09. Ungkapan

14 5 5
                                    

Frisilla menghentak-hentakan kakinya di depan kelas. Alunan musik mengiringi setiap hentakannya. Suara cempreng Frisilla dan salah satu temannya mengalum dengan begitu tak enaknya memenuhi setiap sisi kelasnya.

Namun semua murid di kelasnya menikmati ke bobrokan Silla. Bagi mereka ini sudah biasa menjadi santapan sehari-harinya.

Namun sebuah cekalan menghentikan pergerakan dan juga nyanyiannya.

"Sill, ikut gue," ucap seorang laki-laki lalu menarik sebelah tangan Silla.

"Eh mau kemana, woi lepasin!! Gue belum selesai kalau konser," berontak Silla tak terima jika ditarik layaknya kambing.

"Diem, suara cempreng sok-sok an mau ngadain konser," ucap cowok itu.

"Ckck, cempreng-cempreng gini gue punya fans ya," ucap Silla tak terima.

"Emang wajah gue kelihatan perduli gitu?" tanya cowok itu menghadap ke arah Silla kemudian kembali berjalan.

"DASAR ANGGA DURJANA SEGALA WANITA!!" teriak Silla membahana sejagat raya.

Ya cowok tersebut adalah Angga sahabat karib dari Ardha. Dan sedari tadi cowok itu asik menarik tangannya berkeliling sekolah. Sementara Frisilla sepanjang perjalanan hanya mengerucutkan bibirnya layaknya bebek.

"Kalau lo gabut, mending lo tidur aja dari pada lo ajakin gue jalan-jalan kayak orang bego ...."

"Lo kok bawel amat sih? Gue kayak gini tuh ada sesuatu," ujar Angga tanpa menoleh.

"Sesuatu yang ada di hatimu sesuatu---" Angga pun buru-buru membekap mulut Silla dengan telapak tangannya.

Mata Silla membola dan dengan jailnya gadis itu menjilati telapak tangan Angga. Angga yang merasakan ada benda kenyal yang menari-nari di telapak tangannya pun kaget dan dengan cepat menarik telapak tangannya.

Angga menatap sang pelaku dengan pandangan menusuk seakan-akan siap mengkuliti Silla. Sementara pelakunya hanya menyengir kuda seakan tak melakukan kesalahan sama sekali.

"Sumpah ya, lo kok jorok banget sih jadi cewek?" cerca Angga.

Silla hanya cengengesan tak jelas sambil mengedip-ngedipkan matanya lucu yang disambut jitakan dari Angga.

Ctak

Aw

"Angga!!" teriak Silla.

Angga pun berlari guna menghindari kejaran Silla. Dan sepanjang koridor mereka asik bermain kejar-kejaran layaknya film India.

Silla pun menghentikan langkahnya di kantin, dia mencomot minuman milik Dinda kemudian berlari lagi mengejar Angga. Angga yang melihat Silla semakin dekat pun menambah kecepatan larinya. Hingga dia berhenti di tengah lapangan.

Silla yang tak melihat jika Angga berhenti pun menabrak punggung Angga sampai mereka nyungsep di lapangan dan menjadi bahan ketawaan murid Bumantara.

Silla yang malu pun lantas memukuli tubuh Angga kemudian menjambak rambutnya sampai rambut Angga rontok beberapa helai karena ulah tangan Silla yang maha dasyat.

"Sakit bego!" teriak Angga histeris karena Silla semakin menjambak rambutnya.

"Ckck makanya jadi orang jangan usil," bantah Silla.

Silla pun melepas jambakannya pada rambut Angga, dan dengan sengaja Angga membalas perlakuan Silla dengan menggelitiki pinggang gadis itu.

Silla yang memang tidak tahan dengan geli pun mencoba melepaskan diri dari kungkungan Angga, namun kekuatannya tak sebanding dengan Angga.

"Woi haha geli hahah," racau Silla kegelian.

"Bhuahah dia kek cacing kepanasan anjir," ucap Angga masih dengan menggelitiki pinggang Silla.

Angga yang melihat wajah Silla memerah karena tawa pun menghentikan aksi gelitikannya.

Silla pun menabok lengan Angga dengan keras sampai pria itu mengaduh kesakitan lantaran kerasnya pukulan Silla.

Tiba-tiba alunan lagu mengalum dengan begitu indah, petikan gitar juga mulai terdengar. Silla dan Angga pun berdiri.

Silla menatap salah satu objek yang menjadi perhatian murid Bumantara sekarang. Disana seorang cowok tengah duduk sambil memangku gitarnya.

Menyanyikan lagu yang khusus untuk saat ini.  Namun pada saat semua murid terfokuskan pada orang itu, tidak disangka dari arah belakang ada yang menarik tangan Silla.  Bukan tarikan kasar yang Silla dapatkan, namun lembut.  Silla spontan berbalik badan memastikan siapa yang menariknya Silla kira Angga lah yang menariknya, namun dugaannya salah yang Silla dapatkan adalah sosok cowok yang baru saja berbaikan dengannya.

“Sill, lu mau gak jadi cewek gue?”

Ardha berbeda dengan yang lain, cara menyatakan perasaannya sungguh berbeda dengan orang-orang yang beredar di media social.  Sungguh bukan ini yang Frissila inginkan.  Yang Frissila mau, ada seseorang menyatakan perasaannya menggunakan bunga, satu batang bunga pun tak masalah.  Namun ini berbeda dengan mimpinya.  Seperti dijatuhkan oleh mimpinya sendiri.  Sungguh!

Silla langsung terdiam.  Hati dan pikiran berkata lain, hatinya ingin mengiyakan namun pikirannya ingin menolak karena Ardha jabatnnya disini bukan sebagai murid-murid biasa tapi sebagai Osis. 

“Sill, gue tanya sekali lagi.  Lu mau jadi cewek gue?” Permintaan kedua keluar, Ardha memastikan lagi karena Frissila hanya terdiam, tidak menjawabnya sama sekali.

Akibat permintaan Ardha yang kedua, Frissila langsung mengiyakan.  Bukan karena Silla merasa takut Ardha menunggu lama, namun Frisilla sungguh mengiyakan.  Ia tidak lagi memikirkan jabatan Ardha yang menjadi ketua Osis, ia juga menyukainya.

Semua langsung bersorak-sorak, bertepuk tangan, mengucapkan selamat dan lain-lain.
“WOII!! KETOS JADIAN SAMA FRISILLA!”

Detik itu juga hubungan mereka menjadi beredar di SMA Bumantara dan kesekolah lainnya.  SMA Bumantara termasuk sekolah yang terkenal, dan juga sekolah negeri terbaik teratas. 

Hari-hari berlalu, mereka semakin dekat.  Namun tetap sama Frisilla tetap dirinya.  Sifatnya terus sama walau sudah bersama Ardha.  Begitu pula dengan Ardha.  Hubungan tidak membuat merubah segalanya. 

Seperti saat ini.  Di waktu malam, Ardha mengajak Frisilla unruk menemaninya berkumpul dengan teman-temannya.  Selain meminta menemaninya, ada maksud lain.  Ardha ingin memperkenalkan perempuan yang saat ini miliknya.

“Iya, tunggu tahap terakhir ini!”

“Ngapain sih, Cuma mau nongkrong sama temen-temen pake make up.  Biasanya juga gak segala pake itu,” protes Ardha

Bagaimana Ardha tidak kesal? Dia terus di chat oleh teman-temannya dan dia sudah menunggu setengah jam.  Untung saja tidak sampai satu jam, mungkin Ardha akan meninggalkan Frisilla.

Sosok yang ia tunggu-tunggu itu akhirnya keluar.  Dengan tampilan yang tidak terlihat feminim,  menggunakan celana jeans, hoodie berwarna putih, dan tas selempang yang tak teralu besar namun juga tak terlalu kecil, wajah yang hanya diberikan bedak dan sedikit lipbalm dan lain-lainnya.

“Yo! Ardha sang ketos SMA Bumantara dateng guys, ekhem! Sama cewek barunya juga nih.”

“Apa kabar lo Dha? Udh lama gak keliatan lo. Sibuk amat kayaknya.”

“Muncul-muncul bawa cewek.”

Begitulah candaan teman-temannya, Ardha hanya menertawakan candaan mereka semua.

“Kenalin dia Frisilla.  Jangan termakan sama covernya dulu, lu gak tau dalemnya kayak gimana.”

Frisilla hanya tersenyum lebar pada mereka.  Karena dia juga tidak tau ingin memperkenalkan dirinya seperti apa.  Mereka asyik bercanda, tertawa bersama dan dengn cepat Frisilla langsung terbuka pada mereka, padahal baru satu jam yang lalu mereka baru bertemu.

________________________________________________________________

Bersambung ....

When You TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang