Si Pemilik Senyuman Manis

26 25 9
                                    

HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAH
❤️✌🏻

Pagi itu terlihat lebih gelap dari biasanya karena hujan yang sudah mengguyur kota itu sejak subuh. Suasana sekolah pun masih terlihat sepi saat itu. Terlihat beberapa orang yang tengah berlari kecil menghindari hujan.

Rachel sudah sampai di sekolah saat biasanya dia datang 5 menit sebelum bel berbunyi. Entah bagaimana hari ini dia mampu membuka mata sebelum alarm membangunkannya. Terlalu pagi sampai Rachel mampu melakukan olahraga ringan sebelum dia memutuskan untuk bersiap ke sekolah.

Rachel duduk di salah satu kursi kayu panjang yang terletak di depan kelasnya menatap kosong pemandangan di depannya.

Rachel akui bahwa Adit sukses membuat dia dalam kondisi yang sangat susah untuk dia jelaskan. Rachel bingung apakah dia harus senang atau tidak setelah membaca pesan terakhir yang Adit kirimkan kepadanya. Bagaimana Fahri bisa menanyakan tentangnya saat mereka bahkan tidak ada berinteraksi secara langsung. Rachel memiliki terlalu banyak pikiran negatif di otaknya untuk bisa berpikir jernih.

"Pagi pagi udah melamun aja lo" sapa Febby yang baru saja datang membuyarkan lamunan Rachel.

Rachel hanya melirik sekilas ke arah Febby tanpa mengucapkan apapun. Entahlah dia merasa tidak punya tenaga untuk menjawab sapaan Febby.

"Kemarin udah kenalan belom? Apa lo akhirnya nyerah dan gue akhirnya bakal makan gratis hari ini?" Ujar Febby lagi lagi membuka pembicaraan seakan tidak memperdulikan wajah Rachel yang benar benar terlihat siap menerkamnya sekarang.

"Gak kenalan tapi dia udah kenal gue" jawab Rachel

"Ha? Maksudnya gimana sih?" Tanya Febby yang tidak mengerti apa yang Rachel ucapkan

Rachel menarik nafas berat sebelum akhirnya dia siap untuk menjelaskan dari awal bagaimana seorang Fahri bisa mengenalnya. Rachel berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi kemarin dari awal dia memasuki mobil Adit dan berakhir pulang sendiri dengan taxi.

"Udah udah stop. Gue ga sanggup buat dengar lanjutannya Hel. Gue yang denger aja malu" ujar Febby tertawa seraya menutup mulut Rachel yang terlihat masih ingin berbicara lebih banyak.

Febby benar benar tidak bisa menahan diri untuk tidak menertawakan Rachel yang semakin terlihat ingin membunuhnya sekarang juga

"Lo teman gue bukan sih?" Tanya Rachel menatap kesal ke arah Febby

"Sorry, kali ini bukan" jawab febby dengan masih melemparkan tawa nya kepada Rachel.

"Gue malu feb. Lo bayangin deh kira kira apa yang Fahri pikirkan waktu liat gue tidur. Muka gue pasti jelek banget"

"Lo kenapa udah nethink duluan sih? Mungkin aja Fahri malah terpesona sama wajah lo yang jelek itu" ujar Febby lagi seraya menertawakan Rachel yang semakin menutup mukanya pasrah.

"Gue mau pindah sekolah aja bisa ga sih?" Tanya Rachel menatap Febby pasrah

"Sebelum lo pindah sekolah, Gue ingatin kalau lo masih punya utang sama gue. Gue siap menampung semua makanan gratisan dari lo" ujar Febby seraya berdiri dari kursinya.

Rachel benar benar kehabisan kesabaran menghadapi Febby. Di lepasnya sebelah sepatu miliknya dan bersiap untuk melempar sepatunya ke arah Febby yang sudah duluan melarikan diri melihat Rachel ancang ancang untuk melempar sepatunya.

"Dasar teman laknat lo" teriak Rachel gusar.

Rachel merasakan getar di saku bajunya ketika dia melihat Ponselnya menunjukkan ada notifikasi pesan masuk dari Adit yang mengajaknya untuk bertemu. Entah apa yang ingin Adit lakukan. Rachel hanya membaca pesan itu namun bingung untuk membalasnya. Rachel ingin menanyakan langsung kepada Adit tentang apa saja yang dia bicarakan dengan Fahri tentang dirinya. Namun Rachel masih belum sanggup untuk mendengarkan apa yang akan Adit bicarakan nanti. Entahlah, paling tidak Rachel membutuhkan sedikit waktu untuk mengumpulkan keberaniannya.

Your secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang