satu.

10 2 0
                                    

Happy reading:)

Tok tok tok

"Papaa ini rara,papa ada di dalem?"

Justin membuka pintu kamar nya, "udah inget?"

Ara mengangguk.

Justin terkekeh sambil menggendong putri nya menuju ruang tamu.

"So, what do you want to ask my little princess?"

"Ini lho Ara dapet tugas gambar my little family tpi rara bingung gimana cara gambarnya."

"Ohh gampang itu mah sini papa bantuin gambar." dengan penuh percaya diri ia mulai menggambar di kertas yang telah di sediakan oleh Ara.

5 menit berlalu.

"Paa,udah belom?" Ara mengoyangkan lengan ayahnya.

"Almost done princess,wait a minute."

"okey." Ara duduk manis di sebelah ayahnya.

"i'm done." ucap Justin sambil mengangkat hasil gambarannya.

"waww." Ara terpesona melihat gambaran ayahnya.

"Bagus kan? iyalah siapa dulu yang gambar." kata Justin dengan bangga.

Ara segera memeluk dan mencium pipi ayahnya, "thankyou papaa,i love you."

"You're welcome princess,i love you more." Justin mencium pucuk kepala putri nya.

Tak lama kemudian Jeaney dan Arthur anak laki-laki mereka menghampiri Justin dan Ara.

"Kakk,liat deh papa tadi gambarin aku ini." Ara memperlihatkan gambaran ayahnya pada Arthur.

"AHAHHA." jeaney tertawa setelah melihat hasil gambar Justin.

"Kenapa kamu ketawa?" tanya Justin.

"Ini lho tangan sama kaki nya panjang sebelah." jawab Jeaney sambil cekikikan.

"Yeee tadi kerjain nya cuman 5 menit kalo gambar nya 3 jam beda lagi." 

"Mamaaa,kenapa mama sama papa punya aku sama kakak Arthur? cara aku munculnya gimana?" Ara bertanya dengan polos.

Justin dan Jeaney melotot dan diam seketika. Hening tidak ada jawaban.

"Mamaa,Ara nanya lho tadi kok ga di jawab?"

"E-eh um itu coba kamu tanya papa." Jeaney keringat dingin mendengar pertanyaan dari putrinya.

"Paaa,kenapa?"

"Ooh kamu mau tau cara bikin nya gimana?" tanya Justin.

Ara mengangguk.

"J-jadi dulu tuh mama sama papa ke warung beli tepung,gula,mentega terus sampe rumah kita bikin deh kamu sama kaka Arthur." ucap Justin dengan gugup.

"Ooh begitu, yauda mama sama papa ntar bikin dede ya buat Ara. Kasi tau Ara yaa soalnya Ara mau bantu buatnya." jawab Ara sambil tersenyum.

"I-iya sayang." 

"Kalo gitu mama sama papa bisa ketemu gara-gara apa?" tanya Arthur.

"Jadi gini ceritanya..." 

***

*Flashback mode on*

Jeaney POV*

Nama gue Jeaney Crystal Alexandra. Gue anak pertama dari bokap nyokap dan gue punya adek cwo yang superduper manja, gue ga paham ama dia nape bisa manja begitu.

Singkat cerita gue tuh dikeluarin dari sekolah karena gue bandelnya kayak setan hahaha. Kerjaan gue stiap hari keluar masuk bk sampe akhirnya gue di drop out. Kalo kalian pikir bokap nyokap gue marah,itu salah. Gue juga kaga ngerti napa mereka ga marahin gue malahan bilang gini ke gue "Gapapa kamu bandel mumpung masi muda puas-puasin aja dah tu asal jangan kelewat batas aja." sesantuy itu woy mak bapak gue. Tapi ga sedikit yang ngira gue anak broken home.

Dah lah gue gamau banyak bacot gue mau siap-siap ke sekolah,bye! 

***

Justin POV*

Nama gue Justin Evando Alexander.Gue anak paling kecil dirumah dan gue punya kakak cwe yang ribet pake banget, emang cewe tuh makhluk paling ribet di dunia.

"Good morning mom." ucap Justin sambil mengambil sehelai roti yang ada di atas meja.

"Good morning Justin. Sarapan dulu sini." jawab mamanya.

"Ga keburu mom dah telat nii,bye!" Justin mengecup pipi ibunya.

"Yaudah,tiati yaa."

Justin Mengacungkan jempol nya.

Author POV*

Jeaney segera menghampiri ojek onlen yang dipesannya tadi.

"Udah siap non?" tanya tukang ojeknya.

"Gaskeun pak." 

Justin mengambil kunci motor dan menuju ke sekolah.

"LEMPAR! LEMPAR!" suara rusuh tersebut berasal dari depan jalan.

"Didepan ada apaan ya pak?" tanya Jeaney sambil melirik-lirik kedepan.

"Waduh,kayaknya ada demo tuh di depan non."

"HAH?DEMO PAK?" Jeaney agak melantangkan suaranya akibat suara para pendemo terlalu keras.

"IYA NON." 

Wuih seru uga ni kliatan nya ikutan ah. Batin Jeaney.

Jeaney buru-buru mengeluarkan selembar uang 20 ribu dari saku seragamnya, "Nih pak,saya turun disini aja." Jeaney sambil melepaskan helm dari kepalanya.

"Eh non bahaya atuh." ucap tukang ojek sambil menerima selembar uang 20 ribu yang diberikan Jeaney.

"Udah bapak tenang aja,bye pak! makasii." Jeaney berlari sambil melambaikan tangan.

"BAKARR! LEMPAR!" 

"Wuihh asik nih." Jeaney mulai masuk ke barisan dan ikut demo.

Sebenernya ini demo paan yak? ah bodo la yang penting seru. ucap Jeaney dalam hatinya.

"MUNDUR! MUNDUR!"

"LARII."

Semua orang berhamburan lari menyelamatkan diri sedangkan Jeaney seorang yang terdiam disitu. Entah apa yang ada di pikiran nya.

Justin tak berada jauh dari lokasi dan ia dapat melihat seorang sedang berusaha untuk menyemprot gas air mata ke arah perempuan yang sedari tadi tidak berkutik sama sekali.Ia mengerem motornya dan berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkan perempuan yang terdiam di situ.

Jeaney sadar dari lamunan nya dan terkejut ada seorang laki-laki yang membawanya lari dari tempat lokasi. 

Justin menghempaskan tangan Jeaney dari genggaman nya dan jari telunjuknya menuju pada Jeaney, "WOI,LO BEGO ATAU TOLOL HAH!? SEMUA ORANG LARI NYELAMATIN DIRI SEDANGKAN LO--" Justin menahan amarah nya dan pergi meninggalkan Jeaney.

"ASAL LO TAU AJA GUE GA PERNAH MINTA DITOLONG SAMA COWO KAYAK LO!" Jeaney berteriak kepada Justin yang sudah melangkahkan kaki darinya.

"Ish apaan sih anjir gajelas banget tu cowo ,gagal seru-seruan kan gue jadinya." ucap Jeaney sambil merapikan seragamnya yang berantakan akibat dibawa lari tadi.

Jeaney membuka layar ponsel nya dan, "OH SHIT, GUE TELAT! INI SEMUA GARA-GARA COWO SIALAN ITU. AWAS AJA LO YA KALO KITA SAMPE KETEMU LAGI."

To be Continue

Gimana? suka ga sama ceritanya? maaf ya kalo gajelas ceritanya. Jangan lupa di vote ya! see you!

Berawal Dari DemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang