Click Number Eleven

864 203 38
                                    

Beberapa buah kantong plastik berisi daging yang sempat disisakan untuk jadi bahan makanan hari ini terlihat sudah mengeluarkan aroma busuk. Masuk akal, kotak es yang Aunty Seohyun bawakan untuk mereka sudah mencair.

"Gak ada daging. Udah busuk," Seulgi berujar sembari menutup kotak gabus berisi beberapa kantong plastik daging itu.

Kini terlihat wajah-wajah kecewa datang dari teman-temannya yang telah menunggu menu sarapan pagi ini.

"Terus gimana, dong? Gue laper banget," keluh Nayeon sambil mengusap perutnya.

Jaehyun yang duduk berdampingan dengan Taeyong mulai membuka suara sambil melirik ke arah Rose, "roti sama selai yang sempet lo makan kemaren masih ada? At least kasih itu dulu ke Jennie. Gue yakin dia belum makan dari semalem".

"Ada. Tapi, kan gak sempet gue makan karena urgent kedatangan Wendy. Lagian gara-gara Seulgi bilang itu bahan lama terus ntar gue mati, ya gak jadi gue makan. Ntar kalo Jennie mati gara-gara makan itu gimana?" gadis dengan pinggang kecil itu berujar dengan wajah polos.

Melihat keadaan malah membuat Nayeon memicingkan mata, "Eh, Jae. Lo pikir yang laper disini cuman Jennie. Kita semua juga laper kali! Lagian kalo Dia emang laper harusnya ngomonglah! Kayak anak kecil aja pake di siap-siapin segala," gadis bergigi kelinci itu akhirnya menyuarakan kekesalannya kepada Jaehyun yang terlalu over perhatian sama Jennie.

Jaehyun gak menggubris seruan Nayeon barusan. Pria itu dengan sigap langsung beranjak dari duduknya untuk menuju pantry diposisi Seulgi saat ini. Mulai sibuk mencari sesuatu di dalam tiap lemari pantry dengan wajah serius.

"Lo mau nyari apa?" Seulgi bertanya.

Tanpa menoleh, pria muda itu menjawab, "Mastiin kalo selai-selai dan roti dirumah ini masih layak makan".

Baru akan mencoba sedikit selai stroberi yang Ia dapatkan di lemari, tiba-tiba semua mata tertuju ke arah kamar yang Jennie dan Seulgi tempati. Terlihat seorang gadis yang baru saja mendapatkan--entah apa-- dari ponselnya keluar dari kamar dengan wajah tak berekspresi.

Jaehyun dengan cepat berjalan menghampiri Jennie yang baru saja menatap teman-temannya sekilas itu menuju pintu utama, "Jen! Lo udah baikan?" katanya sambil berjalan dengan langkah cepat.

Ketiga pria lain yang juga baru melihat kehadiran gadis tersebut juga ikut berdiri menatap Jennie yang terlihat tidak menggubris keberadaan mereka.

Membuka pintu, gadis itu menemukan Aunty Seohyun, yang nampak baru akan mengetuk pintu dengan sebuah kotak gabus kecil. Wanita itu tersenyum ramah melihat kehadiran Jennie, meskipun gadis itu membalas dengan wajah tak berekspresi.

"Hallo. Temen Seulgi? Udah makan?"

"Aunty!" sahutan malah datang dari arah dalam rumah.

Jennie sama sekali tak menggubris kehadiran ataupun pertanyaan kepedulian yang Aunty Seohyun lontarkan padanya. Dirinya langsung nyelonong keluar.

Posisi Jennie barusan langsung diambil alih oleh Seulgi yang dengan cepat berlari menghampiri sang Bibi.

Aunty Seohyun hanya menatap gadis bermata kucing itu dengan tatapan bingung, "Dia kenapa?" tanyanya.

"Something happened to her last night", jawab Seulgi.

"What?"

"We don't know. Dia kayaknya ngeliat sesuatu yang terrified di hapeny", jawab Seulgi lagi.

Aunty Seohyun nampak menghela nafas, kembali menoleh ke arah Seulgi sambil memberikan kotak gabus kecil yang Ia bawa itu kepada keponakannya, "Here. Take this. Daging yang kemarin pasti udah busuk, kan? Masih sulit untuk dapat pasongan listrik cukup untuk bisa menghidupkan kulkas. But cook something right now. Feed your friends. Let me try to talk to her"

DEEP WEB - JNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang