-CHAPTER 01-

16 2 2
                                    

Bel masuk berbunyi nyaring menembus semua indra pendengaran siswa dan siswi yang berlalu lalang membuat semua yang mendengarnya berlari masuk kedalam kelas mereka masing-masing.

"Cepat masuk kelas" Ucap guru kesiswaan dengan suara nyaringnya.

Sedangkan ketiga cowo berlari menuju gerbang namun na'as, gerbang hitam menjulang ke atas itu sudah tertutup rapat.

"PAK BUKAIN" Pekik salah satu dari ketiga cowo itu.

"Ya allah pak, bukain, kitaa tadi kejebak macet" Imbuh cowo yang yang memakai tas berwarna abu-abu.

"Kalian terlambat! Silahkan hubungi guru kesiswaan, kalian akan mendapatkan hukuman karna ketidak disiplinan kalian" Ucap Satpam tersebut.

"Pak, saya punya uang 100K nihh, bapak mau ngga?" Tawar Cowo yang memakai tas abu-abu tersebut, "Tapi bapak harus bukain pintunya dulu"

"STEPAN, DERELL, KIKI" Teriak seorang guru dengan wajah killernya, "Kalian lagii, kalian lagi"

Yap, ketiga cowo tersebut adalah TRIO PENGRUSUH. Emmm, siapa lagi kalau bukan Derell Albert, Rizki Adelio, dan Stefano Aurellio.

"Aduh ada Buaya, ehhh maksudnya Bu spasi Aya memang nya tidak bosan menghukum kami?kami saja bosan melihat wajah ibu yang ngga ada perubahan seperti bangsa ini " Ucap Rizki dengan menopang wajahnya menatap guru berbadan gempal di hadapannya itu.

"BERANI SEKALI KAMU BICARA BEGITU!" Ucap guru killer itu yang bernama Aya, "Tentu saja saya sangat bosan melihat ketiga pentolan biang masalah seperti kalian, mending kalian pulang aja sana, ngga usah sekolah!"

Setelah mengatakan kata-kata pedasnya, guru Killer itu pergi dari hadapan Derell, Stefano dan Rizki yang berdiri di luar gerbang.

"IBUUU AYAA KEKASIHHNYA PAK GUTENG, TOLONG BUKAIN PINTUNYA EH MAKSUDNYA GERBANGNYA, KITA MAU SEKOLAH BU" Teriak Stefano keras namun Guru itu tak menyahuti, dan satpam yang menjaga gerbang sudah pergi entah kemana.

"Lo si ki segala telat bangun" Ucap Stefano menyalahkan Rizki, salah satu sahabatnya.

"Y-Ya kan namanya juga kesiangan" Bela Rizki, "Harusnya lo yang di salahin! Kan lo yang ngajak gue begadang main fitnah-fitnahan itu,mana lagi lo bunuh gue, sungguh tega lo Streples!" Kesalnya dengan mencubit keras pinggang Stefano.

Stefano meringis, "Awssh... Kek cewe lo, suka nyubit" Ucapnya menabok lengan Rizki, "Rell, gimana inii?" Tanya Stefano menatap Derell.

"Emmm, kenapa kita ga lewat pintu belakang sekolah? Goblok kan kalian" Ucap Derell lalu langsung berlari menuju pintu belakang sekolah.

"Kiki emang goblok" Sahut Stefano lalu berlari mengejar Derell, tentu meninggalkan Rizki.

"HEH SYAMSYUDIEN WAIT MEEE" Pekik Rizki lalu berlari mengejar mereka.

Mereka bertiga mengendap-ngendap layaknya seperti maling menuju pintu belakang sekolah, yap! Jalan rahasia mereka.

"Eh ada kembarannya kiki" Ucap Stefano saat melihat seekor anjing di sana, "Ki, kembaran lo tuh"

Derell masih celingak-celinguk mengamati sekitar, takutnya ada guru lewat atau bahkan guru Killer tersebut, emm iyaa... Bu Aya.

"AHAAA" Pekik Rizki mendapatkan ide cemerlang, perlahan dia mendekati Anjing itu, "Hsttt... Streplessss pegang nihhh" Ucapnya sedikit berbisik dengan memberikan tali yang mengkait leher Anjing.

"Ih, ogah" Tolak Stefano mentah-mentah, "Kenapa harus gue, itukan kembaran lo"

Derell yang sedang mengamati sekitar pun menatap kedua sahabatnya.

P R O M I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang