Semua keluarga tampak tersenyum bahagia ketika Davina menyetujui lamaran yang di ajukan oleh Rafael. Mereka pun saling berpelukan satu sama lain karena sebentar lagi kedua keluarga akan menjadi besan. Dan tentu saja Rafael juga ikut bahagia karena selangkah lagi dia bisa menjadikan Davina miliknya. Sedangkan Davina yang sekarang duduk di samping Rafael juga tak bisa menyembunyikan rona kebahagiannya. Ia tahu jika ia belum memiliki perasaan lebih buat laki-laki di sampingnya yang sudah berubah status menjadi tunangannya ini. Tapi satu hal yang Davina yakini bahwa dengan seiringnya waktu ia bisa mencintai laki-laki yang masih menjadi dosen killernya itu. Karena sekarang saja jantungnya masih berdetak cepat ketika berdekatan dengan Rafael.
"Jadi kalian mau konsep pernikahan yang gimana? Kalian mau konsep apapun mama sama bunda pasti akan setuju. Jika kalian mau pernikahan yang mewah dan megah mama pasti dengan senang hati menuruti konsep pernikahan itu," kata Tiara bahagia.
"Sebelumnya ada hal penting yang mau Rafael dan Davina sampaikan sama mama, papa, ayah, dan bunda," kata Rafael kembali dengan wajah seriusnya.
Rafael memang sudah memanggil kedua orang tua Davina ayah dan bunda. Karena mereka sebentar lagi menjadi orang tuanya juga. Apalagi kedua orang tua Davina menginginkan Rafael memanggilnya seperti itu. Dan begitu juga dengan Davina yang sudah memanggil kedua orang tua Rafael mama dan Daddy.
"Apa yang mau kamu sampaikan Raf?" tanya Tiara bingung.
"Jadi sebelum pertemuan malam ini aku dan Davina sudah pernah bertemu untuk membahas soal ini. Kami memang setuju untuk menerima perjodohan ini dan melanjutkan perjodohan ini ke jenjang pernikahan. Tapi di lain sisi kami juga sadar jika kami belum begitu mengenal satu sama lain. Apalagi status Rafa yang dosen Davina di kampus membuat Davina tak nyaman dengan hal itu. Jadi kami berdua sepakat untuk membuat pernikahan yang sederhana. Pernikahan yang hanya di hadiri keluarga serta sahabat dekat saja. Selain itu untuk sementara kami tidak akan mempublikasikan pernikahan kami di muka umum sampai Davina siap mempublikasikan dirinya sebagai istri Rafa," kata Rafael menjelaskan.
"Sayang kenapa kamu gak mau orang-orang tahu jika kamu sudah menikah dengan Rafael? Apa kau terpaksa menerima perjodohan ini sehingga gak mau orang-orang tahu jika kamu sudah menikah?" tanya Widya pada sang putri.
"Bukan seperti itu Bun. Bunda tahu kan kalau aku sudah mengambil keputusan aku pasti akan komitmen. Hanya saja aku dan Rafael butuh waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Selain itu aku juga gak mau ketika aku nikah dengan Rafael nanti mahasiswa di kampus malah berpikiran yang gak baik soal aku karena menikah dengan dosen aku sendiri. Aku cuma gak mau mereka berpikir kalau aku mendapatkan nilai bagus karena aku adalah isteri Rafael. Selain itu aku juga ingin beradaptasi dengan peran baru aku sebagai istri Rafael. Dan dengan berjalannya waktu aku juga bisa mengenal Rafael lebih dalam lagi. Aku harap bunda dan mama bisa mengerti maksud aku," kata Davina mencoba memberi pengertian kepada mama dan bundanya.
"Sudah-sudah kita turutin aja mau Rafael dan Davina. Apalagi ini hidup mereka. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan membantu sebisa mungkin. Ayah tahu Rafael dan Davina sudah memikirkan ini matang-matang. Dan ini adalah keputusan yang terbaik untuk mereka berdua," kata Firman bijak.
"Benar Daddy setuju dengan apa yang Firman katakan. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung dan membantu anak kita. Apabila mereka sudah memiliki keputusan mereka sendiri maka kita harus menghargai keputusan mereka,"kata Richard Douglas.
Kedua wanita paruh baya yang merupakan kedua ibu dari Rafael dan Davina akhirnya setuju dengan keputusan yang diambil kedua anak-anaknya. Mereka tahu kedua anaknya sudah memutuskan apa yang menurut mereka baik. Dan sebagai orang tua mereka hanya bisa mendukung keputusan yang anak-anak mereka ambil.
"Ok mama dan bunda setuju keputusan yang kalian ambil. Bagi kami kebahagian kalian berdua adalah hal yang paling penting," kata Widya setuju.
"Betul apa kata bunda. Mama hanya bisa mendukung dan mendoakan untuk kebahagian kalian berdua." Tiara pun akhirnya setuju dengan keputusan kedua anak-anaknya.
"Hahhh...."
Davina menghembuskan nafasnya dengan sangat lega. Akhirnya kedua orang tuanya bisa mengerti keputusan yang telah dirinya dan Rafael ambil. Mereka bilang hanya ingin melihat dirinya dan Rafael bahagia. Dan itu sudah lebih dari cukup.
"Lega?" tanya Rafael yang duduk di samping Davina.
Saat ini Rafael dan Davina sedang duduk di kursi taman belakang milik keluarga Dirgantara. Setelah makan malam dan sedikit berbincang akhirnya Davina dan Rafael memilih untuk keluar dari ruang makan dan memilih duduk di kursi taman ini. Sedangkan kedua orang tua mereka masih asyik membahas perihal pernikahan mereka. Akhrinay Davina juga sepakat jika semua acara pernikahan dirinya dan Rafael akan di urus mama dan bunda. Sedangkan Davina hanya tinggal datang untuk diitung baju pengantin dan cincin pernikahan. Davina pun setuju menyerahkan semuanya kepada mama dan bunda. Karena dirinya juga tidak paham soal hal ini.
"Iya lega. Akhirnya mereka mengerti dengan apa yang kita mau. Aku pikir mereka akan marah ataupun kecewa ketika tahu kita tak ingin mengadakan pernikahan yang mewah dan megah. Bahkan untuk sementara kita mau pernikahan kita tidak diketahui oleh orang-orang. Dan mereka bisa mengerti dengan hal itu," kata Davina dengan wajahnya yang lega.
Rafael pun ikut merasa lega dan bahagia ketika semua urusan yang mereka rencanakan berjalan dengan lancar. Sekarang mereka tinggal memikirkan tentang pernikahan saja dan juga mencoba mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
"Davina setelah ini maukah kamu lebih mengenal aku lebih dalam lagi. Mengenal aku bukan sebagai Rafael Douglas dosennya kamu tapi mengenal aku sebagai Rafael Douglas yang seperti saat ini. Aku tahu jarak umur kita lumayan jauh dan pasti dengan berjalannya waktu pasti akan ada perbedaan pendapat atau bahkan nanti kita akan bertengkar karena kita belum saling mengenal satu sama lain. Jadi sebelum kita menikah nanti bisa kita mulai dengan berpacaran dulu," pinta Rafael pada Davina.
"Raf kamu tahu aku belum pernah berpacaran dengan laki-laki manapun. Ya walaupun aku sempat suka dengan kak Reza tapi kan kita tak sampai ke status berpacaran. Tapi lainnya dengan kamu. Walaupun kita bertemu atas dasar perjodohan tapi status kita sudah berbeda. Dan aku mau belajar untuk mengenal kamu lebih dalam lagi. Dan bantu aku untuk bisa memulai mencintai kamu," kata Davina dengan penuh ketulusannya.
"Pasti. Bukan cuma kamu yang belajar untuk mencintai aku tapi aku juga akan belajar mencintai kamu. Kita sama-sama belajar untuk bisa membuat hubungan kita nyaman satu sama lain. Karena setelah kita menikah hanya ada kita berdua yang akan menjalani pernikahan ini," kata Rafael menatap Davina penuh dengan keyakinan.
Davina pun mengangguk setuju dengan perkataan Rafael. Dan Rafael pun sudah menggenggam tangan Davina lalu mengecup tangannya. Awalnya Davi kaget mendapatkan perlakuan seperti itu. Tapi ia pun sadar harus mulai membiasakan diri untuk mendapatkan perlakuan manis dari laki-laki yang sekarang statusnya sudah menjadi tunangannya itu.
Sementara itu dari arah rumah kedua orang tua mereka sedari tadi terus mengawasi Rafael dan Davina. Dan senyum tak pernah lepas dari wajah kedua orang tua Rafael dan Davina. Mereka ikut senang dengan perjodohan yang mereka lakukan. Karena mereka yakin kedua anak mereka dapat saling mencintai dan juga bisa saling menjaga satu sama lain.
"Ra, akhirnya kita bisa jadi besan juga. Aku gak menyangka putri kecilku sebentar lagi akan menjadi istri orang. Dan aku lega karena yang akan menjaga Davina adalah Rafael. Dan aku yakin Rafael bisa membahagiakan Davina," kata Widya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kamu benar banget Wid. Aku juga senang akhirnya bisa melihat kedua anak kita menjadi pasangan. Walaupun awalnya hubungan mereka berasal karena perjodohan tapi aku yakin mereka berdua akan bisa saling mencintai," kata Tiara yang sudah meleluk sahabatnya itu.
Widya pun mengangguk menyetujui ucapan dari sahabatnya itu. Dan dalam hati ia selalu berdoa untuk kebahagian putri kecilnya.
Wah dosen killer kita ternyata sweet juga ya??? Mau lihat sweet-sweetnya dosen killer kita lagi?
See you next chapter
Happy reading....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Killer Itu Suamiku
RomanceDavina harus menerima perjodohan yang diatur sang bunda dengan anak laki-laki dari sahabat sang bunda. Tapi yang membuat Davina shock karena laki-laki yang dijodohkan dengan dirinya adalah dosen killer yang sangat ia benci. Bagaimana perjalanan ruma...