14. Peraturan Dilarang Menangis

180 54 5
                                    

note: kalo misalnya udah mulai lupa cerita ini, boleh dibaca ulang part-part sebelumnya biar lebih paham ya.


⭐️

"Siapa cowok yang bawain boneka besar itu? Kenapa pipi kamu merah ngeliat dia?" Mark langsung menghujami mantan kekasihnya itu dengan dua pertanyaan sekaligus begitu mereka sampai di atap kampus (y/n) yang dulunya juga menjadi kampus Mark. Ya, pria itu juga alumni kampus ini dengan jurusan yang berbeda.

"Memangnya kenapa?" (y/n) tidak mengerti dengan pertanyaan Mark.

"Ya aku gasuka."

"Hah?"

"Kurang jelas? AKU GASUKA!" Mark kini terlihat marah.

"Loh kenapa gasuka? Kan kita--"

"Pokoknya jangan dekat-dekat sama cowok lain selain aku!" Mark mengguncang kedua bahu gadis itu dengan kasar.

Beginilah Mark, ia tidak bisa menahan emosinya. Ini adalah salah satu alasan kenapa (y/n) memilih untuk mundur saja dari pria ini.

"Kamu aneh. Kenapa sih tiba-tiba kayak gini? Kita udah engga ada urusan lagi. Kamu juga udah punya pacar. Aneh, ini beneran aneh," (y/n) mulai terisak, matanya basah begitu saja. Ia memang sangat sensitif jika diperlakukan seperti ini.

"Intinya kamu gaboleh deket sama siapa-siapa! Setidaknya kalo deket jangan liatin di depan aku!" Mark semakin aneh, (y/n) jadi tidak pernah menyesal untuk meninggalkannya.

"Maaf, tapi nada bicara kakak sudah diatas batas maksimal untuk bicara ke perempuan," entah dari mana datangnya, Hyunjin tiba-tiba ada diantara (y/n) dan Mark.

"Kau siapa?" Mark menatap Hyunjin kesal.

"Perkenalkan, aku Hwang Hyunjin, sepupu dari Park Jinyoung, temannya kakak juga," jelas Hyunjin.

Mark yang langsung merasa malu karena telah dipergoki sedang membentak seorang perempuan, dimana selama ini ia selalu dianggap sebagai angel. Ia langsung menunduk, dan kemudian perlahan pergi meninggalkan tempat itu.

⭐️

Sepeninggal Mark, (y/n) langsung berjongkok, lalu menangis sesenggukan. Ia tahu betul bagaimana karakter asli mantan pacarnya itu. Dia sangat kasar, egois dan sesekali bertingkah aneh. Namun anehnya, ia selalu menjadi malaikat dihadapan orang lain.

"Sudah kak, jangan nangis," Hyunjin ikut berjongkok, lalu menenangkan seniornya itu.

"Kakak tau gak, ada peraturan dilarang menangis di hari graduation?" tanya Hyunjin.

"Mana ada peraturan seperti itu!"

"Ada, aku yang buat peraturannya. Dan kakak yang harus mematuhinya," kata Hyunjin lagi, membuat ujung bibir (y/n) sedikit terangkat, walau matanya masih dihiasi bulir-bulir air mata.

"Kak Tzuyu sama kak Mina dibawah, sana temuin mereka," kata (y/n) kemudian.

"Kan mereka gak nangis, jadi aku gak perlu kesana untuk menyampaikan peraturan itu dong," balas Hyunjin sambil sedikit tertawa.

"Kamu ini."

"Nah, gitu dong. Makasih ya kak."

"Makasih apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih apa?"

"Makasih udah menaati peraturan yang aku buat," mendengar jawaban Hyunjin, mereka berdua jadi sama-sama tertawa, dan kemudian bangkit bersamaan.

"Kakak harus balik nemuin temen-temen kakak ya," kata (y/n) sembari pergi meninggalkan tempat itu dan Hyunjin.

Ia teringat Felix yang pasti sedang menunggunya dibawah.

"Kak!" panggil Hyunjin, membuat gadis itu berhenti dan menoleh kearah Hyunjin.

"Happy graduation ya," teriak Hyunjin. (Y/n) langsung mengangguk dan tersenyum, lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk menemui teman-temannya,

dan.. Felix.

⭐️

Sesampainya dibawah, ia tidak dapat menemui siapapun kecuali Bambam yang masih bersama dengan keluarganya.

"Bam, dimana yang lain?" sapa (y/n).

"Mina, Dahyun, Tzuyu udah pulang mau foto studio gitu sama keluarga masing-masing. Terus Minho kayaknya gabung ke anak-anak klub futsal deh," jawab Bambam.

"Terus adikku? Dan.. Felix?"

"Ah iya, itu mantan pacarmu sama adiknya udah pulang. Tadi kayaknya mantanmu itu marah-marah gitu deh ke adiknya, kasian. Memangnya kenapa sih?" rasa ingin tahu Bambam ternyata memang besar.

"Ih gak tau, terus adikku mana?!"

"Hm, adikmu, Felix dan bonekamu kayaknya duduk di kantin deh, nungguin kamu."

APA? Sial, pasti Wonyoung sudah mewawancarai Felix! Tidak, tidak boleh! Pekik (y/n) dalam hati.

Tanpa menjawab apapun, (y/n) langsung berlari menuju kantin dan.. benar.

Wonyoung tampak terus-terusan tertawa bersama Felix. Sial, pasti Wonyoung sudah mendapatkan segala informasi dari Felix. Dan yang paling (y/n) takutkan, adiknya itu akan menceritakan segala keanehannya di depan Felix. Aish!

"K-Kalian disini," sapa (y/n) sedikit canggung.

"Kakak kenapa sama kak Mark?" tanya Wonyoung begitu melihat kehadiran (y/n). Gadis itu langsung duduk disamping Felix --namun belum berani menatap kearah pria itu sedikitpun.

"Minum dulu kak," Felix menyodorkan sebotol air mineral untuk (y/n). Gadis itu menurut, dan segera meminumnya.

"Tadi Han dimarah-marahin kak Mark, pasti ada kaitannya sama kakak kan?" selidik Wonyoung lagi.

"Nanyanya nanti aja ya? Kak (y/n) kayaknya masih lelah," lanjut Felix.

Astaga, pria ini benar-benar yang paling bisa menyejukkan hati (y/n). Namun karena kehadiran Mark, semua rencana yang telah diekspektasikan (y/n) jadi hancur berantakan.

"Iya, iya," jawab Wonyoung dan dilanjutkan dengan tawanya yang tertahan. (Y/n) yakin sekali, setelah ini, Wonyoung pasti akan menggodanya habis-habisan karena sudah tahu siapa pria yang selama ini berhasil membuat kakaknya menjadi seperti orang gila.

To be continued

JUNIOR (SK & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang