Pertemuan Pertama

70 38 12
                                    

HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT ❤️✌🏻

Pagi ini mungkin menjadi pagi yang sama seperti pagi pagi sebelumnya. Mungkin bisa di bilang salah satu pagi yang ingin rasanya dihilangkan mengingat bahwa ini adalah hari pertama sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Sekolah masih terlihat sepi mengingat ini bahkan belum jam 7 pagi saat itu. Namun seorang gadis terlihat berlari setelah turun dari mobilnya mengarah ke salah satu papan mading di dekat ruang guru. Rachel berhenti tepat di depan papan mading dan menatap seksama papan mading dihadapannya mencari namanya. Kelas XI IPA 2, di kelas itulah nama Rachel berada.

"yes, sekelas lagi" ujarnya setengah berteriak.

"sesenang itu lo sekelas sama gue lagi" ujar Ana menepuk bahu Rachel dari belakang.

Rachel menoleh lalu tersenyum sembari memeluk sahabatnya itu.

"seneng dong, ah rindu banget sama lo sumpah"

"apaan sih hel? gini nih kelamaan jomblo. Jadi aneh kan lo" jawab Ana sembari menjauhkan wajah Rachel dari hadapannya.

Sedangkan Rachel hanya tersenyum sembari menjulurkan lidahnya. Memang selama liburan sekolah, Rachel tidak pernah bertemu dengan sahabatnya itu. Selain karna harus fokus dengan Latihan karatenya, Perempuan pemegang sabuk hitam Dan 1 itu juga menghabiskan banyak waktu untuk tidur menikmati masa liburannya. Bagaimana tidak, Rachel memang termasuk anak yang aktif mengikuti banyak kegiatan.

*******

Hari ini adalah hari terakhir MOS di sekolah. Namun Rachel bahkan tidak perduli dengan itu. Dia bahkan tidak ingat bahwa dia sekarang memiliki junior di sekolahnya. Kalau teman teman Rachel bahkan anak kelas XII banyak yang memperhatikan dan terpesona dengan para murid baru, itu tidak berlaku bagi Rachel. Rachel tidak perduli karena dia memang tidak pernah tertarik dengan seseorang yang lebih muda darinya.

"Hel, Feb, keluar kelas yo. Ada pertandingan basket tuh di luar. Pertandingan antar kelas" ajak Ana sembari menarik Rachel dan Febby yang masih asik memandangi ponsel nya.

"kelas mana yang main?" tanya Febby sambil menatap Ana.

"ga tau. Makanya keluar yo. Rame banget loh" jawab Ana lagi.

Rachel dan Febby lalu berdiri mengikuti Ana dari belakang menuju koridor kelasnya. Mereka berdiri di dinding pembatas sembari melihat ke Lapangan yang terletak di bawah kelas mereka. Rachel menatap para pemain basket di lapangan itu. Seolah bingung karna tidak melihat satupun orang yang dia kenal.

"bim, yang main kelas mana sih?" tanya Rachel sambil menyenggol Bima yang berdiri di sampingnya.

"kelas 10 ipa 1 sama 10 ipa 5 hel" jawab Bima masih tetap memandang ke arah lapangan.

Tiba-tiba Rachel merasa tidak bersemangat saat mendengar jawaban Bima. Namun Ketika Rachel hendak beranjak pergi, matanya menatap seseorang di Lapangan itu. Laki-laki yang tengah tersenyum sembari memberi arahan bola ke pada teman satu tim nya. Laki-laki berbaju warna Biru tua yang sedang berlari membawa bola itu seakan memberi magnet kepada Rachel untuk tetap diam melihatnya. Rachel tanpa sengaja tersenyum saat laki-laki yang sejak tadi dia awasi itu berhasil memberi tambahan poin untuk kelasnya.

"manis banget yang baju biru" ujar Rachel sembari terus menatap ke lapangan

Ana tiba-tiba menoleh kearah Rachel.

"gue gak salah denger kan? Sejak kapan lo suka berondong?" Ana menatap Rachel dengan tatapan tidak percaya. Ana memang baru setahun mengenal Rachel, namun dia yakin sudah mengenal dengan baik sifat Rachel.

"Lo kesambet apaan woy? Udah ga suka sama Kak Ryan lagi?" tanya Febby menatap lekat wajah Rachel.

"gue cuma muji ga lebih. Gausah lebay deh lo pada" jawab Rachel tanpa melepaskan tatapan matanya kearah Lapangan. "Lagian gue udah ga ada rasa sama Kak Ryan yah. Its over baby. Its over"

"gausah sok ngomong its over segala kalau kenyataannya lo rela Latihan sampe mampus demi ikut pertandingan buat ketemu sama pujaan hati lo itu" cibir Febby sembari menjulurkan lidahnya kearah Rachel.

"bacot lu. Udah deh diem aja" balas Rachel lagi sembari menatap sinis kearah Febby.

"Lo berdua kalau masih mau berantem mending di kelas aja sana. Fokus liatin dedek dedek gemes aja bisa ga sih" Ana sudah mulai kehilangan kesabaran menghadapi dua sahabatnya itu.

Rachel sudah tidak menanggapi lagi apa yang akan para sahabatnya itu katakan. Bagi Rachel sekarang dia hanya ingin menikmati lebih banyak senyuman laki-laki di bawah itu. Cinta? Rachel yakin ini bukan cinta ataupun sayang. Dia hanya kagum pada pemilik senyum manis itu. Hanya kagum tidak apa kan pikir Rachel. Rachel memang tidak pernah menyimpan perasaan terhadap orang yang lebih muda darinya. Entah mungkin sebagai anak tunggal dia merasa perlu mendapatkan pasangan yang lebih tua untuk membimbingnya. Memiliki paras cantik dan memiliki banyak prestasi tentu membuat banyak laki-laki yang mendekatinya. Tidak terkecuali yang lebih muda darinya. Namun Rachel selalu lebih tertarik dengan yang berusia lebih tua darinya atau paling tidak seumuran dengannya. Namun sekarang Rachel merasa ada yang menarik dari sosok pemilik senyum manis di bawah sana. Rachel tiba-tiba saja penasaran dan ingin mengenal lebih jauh.

"baju biru semangat yah mainnya!" teriak Rachel tiba-tiba sembari tertawa. Dia mengikuti teriakan para gadis yang juga berdiri di sepanjang koridor kelas 11 IPA yang berteriak memberikan semangat kepada idolanya masing-masing.

"lo yang biru? Gue yang merah!" teriak Febby nyaring tidak mau kalah.

"ambil gih ambil" jawab Rachel tidak kalah nyaring

Ana hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum geli melihat kelakuan 2 sahabatnya itu

Rachel, Febby dan Ana masih berteriak memberikan semangat kepada para pemain. Sorak-sorakan penonton terus mewarnai pertandingan sampai peluit tanda berakhirnya permainan di tiupkan. Ketiga sahabat itu masih tertawa dan merasa kehabisan nafas mengingat mereka terus terusan berteriak seperti para siswi siswi lain dan berencana untuk meninggalkan koridor kelas mereka menuju kantin. Namun Langkah Rachel terhenti saat dilihatnya laki-laki berbaju biru itu memasuki sebuah kelas. Rachel tersenyum saat mengetahui di mana kelas laki-laki itu berada.

"liat apaan sih lo?" tanya Ana sembari melihat kearah mana mata Rachel melihat.

"kayaknya gue jadi ngefans sama yang baju biru tadi deh" jawab Rachel cepat.

"ngefans apa suka?" tanya Febby sembari menatap tajam penuh curiga kearah Rachel.

"Ngefans lah. Kan lo tau gue sukanya sama yang lebih tua atau paling gak yang seumuran sama gue" jawab Rachel penuh keyakinan.

"iya deh iya. Hati-hati lu kemakan omongan" balas Febby.

"Lo suka beneran juga gapapa kali hel. Cinta kan ga pandang usia" ujar Ana ikut menimpali

Tiba-tiba Rachel mengambil ponsel miliknya dan mencari sebuah nama di kontaknya. Rachel lalu meletakkan ponsel di telinganya sembari menunggu seseorang mengangkat telponnya.

"Halo, gue tunggu lo di kantin sekarang" setelah ngucapkan itu Rachel mematikan sambungan telponnya sembari tertawa dan menarik kedua sahabatnya itu menuju ke kantin di ikuti tatapan penuh tanda tanya dari Ana dan Febby.

*******

Your secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang