The Fudan : chapter 6

1.6K 258 86
                                    

"Kyaaa!!!"

Para penggemar Mizan berjengkit kaget. Semua gadis itu mengalami hal-hal yang cukup menggemparkan.

Syok, mimisan, bahkan pingsan. Mereka semua terkena damage dari ciuman dua laki-laki di depan Alan.

Bugh!

"Gue tau lo ganteng. Tapi jangan main nyosor kakak gue donk."

Tetiba saja, Dika yang tadinya sudah pergi dari kelas pun kembali. Laki-laki berparas bak rubah itu langsung memukul Mizan tanpa pandang bulu.

"Dika ... Udah ya? Jangan pukul Bang Mizan lagi." Alan menengahi.

"Nasehatin tuh orang."

Dika melenggang pergi dari kelas. Ia juga tidak lupa menarik Aksel pergi dari sana.

Kini, kondisi kelas sedikit ramai. Banyak petugas UKS yang datang untuk membopong pada gadis ke ruang kesehatan.

Sementara Mizan, laki-laki berparas bak patung itu terdiam di depan meja. Kemudian ditarik oleh sepupunya duduk di kursi.

"Bang, gue obatin ya?"

ıllıllı The Fudan ıllıllı

"Adada! Pelan dong, Lan. Tch, sakit ini."

Alan menatap malas sepupunya.

"Mangkanya jadi orang jangan main nyosor aja. Kena tonjok adeknya kan lo."

"Ya, mana gue tau kan kalo adeknya dateng. Pake tonjokannya gamain-main lagi."

Mizan meringis sakit. Pipinya membiru habis dipukul oleh Dika, selaku adik dari Aksel.

Ya, itu bukan sepenuhnya salah Dika. Cuma Mizan aja main nyosor anak orang. Baru kenal aja beberapa hari lalu, sudah aneh-aneh tuh anak.

Sebenarnya, Mizan juga tidak ada salah. Dia hanya terpaksa melakukan kejadian tadi. Karena capek dikejar terus sama penggemar.

Tapi sialnya, saat ia mencium Aksel. Semua penggemarnya pada tepar.

Mizan bisa menduga kalau semua penggemarnya itu adalah fujoshi. Laki-laki berparas bak patung itu malah mengambil langkah yang salah.

Bukannya malah kecewa. Penggemar
nya pasti makin menjadi-jadi untuk menyuruhnya bermoment dengan Aksel.

"Udah selese, ntar di rumah gue obatin lagi." Alan menutup kotak P3K milik UKS.

Laki-laki berparas bak tupai itu menyingkirkan kotaknya dan beralih untuk bicara dengan Mizan.

"Makasih, gue nggak papa. Bakal gue obatin sendiri."

"Bang, jangan gitu. Gue harus jaga lu. Ntar tante sama om marahin gue kalo lo bonyok kaya gini."

"Biarin, mereka harus tau kalo punya anak. Mereka nggak bisa terus-terusan nitipin gue ke orang lain."

"Tapi Bang ... Gue sepupu lu. Bukan orang lain."

Mizan menghela nafasnya. Ia tau, jika berbicara dengan Alan pasti tidak ada ujungnya. Karena ia dan Alan itu sama-sama keras kepala.

"Serah, asal lo gabuat kekacauan kaya dulu. Ngehapus file penting gue."

"Yaelah kak file gituan aja. Lagian mending abang berenti deh. Alan capek liatin abang sama Aksel liatin gituan," ujar Alan.

"Nggak bisa, ini tuh udah mendarah daging di diri gue. Mending lo ngaca juga. Suka cowo tapi ngelarang orang jadi fudanshi."

Mizan beranjak dari tempatnya. Laki-laki berparas bak patung itu pergi meninggalkan Alan di kelasnya.

Alan menatap heran sepupunya. Sekaligus memikirkan kalimat yang tadi habis diucapkannya.

"Emang fudanshi dan gay itu sama?"

ıllıllı The Fudan ıllıllı

"K-kak ... Lo nggak papa 'kan?" Dika menatap khawatir kakaknya.

"Gue nggak papa. Kenapa emangnya?"

Aksel yang tadinya menatap bangunan
-bangunan tinggi diseberang, beralih menatap yang lebih muda.

"Tadi itu—"

"Lupain, gue nggak papa kok. Lagian bibir si Mizan enak juga." Aksel tersenyum.

Dika yang melihatnya tertegun. Baru kali ini dia melihat Aksel tersenyum tulus tanpa beban, seperti biasanya.

"Seenak apasih? Sampe lo senyum bebas gitu." Dika menyahuti.

"Seenak gulali yang slalu gue makan tiap ada pasar malem."

"Lo pengen gulali, Kak?"

Aksel mengerutkan dahinya. "Nggak tuh. Kenapa nanya gitu?"

Dika terkekeh kecil. "Biasanya kalo lo lagi pengen sesuatu, pasti mengandaikan banget."

"Lo tau aja. Tapi beneran, tuh bibir si Mizan manis banget. Gue pengen lagi."

Dika membulatkan matanya tidak percaya. Baru kali ini dia melihat si kakak bersifat agresif.

"K-kak lo cuma bercanda 'kan?"

"Nggak, kata siapa gue bercanda. Apa lo aja yang mau gantiin?"

"NGGAKK!!!"

"NGGAKK!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!

Keadaan Indonesia lagi buruk ya:(

Aku cuma bisa bantu doa.

Jangan lupa votment!

[✓] The Fudan [knowjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang