09. Medicine

752 100 28
                                    

Previous

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previous....

Pipi pucat Jongin telah di penuhi linangan air mata yang jatuh tanpa isakan dari bibir manis itu. Tumpukan amarah itu perlahan menguap saat mendapati pemandangan menyakitkan di hadapannya. Mata hitam itu menampilkan sebuah pemandangan menyesakkan. Sangat menyakitkan saat mendapati kesakitan pada pusaran hitam itu. Perlahan rasa panas di kepalanya mulai menguap, selama ini Sehun tak pernah menatap mata Jongin ketika dirinya kehilangan kendali, maka saat ini ia melihat dengan jelas bagaimana pemuda itu terlihat begitu kesakitan disana.

Perlahan lengan kekar itu menarik tubuh ringkih itu kedalam dekapannya, mengusap punggung itu dengan lembut seakan memberikan sebuah perlindungan disana.

Sebuah dunia sedang memutar terbalik saat ini. Sebuah kenyataan datang tanpa mengetuk dinding penghalang itu. Sebuah keinginan untuk menyangkal semua perkataan itu mulai datang dan dinding keraguan mulai terbentuk saat semua kenyataan itu terdengar hanya seperti cerita tanpa arah.









Wisdom, Justice and Love

09. Medicine

.

.

.

Enjoy

.

.

.

"Aku bukan hanya membalaskan dendamku pada pembunuh Ayah ku, tapi juga menyadarkan mu tentang kehidupan mu. Wanita itu lah yang membunuh Ayah ku malam itu, tapi Ayah mu menyerahkan diri dan mengantikan hukumannya. Wanita itu pantas untuk mati"

Plak...

Tidak seharusnya lelaki itu menghakimi seseorang seperti itu. Sebanyak apapun kesalahannya, sebesar apapun kesalahan yang sudah di lakukan seseorang dalam hidupnya, tak sepantasnya Sehun mengatakan jika seseorang pantas untuk mati hanya karena telah merusak kehidupan seseorang. Namun pelukan ini, kehangatan ini datang begitu saja saat dirinya merasa emosinya semakin menumpuk. Semua panas di kepalanya menguap digantikan pada sebuah kehangatan lainnya yang terasa begitu nyata. Nyaman, seperti pelukan Ayahnya yang telah lama menghilang darinya.

Tangan itu tak mampu bergerak sedikitpun dari tempatnya, tergelatak tanpa memberikan balasan atas kehangatan yang merengkuh tubuh ringkihnya, namun di dalam sana ia sangat merasakan sebuah penerimaan pada usapan lembut itu.

"Tenanglah" Sehun mengusap punggung itu dengan lembut, memberikan sebuah ketengangan agar si empunya dapat menerima kenyamanan darinya.

Sehun melepas pelukannya, menatap sepasang mata hitam itu sejenak. Sebuah cahaya tercipta disana, entah perasaan seperti apa yang bisa ia gambarkan saat ini, namun cahaya itu seakan memberikan sebuah rasa yang tak bisa ia jelaskan di dalam sana.

✔Wisdom, Justice and Love 《HunKai》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang