7

3.5K 97 2
                                    

Lagi-lagi Davina menatap takjub ke arah Rafael yang begitu perhatian dengan para anak-anak. Rafael benar-benar memperhatikan para anak panti asuhan yang saat ini sedang makan siang bersama.

"Ayo nak Davina kita makan bersama," kata Bu Padmi mengajak Davina makan bersama.

"Iya Bu,"jawab Davina yang sudah bersiap untuk makan bersama.

Dan siang itu benar-benar Davina menghabiskan waktu di panti asuhan. Dan lama kelamaan Davina jadi ikut terbawa arus dan menikmati kebersamaan dengan para anak-anak panti asuhan. Bahkan setelah makan siang bersama Davina ikut bermain dengan mereka dan mengajarkan beberapa pelajaran untuk mereka.

"Jadi dia kekasih baru kamu?" tanya Bu Padmi pada Rafael.

Saat ini Rafael dan Bu Padmi sedang menikmati secangkir teh dan di depan mereka tampak Davina yang sedang mengajarkan beberapa materi pelajaran dengan sangat baik. Bahkan Davina bisa tertawa dengan lepasnya ketika mengajari beberapa anak panti asuhan itu. Dan itu tak luput dari pandangan Rafael.

"Sebenarnya dia gadis yang mama jodohkan sama aku. Dan kita memutuskan untuk mengenal satu sama lain sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjodohan ini atau tidak. Kalau menurut ibu gimana?" tanya Rafael kepada ibu panti.

"Kalau menurut ibu Davina gadis yang baik. Apalagi mama kamu yang memilihkan untuk kamu. Ibu kenal baik dengan mama kamu. Beliau sudah lama membantu panti asuhan ini. Dan ia selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Jadi ibu rasa Davina cocok buat kamu. Tapi semua keputusan ada di tangan kamu. Jadi coba kamu tanyakan pada hati kamu gimana perasaan kamu terhadap Davina," kata Bu Padmi memberi nasihat.

"Ibu memang benar. Ketika awal Mama mau menjodohkan aku dengan anak dari sahabatnya aku sempat merasa kenapa mama repot-repot mau menjodohkan aku. Tapi aku paham karena mama ingin aku mendapatkan wanita yang terbaik. Dan ketika aku bertemu pertama kali dengan Davina aku baru tahu dia mahasiswi dimana aku mengajar Bu," kata Rafael menjelaskan.

"Jangan bilang ini mahasiswi yang sempat kamu ceritakan sama ibu dulu?"tanya Bu Padmi kaget.

"Iya Davina adalah gadis yang pernah aku ceritakan sama ibu dulu. Dan ternyata dia gadis yang sama yang mama jodohkan dengan aku. Dan ibu tahu jika aku tertarik dengan Davina ketika ia jadi mahasiswi aku," jawab Rafael serius.

"Mungkin ini yang dinamakan jodoh. Sebaiknya kamu ikutin apa yang mama kamu inginkan. Karena mama kamu pasti akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu. Dan sepertinya ibu sependapat dengan mama kamu. Karena ibu bisa menilai jika Davina adalah wanita yang tepat untuk menjadi istri kamu," kata Bu Padmi memberi saran.

Rafael mencerna apa yang ibu Padmi katakan padanya. Pendapat dari ibu Padmi semakin membuat Rafael yakin jika ia akan benar-benar menjadikan Davina miliknya. Rafael melihat kembali interaksi Davina dengan anak-anak panti. Dan itu membuat senyum tercetak dari wajah tampannya. Rafael tahu jika Davina berasal dari keluarga yang terpandang dan berkecukupan tapi ia tak merasa aneh ataupun risih ketika berinteraksi dengan anak-anak panti. Dan itu membuat Rafael yakin jika ia menikah dengan Davina maka ia akan menjadi ibu yang baik untuk anaknya kelak.

Hari sudah menjelang sore Davina dan Rafael bersiap-siap untuk pulang ke rumah karena Rafael tak ingin mengantarkan Davina terlalu malam. Ia sudah berjanji kepada ayahnya Davina untuk tidak pulang malam-malam.

"Nak Davina sering-sering main kesini ya? Anak-anak sangat senang nak Davina bisa main sama mereka. Dan ibu harap nak Davina gak bosen buat main kesini lagi," kata Bu Padmi sambil memeluk Davina.

"Iya Bun kalau aku gak lagi kuliah dan waktunya cocok pasti akan main kesini. Anak-anak panti juga baik-baik sama aku. Aku juga senang banget bisa main sama mereka. Lain kali aku pasti akan main kesini lagi," kata Davina sambil tersenyum.

Dosen Killer Itu SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang