The Fudan : chapter 10

1.8K 181 24
                                    

2 years later ...

"Astaga gue telat. Moga aja nggak ditempeleng orang-orang."

Dengan secepat larinya flash, Mizan akhirnya sampai di gedung tempat pernikahan sepupunya. Siapa lagi kalau bukan Alan.

"Kamu telat 20 menit sayang."

Mizan menatap ke sumber suara. Nafasnya ngos-ngosan, keringat membasahi pelipis. Betapa tampannya laki-laki berparas bak patung berjalan itu.

Untung saja Aksel sudah kebal dengan pemandangan seperti sekarang. Malah sering sih.

"Sorry ya, darl. Macet tadi hehe."

Aksel memutar bola matanya malas."Macet apa ketiduran? Nggak usah ngeles aku tau kok."

"Aduh maaf, darl. Aku capek abis pulang kerja kemaren. Kamu kan tau aku sering lembur gara-gara papa."

"Iya lah, terserah kamu."

Aksel melenggang pergi dari hadapan Mizan. Tapi sebelum dia melangkah, tangannya ditarik oleh Mizan dan dibawa ke dekapannya.

Chup

"Jangan ngambek ya, darl. Maaf kalo buat kamu nunggu lama," ucap Minho sambil mengecup singkat bibir laki-laki dingin tersebut.

"M-maaf diterima." Aksel segera melepaskan dekapan Mizan dan memilih untuk pergi dari sana.

Dia malu sekarang. Wajahnya memerah seperti tomat busuk—ewh. Tapi tetap cantik kok di mata mas Mizan.

"Lian, Lian, lucu banget sih kamu."

ıllıllı The Fudan ıllıllı

"Alan kok cantik bangett sihh," goda Aksel.

Alan yang tadinya sudah gugup pun tambah gugup. Aksel mengunjungi ruangannya bukanlah hal yang baik. Laki-laki dingin itu malah memperparah keadaan.

"Ish, apasih! Nggak tau aja gue gugup. Lo malah bikin gue gugup," ujar Alan.

Aksel tersenyum menatap sahabatnya. Laki-laki dingin itu pun berjongkok di depan Alan dan menggenggam kedua tangan lembut milik empunya.

"Jangan gugup, percaya aja. Adek gue itu tulus suka sama elo. Dia bisa jagain elo, gue bisa jamin itu. Meski agak sengklek gitu. Ikatan sakral yang dia buat nggak pernah main-main, Lan."

Alan menyunggingkan senyumnya. Memeluk Aksel dengan erat seperti perasannya saat ini.

"Makasih, Lian. Lo temen gue yang paling baik selama ini. Lo selalu ada buat gue. Maaf kalo gue pernah suka sama lo dan bikin elo kesel."

Aksel menggeleng pelan dan membalas pelukan sahabatnya yang akan menjadi adik iparnya itu.

"Nope, lo nggak perlu nyeselin itu semua. Maju ke depan untuk sekarang. Karena sebentar lagi, lo bakal jadi milik orang lain."

Alan melepas pelukannya dari Aksel. Menghapus titik air mata yang usai keluar dan menatap laki-laki dingin itu.

"Don't be cry, I'm stay with you. Come on! Get out." (Jangan menangis, aku di sini bersamamu. Ayo! Kita keluar.)

Alan mengangguk, laki-laki berparas bak tupai itu menggenggam tangan Aksel dan berjalan keluar menuju altar.

ıllıllı The Fudan ıllıllı

Tepuk tangan meriah menyambut kedua mempelai yang saling berhadapan di atas altar.

Aksel dan Mizan menatap kedua pasangan itu dari kejauhan. Sambil merasa terharu karena kedua insan di atas altar akhirnya melakukan ikatan sakral.

"Mereka uwu banget nggak sih, Rel?"

Merasa ditanya, Mizan menolehkan wajahnya ke arah Aksel. "Iya uwu banget. Bisa-bisanya sampai ngelangkahin gue duluan."

"Ya itu kan salah elo. Mangkanya dilamar donk. Jangan digantungin mulu," sindir Aksel.

"Oh jadi kamu mau dilamar, sayang? Yaudah nggak usah pake lamaran. Ayo nikah aja di atas sana bareng sama mereka."

Dugh!

"Nggak usah aneh-aneh lo."

Aksel menyikut pelan perut kekasihnya dan pergi menjauh. Tentunya dengan pipi merona.

Meskipun terlihat recehan sekali gombalannya, Mizan mampu membuat Aksel terkena damage besar yang tidak main-main.

"Lian Lian, cuek amat sih jadi orang." Mizan menggelengkan kepalanya pelan dan mulai mengejar Aksel yang berjalan jauh di depannya.

"Sayangg tungguu!"

"Sayangg tungguu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End

Hai!!!

Dengan ini, book The Fudan resmi tamat yeyy👏👏makasih buat kalian yang udah nunggu apdetannya, yang udah support dari awal sampai akhir, dan juga  buat yang nggak nyesel mampir ke lapak Nay^^

Untuk pengganti book ini bisa ditunggu ya. Nay pasti ada pengganti kok. Jika ada yang nanya "ada extra chapter nya nggak? ada epilog nya nggak?"

Dengan sangat menyesal, nay jawab tidak ada. Gomenne minna-san!

Terakhir, jangan lupa vote dan comment ya!

[✓] The Fudan [knowjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang