BAGIAN 5

12 1 0
                                    

" Hari ini ada yang tau kemana Angela tidak hadir? " tanya guru biologi itu kepada seluruh siswa di kelas.

" tidak pak, nomornya juga tidak bisa di hubungi.. " jelas ketua kelas yang sedari tadi berusaha menghubungi Angela untuk menanyakan keadaannya.

" apa mungkin ada hubungannya dengan kejadian kemarin? " tanya guru itu kepada seluruh murid. Sementara para murid hanya menatap diam tidak berkomentar apapun.

" baiklah jika kalian tidak ada yang tau, mari kita mulai pelajaran hari- "

" permisi pak "

" kenapa kamu terlambat Angela? " tanya guru itu kepada Angela yang terlambat hadir

" maaf pak saya bangun kesiangan pak.. " jawab Angela

" hari ini tidak apa-apa, tapi lain kali jangan terlambat lagi yaa "

" baik pak "

Flashback On.

DUAARR!

" oh my god! " pekik Angela saat merasakan tabrakan keras dari belakang mobilnya. Kemudian dia segera turun dari mobil dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Ternyata sebuah mobil sedan merah yang menabrak bagian belakang mobil Angela, alangkah terkejutnya saat Angela melihat siapa pemilik mobil itu.

" lo bisa bawa mobil yang bener ga? " tanya Angela

" o-ow apa gue harus minta maaf? " tanya balik si pemilik mobil yang menabrak

Denish keluar dari kursi kemudinya dan mendekati Angela. Dia tersenyum mengejek ke arah gadis itu. Sebuah kartu kredit berwarna hitam di keluarkan Denish dari dompetnya. Dia bermaksud untuk mengganti rugi mobil Angela.

" Nih buat ganti kerusakan mobil lo " suguh Denish kepada Angela

" Gue gak butuh ganti rugi, gue cuma butuh permintaan maaf lo " tegas Angela

" Oh yakin lu gak butuh ganti rugi? Kapan lagi loh ini kesempatan lo buat dapet uang banyak" tawar Denish sekali lagi

" GUE GAK BUTUH UANG LO! Gue cuma butuh permintaan maaf lo abis itu beres " Angela merasa geram atas sikap Denish yang merendahkan orang lain.

" Kenapa harus minta maaf? Orang gue sengaja ngelakuin itu " jawab Denish dengan santai

Ternyata dia sengaja menabrak mobil Angela, untuk mengerjai si pemiliknya.

" Lo tuh ya gabisa gitu sehari aja ga ganggu gue? Ga cowonya ga cewenya sama aja, sama-sama tukang cari perhatian. Miris banget lo " kalimat itu keluar dari mulut Angela dengan licin tanpa rem. Denish yang mendapati kalimat itu merasa kesal dan sakit hati. Sebab ini pertama kalinya dia di hina perempuan.

Angela melirik jam tangannya, waktu sudah semakin dekat dengan bell sekolah. Dia memutuskan untuk menyudahi pertengkarannya bersama Denish dan segera kembali ke mobil dan melaju ke sekolah secepat mungkin.

Flashback off.

" Ketua kelas bapak minta data peserta kompetisi secepatnya ya "

" Untuk ekskul KIR sudah lengkap pak, dan semua sudah beres. Kecuali untuk bidang Karate dari kelas saya ada yang mengundurkan diri satu pak "keluh ketua kelas itu kepada Guru Biologi sekaligus penanggu jawab acara sekolah kali ini.

" Angela kamu ikut lomba apa? " tanya guru itu tiba-iba sementara yang ditanyai sedang asik bergelut dengan pikirannya sendiri

" Ha? Iya pak. Saya.. saya.. Saya ga ikut apa-apa pak " jawab Angela

" Kalau begitu gantikan posisi teman mu di bidang karate ya, bapak dengan dulu kamu berprestasi di bidang karate " tutur guru biologi itu

Angela hanya mengangguk iya dan mnyetujuinya, sebab Ia tidak mau membantah.

Pelajaran biologi sudah selesai semua orang bergegas untuk merapihkan buku dan pergi ke kantin. Angela juga pergi ke kantin hari ini.

Suasana kantin sangat ramai semua murid mengantri untuk membeli makanan, tiba-tiba suara gebrakan pada meja terdengar sehingga semua murid langsung menoleh ke arah suara berasal. Di dapati disana Nina yang sedang menunduk menatap bekal makanannya yang sudah di penuhi air.

Nina segera pergi ingin meninggalkan kantin namun dia terjatuh tepat di depan Angela karna ada yang menyandung kakinya. Sontak semua orang tertawa melihat kejadian itu. Angela hanya bergidik jiji dengan semua murid yang tertawa. Mereka semua lebih menjijikan dan keji dari seorang psikopat.

Angela mengulurkan tangannya membantu Nina untuk bangun. Beberapa murid meneriaki tindakan Angela, ada juga yang berbisik mereka berdua seperti sepasang kekasih. Namun hanya di abaikan.

" Wow kayanya sekarang kutu buku udah punya penyelamat nih, kalian berdua pacaran ya? " tanya siswi dengan seragam yang dicrop.

" Ternyata disini banyak banget ya sampah yang cari perhatian. Sok kuat dan sok berkuasa, padahal mereka cuma pengecut yang beraninya berkelompok dan hanya berani nindas yang lemah. " Sindir Angela yang berhasil membuat siswi itu marah

" Angela mending gausah di respon dia jago karate " bisik Nina

" Terus gue harus peduli? Setau gue ilmu bela diri itu untuk melindung yang lemah bukan sebaliknya. "

" Murid baru aja udah berlagak, mau disebut pahlawan kesiangan lo? " tanya siswi itu

" Lebih baik disebut pahlawan kesiangan dari pada sampah yang gabisa di daur ulang "

" Berani nyolot lo ya? " perkataan itu di iringi oleh tamparan yang mendarat di pipi Angela dan meninggalkan bekas kemerahan.

" Boleh lah.. tapi gak ada yang lebih kuat lagi dari ini? " tanya Angela dengan nada merendahkan.

Siswi itu ingin kembali menyerang Angela namun, sangat disayangkan gerakan Angela jauh lebih cepat dari dia sehingga serangan yang Angela berikan lebih dulu sampai. Siswi itu terjatuh karna Angela menandang bagian perutnya. Kemudian muncul seseorang yang tiba-tiba menarik tangan Angela keluar dari kerumunan itu.

Sangat mengejutkan ternyata yang mengeluarkan Angela dari sana adalah ketua osis Valent. Pertanyaan bermunculan dari benak Angela kenepa Valent melakukan ini. Sementara Nina hanya menatap pundak dua orang itu yang semakin menjauh dan menghilang.

" lepasin " Angela menarik pergelangan tangannya dari genggaman Valent

" Lo gak papa kan? "

" Bukan urusan kamu "

Langkah Angela terhenti saat Valent Menarik tubuhnya untuk saling berhadapan.

" Pipi lo pasti sakit karna di tampar, jadi biarin gue ngerawat lo supaya rasa sakitnya berkurang " Valent mengulurkan tanggannya ke pipi Angela sambil mengelusnya lembut.

Angela hanya terdiam mendapati perlakuan manis Valent kepadanya. Dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu dari siapapun kecuali mendiang ayahnya. Matanya mulai terasa panas. Tersadar akan perlakuan Valent kepadanya Angela langsung menepis tangan itu.

" Maaf tapi saya baik-baik aja jadi kamu ga perlu mengkhawatirkan saya "

Valent masih mematung di tempatnya, menatap pundak itu yang perlahan menjauh. Baru kali ini ada orang yang menolaknya, hatinya terasa tergores oleh sikap adik kelasnya itu. Tanpa sadar senyuman kecil terukir diwajah Valent. Sementara di satu sisi seseorang tengah memerhatikannya.

Looking for The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang