"O, Meaaaan, nnnngh, nnngh, aaaa," rintih Plan panjang terdengar. Ia mengeratkan peganganya pada bahu Mean sebab Mean menggoyang dirinya lebih kencang.
"Aku sangat merindukanmu," lirih Mean dan ia masih menyodokkan naganya ke dalam lubang Plan dan bahkan semakin dalam.
"Meaaan, uuungh, ooo, aaa," desah Plan lagi.
Mereka berciuman dan masih menikmati permainan mereka. Belum ada tanda menuju puncak kenikmatan dari keduanya, tapu setelah satu jam berjalan, keduanya meneriakkan nama masing-masing dan mendesahkan kenikmatan yang panjang.
Mereka tidur berhadapan, bertatapan dan menyunggingkan senyuman. Tubuh mereka masih telanjang dan berbalust selimut hanya pada daerah di antara pusar sampai lututnya.
Tangan Plan menjulur ke wajah Mean dan mengelusnya lembut.
"Pacarku tampan sekali," bisiknya sambil masih mengelus wajah Mean.
"Pacarku cantik sekali," sahut Mean. Sekarang ia berani mengatakannya. Ia kemudian memegang tangan Plan yang tengah mengelus pipinya dan menciumnya lembut.
Ia kemudian menangkup wajah Plan dan menciumnya dengan gemas membuat Plan bahkan nyaris tak bisa bernapas. Mean menindih Plan lagi. Dan ia mendorong naganya pelan ke lubang Plan dan mulai menggoyangnya lagi.
"Uuuungh, Meaaan," desah Plan.
"Uuuungh, nnnngh, aaaa, enaaaak, Plaaan. Oooo," desah Mean panjang. Ia seperti antara tengah kerasukan dan takut kehilangan, menghujamkan naganya dengan penuh semangat dan membuat Plan benar-benar lemah terkulai.
"Kau gilaaa! Mesum!" keluh Plan sambil tertawa dan memukul kening Mean. Yang dipukul hanya diam dan mengakui yang dikatakan oleh Plan.
"Delapan babak masih tidak cukup!" Plan sekali lagi memukul bahunya.
"Maafkan aku! Aku sangat merindukanmu," sahut Mean sambil menciumi bahu Plan. Nadanya merajuk.
"Enam bulan nagaku kau acuhkan, Plan!" Mean mengeluh.
Plan mengerling.
"Tidur. Besok lagi kita lanjutkan," sahut Plan.
"Lubangku panas dan kondom sudah habis," sahut Plan lagi.
Mean langsung tersenyum saat tahu episode bercinta mereka masih bersambung."Aku cinta padamu, Plan Rathavit," sahut Mean dengan mata yang berbinar.
"Aku cinta padamu, Mean Phiravich," ujar Plan dengan lantang. Ia mengecup bibir Mean dan mengucapkan selamat malam.
***
"O, enaak sekalii, Meaan! Nnnngj, aaaa," desah Plan. Kali ini Plan menunggangi Mean. Bercinta dengan gaya Women on top, menu pembuka pada pagi hari mereka.
"O, Plaan, nnnnngh, mmmmph," desah Mean yang juga ikut bergoyang bersamanya. Keduan tangannya asyik meremas dua gunung kembar Plan yang lincah menari seiring pergerakan Plan.
"Meaaan, aku keluar," desah Plan.
"Shit! Aku juga, Plaaan," ia mau menarik Plan tapi tak keburu dan cairannya keluar di dalam lubang Plan. Ia menatap Plan dengan perasaan khawatir, masalahnya ia menggenjot Plan tanpa balon pelindung.
Akibatnya ketahuan dua bulan kemudian. Mereka sudah berada di Inggris. Plan hamil. Mereka dengan cepat melangsungkan pernikahan sederhana dan melanjutkan kuliah.
Mean pergi dengan biaya dari orang tua Plan dan ia harus membayar setelah mendapatkan pekerjaan dan itu benar-benar ia lakukan.
Dalam waktu tiga tahun, ia bisa melunasi utang kepada ayah mertuanya. Itu karena bapak dua anak ini, Dee dan Tee, sangatlah rajin bekerja dan diterima di hotel yang paling elit di Thailand.
Mean dan Plan tinggal di sebuah rumah yang cukup besar dan mereka tinggal di sana dengan kedua anaknya dan beberapa pelayan.
Cita-citanya sebagai manajer hotel tercapai sudah. Bahkan sekarang, ia adalah pemilik hotel terkenal di Thailand dan beberapa negara di dunia.
Plan selalu mendampingi dirinya dengan setia. Ia sangat mencintai Mean sama dengan Mean yang juga tak bisa kehilangan Plan sekarang. Cemburunya tingkat dewa dan ia bahkan tak suka jika Plan terlalu peduli kepada bawahannya padahal sikap Plan biasa saja.
Kadang-kadang ia marah dan menegur istrinya itu sambil manyun atau merajuk. Plan selalu tertawa dibuatnya. Mean kadang kesal ketika Plan menganggap ini hal yang remeh semata.
Namun, sejujurnya Plan sangat bahagia saat Mean menunjukkan rasa kasih sayangnya. Ia bahagia karena pilihannya tidaklah salah. Meski pernah terjadi hal yang menyedihkan dalam perjalanan cinta mereka, akhirnya mereka bisa mengatasinya karena satu sama lain saling mendukung dan membuka hatinya.
Mean dan Plan sebuah kisah yang berakhir bahagia.
Tamat