Budayakan VOTE dulu sebelum membaca guys
Sena membuka matanya intens, beberapa kali ia mengerjapkan matanya dan menetralkan pandangannya yang masih buram
Sena hanya berdiam menatap langit² berwarna putih dengan kamar yang bernuansa putih juga, dan detik berikutnya bau obat menyeruak ke indra penciumannya
Sena bangkit dan merasakan sakit di area tengkuk, dan tiba² ingatannya berputar saat kejadian di gang sepi tadi, Sena melebarkan matanya saat mengingat sesuatu
"Bang Jefran! Bang Jefran gimana?"
Sena buru² bangkit dari ranjang rumah sakit. Iya, tadi yang nolongin Sena itu Jefran. Sena yakin banget itu suara Jefran, kakaknya
"Loh adek udah sadar?" Sena menoleh pada kakak keduanya
"Bang Gevan, bang Jefran mana? Dia baik² aja kan? Ga kenapa² kan?" Gevan diam tak bergeming membuat Sena semakin tak karuan di buatnya. Ia sudah berpikiran yang tidak² sekarang
"Bang jawab dong! Bang Jefran dimana?"
"Dia gpp, cuman belum sadar aja"
"Bang Jefran pingsan?!" Gevan langsung membekap mulut Sena
" berisik dek, ini rumah sakit"
Clek
Sena maupun Gevan menoleh pada pintu yang terbuka
"Berisik banget sih dek sampe kedengeran keluar" Sena langsung berjalan ke arah Karel
"Bang Jefran gimana?"
"Jangan dulu mikirin Jefran, kamu juga baru bangun" Sena terus mendesak keduanya agar mau menjawab pertanyaannya, mau keluar juga di tahan terus membuat Sena kesal
"Kok bisa kamu nyampe gang itu?" Sena tak menjawab, ia malas berinteraksi dengan Mereka sekarang
"Dek, abang nanya loh. Kamu tau, kita tadi khawatir banget sama kamu" Sena tetap diam, yang ia butuhkan hanyalah Jefran, ia sangat khawatir sekarang
Pikiran nya dipenuhi dengan kakaknya itu, ia jadi menyesal kenapa harus bertingkah marah kepada Jefran
"Huftt, Jefran ditusuk"
Karel berbicara sangat lirih tapi mampu membuat Sena membelakan matanya sangat lebar, jantung nya saat ini berdetak sangat kencang. Seluruh badannya sangat lemas sekarang
"Becanda kan?" air mata lolos begitu saja
Sena dipenuhi rasa bersalah sekarang
"Sstt, udah. Jefran gpp kok" Sena terisak di dada bidang Karel
"Anterin Sena ya bang, Sena pengen ketemu bang Je" Karel menoleh kepada Gevan di ikuti oleh Sena. Gevan menghela nafas, terpaksa ia mengangguk
Area tengkuk dan lengan Sena terasa sakit jadi kedua kakaknya memapahnya dengan pelan-pelan
Clek
Hanan, Sean, Juna dan Jovan menoleh pada mereka
"Udah sadar? Apa yang sakit?" Sena menghiraukan perkataan Jovan dan memilih mendekat ke ranjang yang di tempati Jefran
"Dek-" Sean sangat khawatir, ralat semuanya khawatir terhadap Sena. Sean yang ingin menghampiri Sena ditahan oleh Hanan
"Biarin dulu, dia khawatir sama Jefran" Sean bergeming tapi kemudian duduk kembali
Semua memperhatikan Sena yang sedang mengusap wajah Jefran. Air mata sudah mengalir sejak pertama masuk ruangan. Ia sungguh merasa bersalah, jika saja ia tak pergi dari rumah Jefran tak akan seperti ini
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER
HumorPunya abang cakep tuh emang beruntung tapi kalau kelakuan nya absurd bikin pusing. masih mending 1 ini mah 7 sena, anak bungsu. satu²nya anak perempuan dalam keluarga *bahasa non baku( toxic) *humor *dah lah baca aja