperti ini lebih baik diam. jangan membalas. bahaya.
tiga menit berlalu.
yoshi masih terjaga.
yoshi memandang wajah pacarnya yang mulai terlelap. memandang dengan pandangan kosong.
bukannya tidak mau. ia sangat ingin sekali bertemu dengan ibu dari pacarnya. tapi semuanya terkalahkan dengan rasa takutnya.
rasa takut jika saja first impression yang diberikan ibu hyunsuk tidak sesuai dengan ekspetasi.
hyunsuk pernah bilang kalau orang tuanya adalah seorang yang selektif dalam memilih sesuatu. termasuk memilih mana yang baik untuk anaknya.
tapi,
untuk yang kali ini, yoshi sangat serius. serius kepada hyunsuk.
tetapi dia belum siap. juga tidak ingin terburu-buru.
santai, motto hidupnya.
tapi jangan kelewat santai, kalau kata hyunsuk.
▫️▫️▫️
day 2
yoshi mengantar hyunsuk kembali ke rumahnya siang ini. sekalian menetap sebentar di sana.
yoshi juga sudah memutuskan untuk ikut menjemput ibu hyunsuk di bandara besok. mereka mendiskusikannya saat sarapan di rumah yoshi.
siang ini juga, yoshi belajar banyak dari pacarnya. belajar bersikap yang baik serta bertutur kata yang sopan pada saat bersama mertua. ralat, calon mertua.
hyunsuk yang notabenenya adalah seorang yang cerewet, seperti kakaknya, dengan sabar mengajari pacarnya yang hobi delay.
apa-apa selalu delay.
kalau ketawa, delay.
senyum, terkadang mau saja delay.
marah, tentunya suka delay.
"kalau nanti ditanya soal kebiasaanku? mana tau kalau misalnya ada waktu senggang, aku dikira bakal nongkrong bareng temen. kamunya ga aku apelin." jelas yoshi lalu mengambil stoples biskuit roma kelapa.