AKU, KAMU, DIA

5 4 0
                                    

Kau adalah masa laluku yang tidak akan pernah ada di masa depanku. Hatiku memang memaafkan mu, tapi maaf hatiku tidak lagi berdebar karenamu...


Karin berlari kecil ke arah Rachel yang terlihat sedang melakukan pemanasan di ujung gedung tersebut. Karin melemparkan sebotol minuman dingin yang tadi Rachel titip ketika dirinta hendak membeli minuman di minimarket terdekat.

"Hel, lo balikan sama Kak Ryan?" Tanya karin sembari duduk di sebuah bangku kosong dekatnya.

"Gak" jawab rachel singkat dengan masih melakukan pemanasan.

"Tapi kok kalian barengan terus?" tanya Karin lagi dengan tatapan penuh curiga ke arah Rachel

"Dia aja yang ngikutin gue terus" jawab Rachel yang akhirnya menyudahi kegiatannya dan duduk di sebelah Karin sembari membuka tutup botol minumnya.

Karin menatap ragu ke arah Rachel namun Rachel terlihat malas menanggapi pertanyaan Karin.

Dari jauh terlihat seseorang berjalan menuju Rachel membawa beberapa makanan sembari tersenyum ke arahnya. Rachel membuang botol minumnya asal ke arah tumpukan tas di belakangnya dan berjalan menjauh sebelum orang itu mendekat kepadanya.

"hel, lo mau kemana? itu kak Ryan kayaknya mau kesini deh" tanya Karin sambil berusaha menahan lengan Rachel

"karena dia datang makanya gue pergi"

"hel" teriak orang itu sambil berlari ke arah Rachel.

Rachel menghela nafas dan terpaksa menurungkan niatnya untuk pergi

"kenapa?"

"Ini roti coklat. Lo kalau tanding gini kan ga makan apa apa selain roti" ujarnya menyerahkan bungkusan putih berisi beberapa roti coklat.

Rachel menatap ragu hingga akhirnya menerima bingkisan itu setelah di senggol oleh Karin.

"Iya makasih" ucap Rachel sambil menerima bungkusan itu.

"Dimakan yah. Gue balik dulu mau ketemu sama pelatih gue"

Rachel hanya menjawab dengan anggukan yang kemudian mendapat sapuan halus di kepalanya dari orang itu. Setelah mengusap kepala Rachel, sosok itu segera berlari kecil meninggalkannya.

"Kak Ryan masih sayang banget sama lo" ujar Karin

"Gue tau. Tapi sayangnya gue udah gak punya perasaan apa apa Rin" jawab Rachel sembari duduk menatap bungkusan di depannya itu.

"Lo pikirin aja lagi baik-baik" ujar Karin lagi menepuk pundak Rachel lalu pergi meninggalkannya.

Rachel terdiam beberapa saat mengingat kejadian di hari pertama dia sampai di Kota itu.

Flashback on

"Gue kangen" ujarnya

Rachel menatap bingung laki-laki yang memegang lengan tangan di depannya "Maksudnya?"

"Gue kangen sama lo" ujarnya lagi sambil tersenyum.

Rachel berusaha melepaskan cengkraman tangan laki laki di depannya itu.

"Tapi gue biasa aja, Kak" jawab Rachel datar

"Yaudah gapapa. Gue cuma pengen bilang itu dan kasih ini ke lo" ujar laki laki itu lagi sembari menyerahkan botol minuman berwarna biru tua.

"Air jahe. Lo gampang sakit perut kalau dingin. Seharian hujan dan ac kamar pasti dingin. Nanti di minum yah" ujarnya sembari mengusap lembut puncak kepala Rachel lalu tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang