1. Amplop Bergambar

1.5K 107 7
                                    

Hari ini anak laki-laki itu berkumpul di kamar Mark, kamar itu merupakan kamar yang terluas diantara kamar adik-adiknya yang lain. Tujuh anak kecil itu duduk berkeliling dengan rapi, raut wajahnya serius seakan mereka sekte yang sedang membicarakan rencana untuk menguasai dunia. Tidak terkecuali Chenle si bayi 7 tahun dan Jisung si bayi 5 tahun, menautkan alis dan menajamkan mata seperti kakak-kakak yang lain.

"Ayo, jadi gimana nih cara kita ngasihnya ke Mama? Kalian ada ide?" Si sulung Mark membuka pembicaraan, menatap serius satu persatu adiknya.

"Tinggal dikasih aja kak Malk. Gini nih," anak kecil itu berdiri memperagakan. "Sampelin Mama terus kasih aja ini dali kita." Jelas si kecil Jisung.

Chenle berdecak. "Ih adek kalo gitu nanti gak suprais tau."

Jeno tertawa. "Surprise cil." Kacil atau kakak kecil adalah panggilan Chenle, karena walaupun terpaut jarak dua tahun tinggi Jisung hampir menyamai kakaknya itu.

"Heh kalian bocah-bocah diem dulu." Haechan mengingatkan membuat kedua anak kecil itu menyilangkan tangan dan memajukan bibir dengan kompak. "Tapi bener sih mending gitu kita langsung kasih aja, tapi kasihnya rame-rame biar Mama makin terharu. Keren gak ide Mas?"

Renjun menggeplak kepala kembarannya itu. "Huu dasar gak kreatif, itu kan idenya adek."

"Iyaa huu, mas Haechan plagiat." Jisung menyahut.

Mark mengeryit kaget. "Adek tau plagiat darimana?"

Jisung terlihat berpikir. "Hmm.. adek baca dali altikel di hp-nya Mama. Katanya ada glup yang plagiat logonya EXO. Huh adek sebel. Padahal kakak-kakak EXO kan penyanyi kesukaannya adek." Jisung memang sudah lancar membaca dan berhitung di usianya, saking pintarnya bahkan Haechan saja tidak jarang meminta tolong anak yang baru akan masuk TK itu untuk membantu menghitungkan pekerjaan rumahnya.

Sementara setelah itu kelima kakaknya tampak terperangah dengan penuturan sang adik. "Adek kok main HP? Kan masih kecil" ujar Jaemin.

"Ih. Kacil jugaa. Iya kan kacil?" Tanya Jisung meminta bantuan Chenle.

"Udah, soal ini nanti dulu. Ini kita harus cepetan kasih sebelum Mama nyuruh kita tidur sebentar lagi." Potong Jeno.

Semuanya mengangguk lalu berbaris untuk berjalan ke kamar sang Mama. Mark yang tertua di depan dan Jisung yang paling muda di belakang.

Tok tok tok tok tok tok tok!

"Samlekum Maah!" Teriak Haechan.

"Pakeet." Sambung Renjun.

"Ige uri tang tang tang tang-"

Nyanyian Jaemin terputus kala kenop pintu yang bergerak. Namun mata ke tujuh anak itu melebar seraya pintu terbuka.

"Waaaaaaaaa!!!!!"

"Aaaaaaarrrrrghhh setan! Allahulailahaillahuwalhayyulkoyyuum-"

Ke tujuh anak itu berhamburan melarikan diri kembali ke kamar Mark. Mengunci pintunya dan berkumpul saling memeluk di bawah ranjang Mark. Jisung dan Chenle sudah nangis tidak karuan.

Sementara di depan pintu sang Mama mematung masih berusaha memproses kelakuan anak-anaknya. Lalu tak lama kemudian bibirnya tertarik lebar. "Yaampun maskerku! Pantesan aja mereka lari gitu."

Yoona terkikik geli. Ia langsung membuang sheetmask yang ia pakai lalu melenggang menyusul anak-anaknya ke kamar Mark.

"Aduh Na kaki aku jangan diinjek dong." Kesal Haechan yang masih bergetar ketakutan.

"Ih ya maap. Injun sanaan dong sempit nih."

"Ih aku takut deket-deket pintu."

Tok tok tok!

Daily DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang