"Oh lo yang namanya Frissila, cewek bar-bar aja bangga," ucap Ardha membuat Frissila memukul lengan Ardha kencang.
"Cowok datar aja kok dibangga banggain!" balas Frissila sambil pergi meninggalkan Ardha yang terdiam kesakitan.
***
Frissila terus melangkahkan kakinya meninggalkan Ardha, namun detik berikutnya ia kembali membalikan badannya.
"DASAR KETOS SOMBONG!!" teriak Frissila disertai tawa nya yang berbahak-bahak.
Seluruh siswa SMA Bumantara yang ada di tempat itu sudah menatap Frissila dengan tatapan yang beraneka ragam. Namun, Frissila tidak peduli akan hal itu. Ia melangkahkan kakinya mundur, hingga ia tak sadar bahwa ada seseorang berdiri di belakangnya, dan mampu menghentikan langkahnya.
Frissila membalikan badannya, terlihat sosok pria bernama Angga Mahesya yang tersenyum miring ke arahnya. Dia adalah salah satu pria yang sangat menyukai Frissila di SMA Bumantara.
"Ngehalangin jalan gue aja lo!" ucap Frissila dengan wajah kesalnya. Tentu saja, tawanya sudah reda dari awal mula ia menghentikan langkah mundurnya.
"CILUK... BAA." Angga menutup wajahnya dengan telapak tangan, dan kemudian membukanya
Frissila mengerutkan dahinya.
"HAI NENG SILLA!! APA KABAR? NENG SILLA BAIK BAIK AJA KAN?" kata Angga.
"Gue baik baik aja, apa lo nanya nanya? Naksir ya?" Frissila terkekeh.
"IYA DONG!! ABANG ANGGA GITU LHOH!!"
Frissila melangkahkan kakinya seraya berucap, "ya... secara 'kan gue itu cantik, imut, manis, lucu, ba—"
BUGH...
Frissila terjatuh karena ia tidak sadar bahwa di hadapannya terdapat sebongkah kayu.
"Auh...," ringgisnya.
Suara gelak tawa siswa meramaikan suasana lapangan saat itu.
"NENG SILLA GAPAPA KAN? BIAR ABANG ANGGA AJA YANG NOLONGIN." Angga beraih tangan Frissila, membatu Frissila berdiri.
Frissila berdiri dari duduk nya, membersihkan bajunya yang sedikit kotor. "Untung gue nggak malu," gumannya.
"ADA YANG SAKIT NGGAK?" tanya Anggga heboh.
"Ada," jawab Frissila.
"MANA?"
"Ini." Frissila mengarahkan jari telunjuknya ke kepalanya. Seraya memperlihatkan giginya.
Angga menatap Frissila. "OTAK NYA SENGKLEK?"
"Kualat kan lo? Jadi cewek jangan narsis makanya!" kata Ardha tiba tiba dengan senyum smrik-nya.
Friisslia diam, tidak menjawab ucapan mereka.
"OMG!!! SILLA? KAMU KENAPA? ABIS MAIN TANAH? ATAU EMANG JATOH?" pekik seorang gadis seraya berlari menuju Frissila.
Namanya, Veoni Dinastia si cewek knalpot SMA Bumantara.
"Gue abis rebahan barusan, jadi baju gue kotor! Ish," jawab Frissila malas.
"KAMU GILA? ATAU EMANG NGAK WARAS?! MASA IYA KAMU REBAHAN DI LAPANGAN?"
"HEH?!! LO NGATAIN ENENG SILLA GILA DAN NGGAK WARAS?! HEH, YANG GILA ITU LO!! ONI." Angga menjawab ucapan Veoni dengan teriakan ala-ala Angga.
"BELAIN AJA TERUS TUH SI SILLA!! AKU ENGGAK!! KURANG APA SIH AKU? CANTIK UDAH, BAIK UDAH, MAN—"
"CEWEK KNALPOT!! LO NGAPAIN SIH IKUT IKUTAN?! INI ITU URUSAN GUE!! GUE LAGI KONSER NIH DI LAPANGAN! 'KAN KALI AJA GUE DI PANGGIL PAK KASEP LAGI! HAHAHA," potong Frissila dengan tawa yang berbahak bahak. Kemudian, ia melangkahkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Talk
Ficção Adolescente"Oh lo yang namanya Frisilla, cewek bar-bar aja bangga." "Cowok datar aja kok dibangga banggain!" ----- "AAA!!! KECOAAAA!!" teriak Ardha tiba-tiba seraya mendorong tubuh Frisilla cepat. "Mana kecoa mana kecoa?" Frisilla panik, entah kenapa itu terj...