⚠
typos!•••
"Kayanya mau hujan deh," Lisa mendongak ke atas melihat langit yang mulai gelap, tidak secerah saat mereka sampai di sana.
Kelima temannya mengangguk setuju.
"Udahan aja yuk? Kita ke atas sekalian nengokin Rose." Sahut Elina.
Setelah kejadian Rose muntah-muntah, Jeffrey memilih membawa pacarnya itu ke rumah penduduk yang mereka lewati saat berangkat tadi. Memilih untuk beristirahat di sana, sadangkan sisanya melanjutkan bersenang-senang di air terjun.
"Yaudah ayo." Jawab Bram.
Satu-persatu dari mereka keluar dari air, mengambil sebuah handuk masing-masing untuk mengeringkan tubuh mereka.
Dengan santai Bram membuka kaus basah yang dipakainya, lalu mengganti dengan kaus baru yang ia bawa dari tas. Lisa mendengus melihat itu, menjadi laki-laki memang sangat mudah.
Jeremy dan Minggu melakukan hal yang sama, tanpa pikir panjang membuka kaus mereka di depan para perempuan, seperti itu hal yang biasa. Ya, biasa untuk Lisa dan Elina, tapi tidak untuk Mina. Perempuan itu langsung mengalihkan pandangannya.
"Kalo mau buka baju tuh pake aba-aba kek." Ucap Elina pada para lelaki.
Mereka hanya nyengir tidak berdosa.
"Rose gapapa kan ya?" Tanya Mina, daritadi perempuan itu khawatir dengan keadaan temannya.
"Masuk angin paling, dari kemaren pake baju kebuka terus." Jawab Minggu, membuat Bram dan Jeremy terkekeh.
Elina mendorong bahu Jeremy kesal "Apaan si, kok malah ketawa."
"Ih masa ketawa aja ngga boleh?" Jeremy menoleh kearah Elina.
Elina mengerucutkan bibirnya, Jeremy menarik pipi chubby pacarnya itu "Cuma bercanda,"
"Udah ayo naik, keburu ujan." Ajak Bram.
Mina dan Minggu menjadi yang pertama berjalan, diikuti Elina, Jeremy, Lisa dan yang terakhir Bram.
Selama perjalanan, Bram bisa melihat tubuh Lisa bergetar dan langkah perempuan itu semakin lambat.
"Lisa?" Panggil Bram.
Lisa menoleh, bibir perempuan itu terlihat bergetar.
Bram yang mengerti langsung melepaskan jaket yang dipakainya, lalu memberikannya pada Lisa.
Lisa menerima jaket itu, menatap Bram ragu.
Bram tersenyum tipis "Pake aja, jaket lo tipis banget." Ucap Bram.
Lisa mengangguk pelan, memakai jaket tebal milik Bram kemudian kembali berjalan.
Nyaman dan hangat, bau tubuh khas lelaki itu tercium membuat hati Lisa terasa nyeri, ia merindukan Bram.
Sejak kemarin, mereka hanya saling diam dan menghindari tatapan masing-masing. Sebisa mungkin Lisa mencoba untuk bersikap normal, tidak bisa ia pungkiri perasaannya gelisah ketika mengingat ada perempuan yang disukai Bram di tempat yang sama. Tapi ia bersyukur Bram tidak menunjukan sikap apapun yang bisa menyakitinya.
Lisa kembali menyamankan tubuhnya dalam kukungan jaket tebal milik Bram, menghirup dalam-dalam bau tubuh lelaki itu. Tak sadar matanya berkaca-kaca karna merindukan pelukan Bram.
Sedangkan Bram berjalan dalam diam, menatap punggung perempuan di depannya.
Mereka sampai di sebuah bale dari bambu di depan sebuah warung kecil. Terlihat Rose yang sedang tertidur dengan kepala di atas paha Jeffrey, selimut menutupi tubuh perempuan itu. Jeffrey sendiri sedang sibuk dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COWOK TEKNIK - '97
FanfictionEmpat cowok yang bertemu karena mereka berada di jurusan yang sama, di kelas yang sama pula. Semenjak itu mereka bersahabat. [18+] Kenakalan Remaja, Harsh & Vulgar Words.