匚卄卂卩ㄒ乇尺 3࿐ ㄚㄖ几ᗪ卂丨爪乇

1K 61 5
                                    

"Heee! Naruto nii-chan kenapa jadi remaja-kore?" Konohamaru berlari ke arah mereka dengan tatapan tertuju pada Naruto, sementara orang yang ditatap lagi-lagi memiringkan kepalanya, "kore?". "Tidak ada waktu lagi, aku mengandalkanmu untuk melindungi Ratu Sara" Minato ikut menatap Naruto juga, Naruto mengangguk paham setelahnya shinobi-shinobi dengan topeng ditangannya menghilang. "Jadi kalian siapa?" Naruto berbalik untuk melihat mereka secara seksama. "apa kau tidak dengar yang Yondaime katakan? Kita tidak boleh mengganggu arus waktu" Boruto menanggapi dengan kedua tangan melipat di depan dada.

Konohamaru maju beberapa langkah untuk menjitak kepala Boruto, "jika seperti itu jangan bocorkan identitas-kore!!". Shikadai dan Himawari menghela napas lelah dengan perkataan Boruto, sementara Boruto meringis kesakitan. "semoga sukses, Naruto-san" setelahnya Shikadai, Himawari, Boruto dan Konohamaru hilang dengan kepulan asap.

Wuusshhhh....

"Ini sudah malam dan suhu udaranya sangat dingin!" ucap Boruto seraya merangkul kedua tangannya, "tapi butiran pasir didalamnya hangat" kata Himawari, tangannya bergerak-gerak mencoba menyentuh badai yang menerpa mereka, "mendokusai, badai kecil ini tentu kecil juga" ujar Shikadai yang menahan badannya agar tidak terlihat menggigil kedinginan, "kita ini shinobi-kore" tutur Konohamaru bangga, "Konohamaru-nii beruntung dengan syal biru tersebut" iri Boruto.

Mereka kini berada diatas menara tertinggi dipinggir kota Rouran, badai kecil membawa butiran pasir menerpa mereka dibawah langit malam yang dingin. Sebelumnya mereka melihat dua shinobi konoha yang mereka kenal tapi memilih untuk tidak berinteraksi, dan setelah percakapan singkat tersebut, ditengah kota terlihat tali chakra diudara yang menarik perhatian mereka.

Tanpa bertanya satu sama lain mereka pergi untuk melihatnya, dan mereka tiba dengan selamat tanpa ketahuan disalah satu menara dengan jendela kaca sangat indah.

"Ibuku dibujuk untuk menggunakan kekuatan Ryumyaku demi kota ini oleh Anrokuzan. Dengan mengendalikan kekuatan Ryumyaku dan teknologi dari Anrokuzan. Rouran berkembang menjadi kota dengan ribuan menara dalam sekejap."

"Tapi ibuku meninggal ditengah-tengah impiannya. Setelan ditinggal ibuku, aku hanya bersama Anrokuzan. Tak ada seorang pun..."

Mereka seksama mendengar yang dikatakan Ratu Sara dari pintu, ia dan Naruto tidak menyadari kedatangan mereka.

"Aku juga tidak punya orang tua. Tapi aku punya guru yang dipanggil ero-sennin. Walaupun dia juga sudah meninggal. Tapi aku juga belajar hal penting dari beliau."

"Jalan ninjaku yang berada dalam diriku, juga diwarisi guruku. Kau juga mendapat sesuatu yang penting dari ibumu juga, bukan?"

"Iya" singkat Sara, "Kalau begitu..."

"pikirkanlah hal berharga yang diajarkan oleh ibumu. Kau seharusnya tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Lakukanlah apa yang perlu kau lakukan. Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah!"

Mereka yang mendengar perkataan Naruto terperangah kagum sekaligus merasa pilu dengan perjuangan Naruto selama ini. Naruto dan Sara hendak beranjak pergi, "Lihat mereka akan bergerak, kita sebaiknya menjauh-kore" Konohamaru memberi isyarat tangan agar mereka lekas pergi, "mendokusai, mungkin ada saatnya kita membantu" setelahnya Shikadai juga meninggalkan tempat tersebut.

Boruto, Shikadai dan Himawari kembali kekerumunan rakyat yang adalah boneka dengan tali-tali chakra berasal dari pipa-pipa besar diatasnya. Karena tidak ada pekerjaan dan bingung akan melakukan apa, mereka, sekali lagi, mencoba berbaur dengan cara berbicara atau sekadar menepuk-nepuk bahu boneka-boneka tersebut. Konohamaru yang melihatnya ingin berteriak dan memarahi, tapi dia tidak ingin menganggu kesenangan yang menjadi kini kesibukan murid-muridnya dan pada akhirnya dia ikut bergabung dengan berakting menggoda para boneka kayu bergaun.

Boruto: The Last SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang