INTUISI | BAGIAN 8

23 2 0
                                    

BAGIAN 8 : NEW SQUAD

_

Now Playing : Count On Me - Bruno Mars

~

Memang semudah itu jika takdir mengatakan jadi satu.

Beberapa bulan setelah kejadian mengejutkan mengenai bakat terpendam Kenes, kini gadis itu tengah berdiri di depan rumahnya lengkap dengan segala atribut MOS yang diantaranya name tag dada, dua pita merah dirambutnya dan tak lupa tas kain jahitan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa bulan setelah kejadian mengejutkan mengenai bakat terpendam Kenes, kini gadis itu tengah berdiri di depan rumahnya lengkap dengan segala atribut MOS yang diantaranya name tag dada, dua pita merah dirambutnya dan tak lupa tas kain jahitan sendiri yang terbentuk alakadarnya sesuai aturan juga antek-anteknya yang ditetapkan panitia MOS.

Betapa lapangnya hati seorang Edrea Kenes harus berangkat bersama ketua OSIS, panitia penyelenggara acara pembodohan ini. Ya, Kenes berangkat bersama dengan Arca. Lalu Raynar? Lebih memilih berangkat sekolah bersama Manyura—si tetangga depan rumahnya. Dengan santainya ia beralasan, "males gue berangkat sama ondel-ondel." Memang sialan, ya, Raynar itu. Padahal siapa yang membantu ia tahun lalu mempersiapkan segala hal untuk MOS?

Sebenarnya, ada yang sedikit mengganggu pikiran Kenes. Bayangkan saja, hari pertama sekolah dan masih dalam masa orientasi ia langsung berangkat dengan ketua OSIS sekolah tersebut. Tahu kan, pangkat kepopuleran ketos, apalagi ini Arca, Kenes yakin visualnya yang bukan kaleng-kaleng ini pasti banyak yang mengincar. Mengerti kan, konsekuensinya?

Tak lama, motor matic hitam dengan helm bogo hitam dikepala si pengendara muncul di hadapan Kenes. "Sorry, lama. Ngisi bensin dulu tadi."

"Di warungnya Abah nih pasti, muter-muter nyari kembalian dulu." Ujar Kenes menyebut salah satu penjual bensin komplek C.

"Iya, yaudah buruan."

Kenes memasang helm bogo bermotif kartun kodok yang sejak tadi ia genggam di tangannya lantas bergegas menuju jok belakang motor Arca.

Arca tiba-tiba terkekeh, "coba ngaca ke jendela toko deh."

Kenes menurut, memerhatikan bayangan dirinya. Seragam SMP yang sudah tidak putih bersih lagi dengan rok yang sedikit lebih pendek dari seharusnya juga antek-antek MOS yang dipadukan dengan helm kartun kodok berwarna hijau sedikit membuat dirinya sendiri merasa...,

"Ck, bang Arca nih yang bikin gini. Cepet dih katanya ketos gak boleh berangkat siang." Kenes mencuatkan bibir kesal.

"Bentar gue ketawa dulu, entar di sekolah gue gak bisa ngakak." Ujar Arca lantas tertawa terbahak.

Memang ya, sebaik-baiknya Arca tetap saja tengil. Meski tak separah Raynar dan yang lain.

*

"Langsung masuk ruangan peserta. Gak usah nyapa-nyapa senior yang kenal, apalagi panitia." Pesan Arca pada Kenes setelah sampai di sekolah. Tak tertinggal raut wajah cool dan berwibawa layaknya ketua OSIS keren.

INTUISI (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang