26. Semua gara gara Satya

536 28 67
                                    

Alana membuka gorden kamarnya sendiri membuat kedua pria yang tengah tertidur dengan nyenyaknya terbangun.

Alana sendiri sudah siap dengan pakaian olahraganya karena hari ini ada rutinan senam di perumahannya sebulan sekali dan Alana rasa jika mengajak kedua pria ini akan tambah seru--bukan karena Satya akan kaku disana tapi Alana hanya ingin pamer membawa pria tampan yang membuatnya nanti menjadi bahan bicaraan ditetangganya.

"Bangun bangun bangun, sekarang kita akan senam pagi! Kalian bersiaplah, dan untuk soal baju, aku sudah pinjamkan baju Ayah sama kak Zafar untuk kalian!" titah Alana pada kedua pria itu yang masih membengong karena baru bangun tidur.

Satya mengerutkan keningnya bingung, "Senam? Kita? Ya kali Na, kita kan jarang---"

"Shutt, tak mau tahu pokoknya kalian harus ikut! Atau kalau tidak aku bakalan--" Satya segera memberikan instruksi untuk diam kepada Alana, lantas Alana segera menurut dengan senyuman yang mengembang.

"Aku akan menuruti semua keinginan Putri, karena Pangeran akan setia kepada Putri." ujar Satya dengan nada lembut.

Alana tersenyum lagi, menampilkan deretan gigi putihnya, "Hmm pangeran sangat so sweet, yaudah sekarang CEPAT MANDI, JANGAN MEMBUATKU MENUNGGU LAMA!"

Satya yang semula tersenyum manja, kini digantikan dengan wajah datarnya lagi, baru saja dirinya senang karena diperlakukan lembut oleh Alana, kini malah sebaliknya.

"Baiklah Putri, baginda akan melaksanakan apa yang dikatakan Putri. Karena baginda sangat sangat sangat---" ucapan Satya terhenti karena Arga menyumpal mulutnya dengan roti yang Alana simpan di meja dekat kasur disebelah Arga.

Satya langsung mengunyah roti itu dengan tatapan menatap Arga tak percaya, "What the hell?"

"Lana, dimana Sara?" tanya Arga mengacuhkan Satya.

"Sara sedang berganti pakaian." jawab Alana sembari berjalan keluar dari kamarnya.


____



"Eh.. Prianya ganteng banget."

"Tinggi lagi."

"Itu pacarnya Lana yang baru ya? Terus itu pria yang disebelah Sara siapa?"

"Pacarnya Sara?"

"Mungkin, karena Sara sering memposting pria itu, aku rasa memang pacarnya Sara."

"Eh tapi bukannya kemarin kemarin ya, pacarnya Lana, Ardi bukan sih? Terus juga waktu itu Ardi memposting poto dirinya sama Alana dengan caption kayak Alana lamar dia gitu.."

"Eh iya bener, terus pria itu siapanya Alana? Kok digandeng?"

Begitulah bisik bisik yang di dengar Alana dan Satya, sontak membuat Alana segera melepaskan genggaman tangan Satya dengan paksa.

"Kenapa?" tanya Satya bingung.

Alana berdecak, "Kau tidak dengar apa tadi? Kalau sampai diantara mereka bicara ke Ardi gimana? Aduh! Kenapa aku tidak berpikir ini tadi!" Alana menepuk keningnya sendiri pelan, menyesali apa yang dia buat saat ini.

Berniat pamer tapi dia lupa mengingat Ardi, apalagi Ardi sudah sangat terkenal disini.

"Tidak apa apa bagus." jawab Satya polos.

Alana menoyor pelan lengan Satya, "Ish... Bagus bagus! Ardi lembut lembut gitu kalau emosi bisa bahaya!" cetus Alana yang mulai khawatir.

"Tidak usah khawatir, kalau putus, ya putus aja! Kenapa harus di pertahankan? Lagipula kan masih ada aku sebagai pangeranmu...." Ujarnya dengan ekspresi yang dibuat buat.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang