TRES ; BROTHER FRIENDS

0 0 0
                                    

Aku kembali ke dapur mini untuk memasak lagi.

"Bolos lu kan bocah." cercanya sambil berjalan mendekatiku.
"Dua dong mie nya."

"Dih udah ngejek, minta lagi." ejekku.

"Ck, gue kasih ayam deh." balasnya lalu menyentil dahiku pelan.

"Hmm... oke!" balasku senang.

"Nahkan bocah, disogok ayam langsung oke. Gampang diculik lu." balasnya lagi.

Aku hanya menggerutu dan mengambil 1 bungkus mie instan lagi untuk Hugo.

Setelah mie siap diseduh aku membawakan mie ku dan mie Hugo ke meja depan sofa,
"Ini, Hugo." kataku.

"Kakak woi, bocah gasopan bener." titahnya dengan muka mengesalkan.

"Iya-iya, kak Hugooo." kataku lalu lanjut makan mie.

Hugo terkekeh dan memberiku satu paperbag K*C yang dibelinya tadi.
"Harus bersyukur kakak lu, adeknya gue kasih makan dengan baik." katanya.

Aku hanya tertawa, kami berhenti mengobrol ketika pintu terbuka.

"DOR!" teriak seseorang yang baru masuk tersebut.

"ADUH KAGET BANGET!"
Langsung Kak Hugo berlagak seperti terkejut dan memegang dadanya lebay.

"Dih alay." ejekku

"Bacot, biar seneng aja dia." balasnya.

Seseorang itu masuk diikuti dua orang lagi,
"Woi anjrod makan mie gak ngajak- beuh mantap bareng cewek." katanya.

Aku menoleh, aku kenal suara ini.
"Kak Jaliiiii!." seru ku.

"WOI SI SIYAIN TERNYATA!" katanya lalu berjalan cepat kearahku, dan memelukku.

"Are you okey, Shine?" tanya kak Zalino, hanya kak Zalino yang dekat denganku dibandingkan teman kak Bima yang kukenal lainnya.

"A lil bit, hehe." balasku, kak Zalino hanya tersenyum, dan duduk disamping kiri ku.

"Wih rame, kirain Hugolay sendiri doang bareng setan." kata seseorang lagi, aku kenal dia, Raihan namanya.

"Anjing." cerca Hugo.

"Eh manisss, akhirnya diculik kesini juga." kata kak Raihan lalu ikut duduk disamping kanan ku.

"Woi ah Anjing!" gerutu Hugo lagi, ternyata salah satu ayamnya diambil oleh seseorang yang ikut dengan kak Zalino tadi, aku tidak tahu siapa dia.

"Mulut dijaga." katanya tegas sambil menoyor kepala Hugo.

"Iya sesepuh." balas Hugo mengejek.

"Ini cewek, siapa? adeknya Bima?" tanya Laki-laki itu. Aku mengangguk, jujur wajahnya sangat menyeramkan, lebih seram dibanding wajah kak Bima.

"Ngapain disini?" tanya dia lagi.

"D-diajak kak Bima, Kak. Ga dibolehin pulang." balasku.

"Pfftt jangan galak napa Ga, takut dia." kata Kak Zalino lalu merangkulku, namun tangannya ditepis oleh kak Raihan.

"Jangan disentuh ntar anjingnya gigit." kata kak Raihan.

"Sape yang galak sih anjir, gue cuma nanya doang." balas laki-laki itu.

"Shine nanti abis Bima kelar kelasnya, langsung pulang?" tanya kak Raihan lembut.

Aku menoleh pada nya,
"Um? gatau kak, ngikut apa kata kak Bima aja." balasku, Kak Raihan mengangguk.

Kak Zalino menyuruhku lanjut makan ayamnya, karena mie ku sudah habis dimakan Hugo yang entah sejak kapan mengambilnya.

Kak Bima masuk ke ruangan dengan membawa tasnya, lalu duduk disamping laki-laki itu yang sampai sekarang aku tidak tahu namanya.

"Ayam darimana?" tanya Kak Bima.

"Kak Hugo." balasku, ia hanya mengangguk.

"Mau pulang?" tawar kak Bima.

"Boleh?" tanyaku.

"Nggak."

"Trus ngapain nanya?!" kesalku, yang lain hanya tertawa mendengarnya.

"Sana istirahat dikamar, gausah pulang sampe gue suruh." kata kak Bima, ia menarik tanganku dan memberitahu jalan menuju ke kamar yang ada di basecamp ini.

Setelah didalam aku membaringkan tubuh dikasur sambil memejamkan mata tanpa melepas sepatuku, lalu bangkit ketika mendengar knop pintu terbuka.

"Bentar doang." katanya.

Lalu laki-laki yang masih tidak ku ketahui namanya itu berjalan kearah lemari dan membuka kaosnya, seketika aku terkejut.

"K-kak! di kamar mandi aja!" kataku sambil menutup mata.

Dia tertawa, lalu terdengar suara langkah kakinya mendekat kearahku, aku mengintip dari celah jari ku.

Sekarang dia telah memakai kemeja, namun masih memasang kancingnya perlahan,
"Kenapa memangnya kalo disini?" katanya sambil menatapku, tangannya masih sibuk di kancing-kancing kemeja itu.

Aku menggeleng dan memejamkan mata lagi, namun tangannya menarik tanganku.
"Lucu anjir." katanya lagi.

Kedua tangannya disandarkan diatas bahu ku,
"Belum kenalan kan? gue Rangga, kating nya Bima, jadi panggil gue kakak juga." katanya memperkenalkan diri.

Aku mengangguk, akhirnya tau nama orang ini.
"A-aku uhm- aku Shine." cicitku pelan.

"Tau." balas Kak Rangga, aku hanya mendengus ketika mendengar dia terkekeh.

"Kunci pintunya, kalo gue atau Bima yang masuk gapapa, kalo yang lain jangan, engas semua." katanya.

"Emang kakak engga? eh-"

"Mau di apa-apain sama gue? yaudah ayo." jawab kak Rangga lalu mendorong pelan badanku.

"Engga kakk! ." teriakku, lalu Kak Rangga menarikku untuk duduk tegak lagi.

"Jangan nakal disini, kandang macan soalnya." Jelasnya lalu keluar dari kamar.

_______________________________
RUMAH, 2O2O. SunnyShinell.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang