10. Temenin ya?

300 73 16
                                    


6 months later.

Waktu memang berjalan begitu cepat.

Kalian tahu apa yang terlah terjadi selama 6 bulan belakangan ini?

(Y/n) yang awalnya ingin menahan perasaannya untuk tidak baper, nyatanya semakin jatuh lebih dalam lagi ke dalam hati seorang juniornya --Lee Felix.

Pria itu semakin dekat dengan (y/n), dan rasanya.. pria itu adalah pria yang paling tulus yang pernah (y/n) kenal.

Pria itu tidak pernah ragu untuk bercanda ataupun menunjukkan kedekatannya dengan (y/n) --bahkan di depan teman-temannya.

Hal itu membuat (y/n) semakin feel special.

"Eh Felix ganteng nyariin siapa nih?" sapa Mina saat bertemu dengan Felix di depan pintu kelas.

"Ehm," Bambam yang ada dibelakangnya langsung berdehem.

"Eh iya gantengan kamu dong sayang," jawab Mina sambil membelai lembut pipi Bambam.

Tak lama, (y/n) dan Tzuyu keluar dari kelas.

"Kak (y/n)!" sapa Felix sambil tersenyum.

"Pucuk dicinta ulampun tiba," gumam Mina sambil menarik lengan Bambam untuk segera pergi.

Kini tinggallah (y/n), Tzuyu dan Felix bertiga --karena Dahyun dan Minho sedang mengurus sesuatu di bagian akademik.

"Kenapa, Lix?" tanya (y/n).

"Pengen ngajakin kakak makan siang sih, tapi kalo kakak gak sibuk," jawab Felix sambil melirik kearah Tzuyu sesekali.

"Sebenarnya, aku mau makan siang sama-- (y/n) ikut melirik kearah Tzuyu.

"Memangnya aku gak boleh gabung nih?" lanjut Tzuyu.

"Yaudah kalo gitu makan siang ber-3 aja," kata Felix semangat.

Akhirnya mereka bertiga jalan ke kantin. Selama diperjalanan menuju kantin, hati (y/n) sedikit gelisah. Ia tahu, ini adalah pemikiran yang tidak baik --atau lebih tepatnya, kekanak-kananakan.

(Y/n) terus memikirkan bagaimana jika setelah ini, Felix jadi menyukai Tzuyu? Mengingat gadis itu memang gampang sekali mencuri hati pria.

Tidak, pikiran macam apa ini.

Tapi benar, (y/n) benar-benar takut jika seseorang berhasil mencuri Felix-nya.

Felix, kenapa kau sanggup membuat kakak tersiksa seperti ini?

Sesampai mereka di kantin, mereka mengambil jatah makan siang dan mulai duduk bersama di sebuah meja yang ada di sudut kantin.

"Hari ini menunya ada ayam kesukaan kak (y/n)," kata Felix pelan sambil menatap nampan makanannya.

"Dan sayurnya kesukaanmu. Nih ambil sayur kakak kalo mau," lanjut (y/n).

"Gak ah, kakak harus makan sayurnya ya," jawab Felix.

Tzuyu yang ada di dekat mereka langsung merasa seperti nyamuk. Ia benar-benar tidak tahu harus ikut bicara apa.

"Tyu, makanlah," (y/n) mengingatkan.

"Iya, nih mau makan. Oh iya, Felix.." panggil Tyuzu.

"Kenapa kak?"

"Diantara senior-senior, kenapa sih kayaknya kamu paling seneng sama (y/n)?"

"Kenapa ya? Aku rasa hal seperti itu memang tidak memerlukan alasan, kak."

Sekarang (y/n) benar-benar menahan diri untuk tidak berteriak sekencang-kencangnya mendengar jawaban Felix.

Tzuyu mengangguk, lalu melanjutkan makannya.




lee.felix

kak sebenarnya ada yg mau aku bilang ke kakak
tapi malah ada kak tzuyu😅



(Y/n) kaget begitu melihat notifikasi di handphone-nya. Ia langsung melirik kearah Felix yang ada di hadapannya --pria itu sedang tersenyum kearahnya. (Y/n) langsung kembali handphone-nya, dan membalas pesan itu:




lee.felix

kak sebenarnya ada yg mau aku bilang ke kakak
tapi malah ada kak tzuyu😅

ngomong apa?
yaudah dari sini aja

sebenarnya.. aku pengen minta kakak temenin

temenin kemana?

nonton film horror kak

hah? kenapa minta temenin kakak?

ya karena aku takut hantu
kan kakak katanya berani
jadi minta temenin kakak aja




Reflek, (y/n) langsung tertawa. Membuat Tzuyu heran dan Felix merasa malu karena tahu pasti seniornya itu sedang menertawakannya yang takut menonton film horror.

"Kenapa sih?" tanya Tzuyu heran.

"Gak papa sih. Lucu aja sama cowok yang gak berani nonton film horror," jawab (y/n), membuat Felix langsung tersindir.

"Siapa? Cowok mah rata-rata memang gak berani nonton horror. Kalo kamu, berani gak Lix?" Tzuyu bertanya pada orang yang disindir.

"B-Berani dong kak!"

"Good, eh, bentar, ke toilet dulu ya," lalu Tzuyu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Jadi berani nih?" tanya (y/n) lagi, lebih tepatnya, sambil menggoda.

"Ya berani, kalo ada kakak yang nemenin, hehehe."

"Memangnya kenapa harus kakak yang nemenin?"

"Harus ada alasannya ya kak?" lagi-lagi, jawaban Felix membuat (y/n) menjadi salah tingkah.

Padahal hanya sebuah jawaban sederhana.

"Ya udah, kapan?" (y/n) memang tidak mungkin menolak. Lagi pula, ini adalah pertama kalinya Felix mengajaknya berkencan!

Iya, (y/n) boleh menyebut ini kencan, kan?

"Besok sore gimana kak?"

"Oke, boleh."

"Yaudah, nanti kakak share location alamat kakak ya, biar aku jemput."

"Kamu mau jemput?"

"Iyalah kak, kan aku yang ngajak. Gak gentle dong kalo ketemuan disana, kayak pergi sama temen aja," jawaban Felix kali ini benar-benar membuat (y/n) rasanya sudah terbang diatas awan.

'Kayak pergi sama temen aja.'

JIKA BUKAN TEMAN-- LALU MEREKA APA?

Namun (y/n) tidak berani menanyakannya karena sudah terlanjur salah tingkah.

To be continued

JUNIOR (SK & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang