Sebuah rahasia besar yang tak pernah terkuak
tiba- tiba mendapat jalan terang .
Vera merasa ini adalah jawabannya, ia takut untuk terus melangkah dan menemukan jawaban sebenarnya .
Ibu nya berbohong, keluarga nya berbohong ,semua berbohong ,Tentan...
"Ayo masuk" panggil vera kepada raka, sambil memegang gagang pintu kamar itu dan bersiap untuk masuk.
"Tunggu"ucap raka sembari menarik tangan vera
"Ada apa?" Tanya vera
"Biar aku yang duluan kamu ikut di belakang ku saja" ucap raka dengan tegas.
"Oke" jawab vera
Cklek!
Raka membuka pintu kamar itu dan............ Menemukan kamar tua yang sudah tak ter urus lagi , berantakan, kotor,dan beraura gelap
Mereka berdua hanya terdiam terpaku tepat di depan pintu kamar itu dan hanya dapat melihat satu sama lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ruangan apa ini?"ucap vera , sambil berjalan masuk kedalam nya.
"Kau tak tau?" Jawab raka terheran heran karena vera tak mengetahui tempat ini. Padahal ruangan ini termasuk dari rumahnya .
"Tidak , aku sama sekali tak pernah melihat ruangan ini. Ibu selalu melarang ku masuk ke sini entah apa alasannya dan karena itu aku penasaran dengan ruangan ini" jelas vera
Ada setumpuk buku tua di atas meja itu tak pikir panjang vera langsung menghampirinya dan mecoba mengambilnya.
Bruak!......
Mejanya jatuh!.......
Meja itu terlalu rapuh meski hanya dengan 1 sentuhan , bagian kakinya sudah tak sanggup menopang buku-buku itu.
"Ahk.. Aku merusaknya"kata vera
Raka datang dan langsung melihat vera .
"Mejanya sudah rapuh "ucap raka
Aku menemukan setumpuk buku . entah apa isi di dalamnya .
Bukunya terlihat sudah berumur , dan debu di atasnya sangat tebal terlihat seperti tak pernah disentuh puluhan tahun. saat aku mulai mencoba membersihkannya telepon genggam ku berdering .
Ada pesan masuk dari ibu.
'Vera maaf , sepertinya ibu akan pulang lebih lambat dari biasanya ada pekerjaan mendadak. Maaf kan ibu'
Selalu seperti itu , dan sepertinya malam ini aku akan benar benar sendiri di rumah ini.
"Ada apa?" Tanya raka
" hari ini ibu tak bisa pulang " jawab vera
"Tenang saja ada aku disini " jawab raka dengan senyum kecilnya sambil menatap vera
Tidak,Apakah aku akan membuat orang lain kesusahan lagi? Mungkin raka harus segera pulang aku sudah membuatnya susah dari tadi dan kamar tua ini mungkin akan ku cari tahu lain waktu saja .
"Tidak masalah aku sudah terbiasa sendiri "ucap vera
"aku yang akan menemani mu " kata raka
"Hari sudah mulai gelap sebaiknya kau pulang saja " ucap vera
"Tapi bagaimana dengan mu dan kamar ini?" Jawab raka
"Aku baik baik saja , untuk kamar ini mungkin lain kali saja " jawab vera.
"Baiklah , tapi jika ada sesuatu segera hubungi aku "kata raka
"Iya"jawab vera dengan singkat
Akhirnya mereka keluar dari kamar itu, dan kembali mengunci nya. lalu berjalan menuju ruang tamu untuk menggantar raka sampai di depan pintu. . . . .
Raka pun segera menaiki motornya dan bergegas untuk pulang .
Vera pun kembali masuk ke dalam rumah .
"Hari yang melelahkan " ucapnya
Saat berjalan menuju ke kamar nya...
Bruakk!!
Vera hampir saja terjatuh karena tumpukan buku tua itu yang masih berada tepat di depan pintu kamar tua tadi.
"Akh ..... kaki ku"
Karena buku itu sangat tebal dan keras kakinya sampai terluka cukup parah .
Vera bergegas menuju ke kamarnya untuk mengobati kakinya.
Setelah selesai mengobati kakinya ia merasa tidak enak badan .
Ada apa ini, aku merasa sangat pusing dan tak bertenaga malam ini . Apa karena kelelahan tadi .
Akhirnya vera memutus kan untuk ber istirahat sejenak.
Belum cukup 5 menit ia sudah terbangun dari tidurnya . Ia merasa ada yang sedang memperhatikannya. Namun ia sudah tak berdaya untuk sekedar membuka matanya , akhrinya vera memutuskan untuk tidur kembali .
Dalam tidur nya ia bertemu sesosok wanita asing yang tak pernah diliatnya . Wanita itu memberikan vera sebuah buku tua untuk disimpannya , namun vera sempat menolak karena tak menggenal wanita itu.tapi wanita itu tetap memaksa vera untuk membacanya dengan tangisan nya ia memohon kepada vera, vera merasa ketakutan melihat wanita itu.
