16. Heartache

148 43 2
                                    

(Y/n) terus menangis hingga waktu menujukkan pukul 10 malam. Hatinya benar-benar terasa begitu sakit. Sekarang ia tahu, inilah yang dirasakan seseorang yang dikecewakan oleh orang lain yang sudah dianggap segalanya dihidupnya.

Wajar, rasanya menangis terus-terusan seperti ini adalah hal yang wajar untuk seseorang yang baru saja disakiti seperti (y/n). Tidak, Felix bahkan tidak sadar bahwa ia telah menyakiti (y/n).

Kenapa dunia ini begitu kejam untuk (y/n)?

(Y/n) keluar dari kamarnya, lalu mengunjungi Wonyoung yang kini tampak sudah tertidur di kamarnya. Tunggu, di pipi Wonyoung, terlihat bekas air mata. Apa adiknya itu menangis hingga tertidur?

(Y/n) jadi kembali menangis setelah melihat hal itu, "M-Maafkan kakak, Wonyoung," gumam (y/n) sambil terisak.

"Semua ini sama sekali bukan salahmu tapi kakak malah seperti tadi padamu. Maafkan kakak," lalu (y/n) mencium kening adiknya itu, dan segera pergi dari kamar itu.

(Y/n) keluar dari gedung apartemen ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Ia bahkan tidak tahu harus kemana sekarang. Yang ia hanya pikirkan hanya satu: ia ingin mencari ketenangan. Ya, kemana saja tempat yang dapat membuatnya merasa tenang dari masalah yang baru saja ia dapat.

Brak

Ia tersandung dan terjatuh ditrotoar tempat ia berjalan.

"Batu sialan," katanya sambil terisak.

"Akh," ternyata lututnya berdarah, membuatnya merasa semakin sedih karena sekarang bukan hanya hatinya yang perih, namun juga lututnya.

(Y/n) berusaha untuk bangkit, lalu kembali melanjutkan langkahnya walau kini dengan kondisi yang lebih menyedihkan karena ia harus terseok-seok karena kakinya terasa sangat sakit.

Ia terus berjalan hingga saat waktu menunjukkan pukul 1 malam, ia sampai di sebuah gedung besar yang tak lain adalah kampusnya sendiri. Ia bahkan tidak mengerti kenapa ia bisa sampai disini.

Karena sudah terlanjur di kampus, ia memilih untuk pergi ke atap. Tempat itu adalah tempat yang paling nyaman, dan mungkin saja bisa memberinya.. ketenangan?

Untung saja gedung kampus memang tidak pernah dikunci di malam hari karena sesekali para anggota klub menggunakan gedung ini untuk rapat hingga menginap. Namun tetap saja, dalam pengawasan penjaga gedung dan CCTV. Hanya saja, (y/n) tidak mau ambil pusing dengan CCTV karena pasti mereka tidak akan selalu mengeceknya.

(Y/n) sampai di atap dan kemudian pergi menuju pembatas atap yang dapat memperlihatkan keadaan bawah gedung ini dengan jelas.

Pandangannya terus memandangi bagian dasar bangunan ini. Apa mungkin, mereka yang memutuskan untuk menjatuhkan dirinya kebawah sana akan merasakan kebahagiaan karena terbebas dari segala masalah yang dimiliki dihidupnya?

Tidak, mereka semua pasti hanyalah pengecut. Yang tidak berani menghadapi segala masalah yang pastinya selalu memiliki jalan keluar.

(Y/n) menggeleng, ia pasti adalah orang bodoh karena sempat berpikir hal-hal bodoh seperti tadi.

Namun tak lama,

Cling

Gelang tangan miliknya yang dibelikan kembar dengan Wonyoung oleh eomma terlepas dan terjatuh, membuatnya reflek ingin meraih gelang itu.

Namun yang ada, ia kehilangan keseimbangan dan tubuhnya seolah terdorong kebawah dan..

"TOLONG!" teriaknya sekencang-kencangnya.

Perasaannya sudah campur aduk. Apa mungkin, Tuhan mengabulkan keinginannya untuk mendapatkan ketenangan?

"KAKAK!"

To be continued

JUNIOR (SK & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang