SPECIAL CHAPTER PT 2

409 39 0
                                    

Note: Untuk chapter ini mungkin agak sedikit janggal karena aku pilih secara random.


.............................................................

Matahari tersenyum cerah hari ini. Dua manusia masih mengejar alam mimpi. Mereka tidur berdampingan dan saling beradu suara seperti battle voice alias sama-sama mendengkur.

Air liur Taehyung bahkan bisa menciptakan ribuan pulau. Sama halnya dengan Jimin, ia malah semakin memeluk Taehyung erat. Tak mau diganggu dari alam mimpi. Seakan ingin tinggal lebih lama di sana.

Hoseok melangkah memasuki kamar kedua anak itu. Ruangan yang gelap gulita ditambah dengan bau pengap yang bikin sakit kepala. Nyatanya, ruangan itu kurang cadangan oksigen. Hoseok berkacak pinggang menyaksikan Jimin dan Taehyung yang tertidur pulas. Ia berjalan membuka tirai jendela.

Cahaya masuk. Jimin dan Taehyung gusar. Saling merengek dan menggaruk-garuk.
“Banguuunnn.’’ Teriak Hoseok bak penyanyi seriosa. Keduanya tak berkutik masih sama dengan keadaan semula.

Hoseok mulai geram. Ia meanarik selimut dan mencubit satu persatu mulai dari Taehyung hingga Jimin. Mereka hanya bisa beraduh-ria. Cubitan Hoseok berhasil.

“Mandi sana, teman-teman ingin bertemu,’’ Kata Hoseok seperti ibu-ibu yang membangunkan anaknya agar berangkat sekolah. Pakaian Hoseok rapi, ia mengenakan kaos oversize warna biru pastel dipadukan jeans dengan warna senada. Bajunya dimasukkan agar lebih trendy dan maskulin. Rambutnya disisir rapi belah tengah.

“Hyung, kau terlihat tampan,’’ Puji Taehyung dengan suara seraknya. Jimin menggeliat menyaksikan Hoseok. Matanya setengah terpejam sambil menguap.”Aku ngantuk sekali, bolehkah pertemuan ditunda satu jam lagi?’’

“Kalau tak mau, aku tinggal saja. Kalian juga tidak akan tahu alamatnya.’’ Hoseok melangkah pergi dan mendapat panggilan keras dari mereka.

…….

“Wah, Jungkook-ie benar-benar hebat bisa menemukan base camp terindah.’’ Seokjin tersenyum tak luput dengan tepuk tangannya yang khas.

“Aku rasa masih kurang. Kita harus memperbaikinya mulai dari tata letak, hiasan dinding, tempat tidur dan kursi tamu.’’ Jari tangan Namjoon membentuk persegi panjang. Matanya ia tutup satu bak seperti seorang fotografer yang mengarahkan angle kamera yang tepat.

“Itu bisa dipikir nanti,’’ kata Yoongi.
Mereka bertujuh duduk membulat saling berhadapan satu sama lain.

Container bekas ini sudah diklaim menjadi milik mereka bertujuh. Sebut saja tempat itu adalah sebuah base camp. Tadi, Hoseok membangunkan Taehyung dan Jimin karena ia mendapat panggilan dari Sang ketua. Dengan sigap, Hoseok melaksanakan perintahnya.

“Setelah kembali, apa reaksi keluarga kalian?’’ Jungkook memandang hyung-nya satu persatu.

Taehyung mengacungkan jari,“aku, Jimin dan Hoseok Hyung menghabiskan malam bersama Seora Noona. Kami makan jjajangmyeon yang enaaak sekali lalu tidur dengan lelap. Benar kan, Jimin.’’ Taehyung mengacungkan jari yang ia buat sehingga menyerupai pistol lalu menembak kearah Jimin. Jimin membalasnya dengan mengatakan “Eoh,’’ dengan ekspresi yang dibuat-buat.

“Aku iri.’’ Namjoon menghela nafas.’’ Aku dimarahi ibu semalam. Kukira ia akan berubah, nyatanya tidak.’’

“Ey, Tak usah khawatir. Selama ada kami ada disini. Kami akan mendukung kemauan Hyung.’’ Ucap Jungkook gemas.

Anggota lain memandang Seokjin seolah memberi sinyal untuk berbicara. Seokjin menatap kosong namun jelas mengetahui sekarang gilirannya. Ia memberikan telapak tangan.”Tak ada yan berubah. Ibu hanya terlalu mengkhawatirkanku dan ayah… hanya biasa-biasa saja.’’

Jungkook yang duduk disebelah Seokjin siap-siap. Ia menggigit bibirnya menimalisir rasa gugup.” Ibuku benar-benar mengkhawatirkanku dan dia tak akan membiarkanku tawuran lagi. Ia tidak seru.’’ Jungkook bermuka masam.

“Ya, mana ada seorang Ibu yang mau anaknya terlibat pergaulan bebas? Kau ini lucu sekali!’’ Jimin sebal. Jungkook terkekeh.

“Aku ingin membangun toko bunga.’’ Tanpa menunggu giliran, Yoongi berujar dengan santainya. Yang lain hanya memandangnya kaget.

“Untuk apa membuat lagu. Tidak menyenangkan.’’ Lagi-lagi Yoongi berbicara dengan enteng.

“Hyung, Jeongmal?’’ Tanya Taehyung yang masih shock.

“Ani, Bukankah hobby-mu membuat lagu, Yoongi-ssi,’’ Ucap Seokjin.

“Aku menemukan hobi baru. Me-nju-al bu-ng-a.’’ Yoongi mengeja kalimat akhir.  Mereka bertujuh tertawa. Hobby yang unik.

Keundae, apa tidak ada perayaan hari ini?’’ Taehyung mengangkat lengan baju-nya.

“Perayaan apa?’’ Tanya Yoongi.

“Perayaan menemukan tempat baru..’’  Jawab Taehyung antusias.

“Untuk apa?’’ Tanya Seokjin hanya untuk menggoda Taehyung.

“Ah, Hyung!’’ Rengeknya kesal. Bibir Taehyung cemberut lucu. Wajahnya menekuk. Jimin yang melihat itu langsung gemas lalu menghampiri Taehyung hanya untuk mencubit kedua pipinya. Sontak mendapat rengekan dari Taehyung lagi.

“Aku akan pesan makanan lewat aplikasi.’’ Namjoon mengecek handphone-nya. Menekan aplikasi hijau dan menekan tombol food delivery.

“Hyung, aku mau pizza!’’ pekik Jungkook.

….

Sorot lampu bohlam menerangi tempat itu. Satu meja kecil berada ditengah sementara disisinya dikelilingi tujuh kursi. Di meja itu terdapat satu box pizza ukuran besar dengan dua botol soda ukuran besar. Ruangan itu tampak lebih indah dan rapi sebab tadi telah dibersihkan oleh ketujuh member bangtan chibae.

Cake yang sudah dipasang lilin menyala-nyala, kadang hampir padam oleh angin. Hari ini anggota bangtan chibae  sedang mengadakan pesta kecil-kecilan. Suasana tampak riuh. Mereka saling menuangkan soda dan Jungkook yang tak sabar dengan pizza-nya.

“Cepat tiup lilin! Nanti keburu hangus,’’ Tunjuk Hoseok kepada cake yang berisi lilin.

Seokjin sibuk menghadang lilin dengan  tangannya agar tak padam hanya untuk mendapat hasil jepretan bagus yang akan ia pamerkan di social media“Cangkaman, ini belum rapi.’’ 

“Ya sudah kalau begitu ayo kita tiup lilin bersama-sama. Dalam rangka perayaan bangtan chi-‘’ Ucapan Namjoon terhenti.

Mendadak angin menggagalkan rencana mereka. api lilin tersebut mati sebelum ditiup bukan lebih tepatnya lilin itu mati karena tertiup oleh angin.

“Angin Sialan,’’ umpat Yoongi.

Sebenenarnya, cerita ini masih terhubung sama ceritaku yang disebelah (Remember please) bedanya kalau cerita ini awal mula mereka bertemu dan yg di RP adalah waktu mereka kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenenarnya, cerita ini masih terhubung sama ceritaku yang disebelah (Remember please) bedanya kalau cerita ini awal mula mereka bertemu dan yg di RP adalah waktu mereka kembali... Nah, untuk penghubung cerita ini emang gak aku publish ya demi konten hehe

Welcome to Our Magic Shop ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang