[dua] Perkara tegang.

231 37 5
                                    


CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH,TEMPAT ATAU ALUR ITU MURNI KETIDAK SENGAJAAN BUKAN MAKSUD UNTUK MEYINGGUNG PIHAK MANAPUN.

——✩★✩★

Bell istirahat sudah berdering dari 5 menit yang lalu seluruh siswa dan siswi serempak berhamburan keluar kelas menuju Kantin untuk mengisi perut kosong mereka masing-masing.

Sama halnya dengan Aidan dan ke-empat sahabatnya mereka juga ikut bergabung untuk mengisi perut kosong masing-masing yang padahal untuk duduk aja mereka tidak boleh,mengingat ada hukuman yang masih berlaku sampai pulang nanti.

Tapi karena ke gesitan mereka saat bell berdering mereka langsung lari keluar kelas menuju kantin.

Dan posisi mereka sekarang di bangku belakang pojok bagian kanan, di sana terdapat pasukan sanparen dari yang anggota akhir sampai anggota inti.

Aidan mengeluarkan uang sebesar lima puluh ribu rupiah dari saku baju seragamnya lalu meletakakan uang itu di atas meja tepat di hadapan Reza.

Reza yang paham malah mendorong uang itu ke samping dan berhenti tepat di hadapan Baim. Baim yang sama malas'nya mendorong uang itu lagi ke arah Gibran,dan Gibran pun melakukan hal yang sama lagi.

Namun....

Brakk!!

Gebrakan seseorang sukses membuat seluruh anak sanparen kaget.

Semuanya pun perlahan menoleh ke arah pelaku,

"Mie ayam seperti biasakan?," dan ternyata pelaku itu adalah mang Didi karena gemas melihat tingkah anak-anak sanparen jadi dia berinisiatif menghentikan aksi malas bocah-bocah gendeng itu.

"Jantung gue anjir. Mang didi gak ada ahlak pisan,heran." ucap Baim dramatis sambil mengusap-usap dada.

Mang Didi nyengir kuda,"maap ya bayem,yaudah mang didi siapin dulu mie ayamnya," katanya yang di balas anggukan oleh anak-anak sanparen, Lalu berbalik pergi ke arah Aprilia. Alias grobak ke sayangannya.

"Mabar yo im," ajak Reza sambil mengeluarkan ponsel genggamnya dari saku celana kirinya.

"Mabar apaan?"

"Monyong us,"

"Oh yang merah jadi koruptor ya,"

"Iya ayo,kita laporin ntar." Baim pun dengan gesit ikut mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi game itu dan mulai bermain bersama Reza.

Gak lama dari itu rombongan Kiya datang menghampiri anak-anak sanparen terlihat Adiba juga ikut bergabung.

"Haii baby," sapa Kiya sambil memeluk leher Gibran manja.

Seluruh anak sanparen kompak menoleh bersama,begitu juga dengan Aidan.

"Yampun para pacar gue ngumpul semua," seru Baim melihat kedatangan Adiba,Intan dan juga Inggit.

"Gigi lu meldug." Sahut Inggit ketus. Mendengar itu Anak-anak sanparen tertawa ngakak.

Berbeda dengan Aidan,tiba-tiba aja seluruh badan Aidan tegang melihat Adiba tersenyum ke anak-anak sanparen yang menyapanya.

Danil yang tadinya duduk di samping Aidan langsung geser posisi agar Adiba bisa duduk bersama.

Posisinya Inggit duduk di antara Baim dan juga Reza di ikuti intan yang duduk di sebelah Gibran dan juga Kiya.

Aidan Bismaaskra [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang