BAGIAN 6

16 2 0
                                    

" Kamu sudah siap untuk malam ini? "

" Sudah Sir "

" Kamu hanya perlu mengambil salinan data yang ada agar tidak mencurigakan "

" Baik Sir "

" Kamu tidak bisa masuk lewat bagian gedung belakang ataupun samping. Mereka mempunyai penjagaan yang ketat, setiap 30 menit mereka akan melakukan rotasi penjaga, dan tidak ada titik buta tanpa pengawasan. Jadi bagaimana cara yang kamu pilih untuk bisa pergi kelantai 5 gedung? "

Angela hanya terdiam. Dia tidak menjawab apapun. Jari-jari tangannya masih sibuk bergerak memainkan pulpen. Satu menit telah berlalu begitu saja, tapi masih tidak ada jawaban.

" Bagaimana sisi luar gedung? "

" Tidak ada penjaga keamanan disana "

" Kalau begitu aku akan memanjat dan masuk lewat jendela "

" Oke, berarti kau hanya perlu mengurus soal cctv "

" Bukan hal besar, aku akan lakukan sendiri "

" Okay, semoga beruntung "

Malam pun tiba. Waktu yang ditunggu telah datang.

Tidak ada cctv, tidak ada penjaga. Nice! Gumam Angela

Angela memanjat sisi gedung. Lompatan dan genggaman tangannya pada tembok dia keraskan.

Lantai 2 berhasil dia lewati.

Lantai 3

Lantai 4

Dan akhirnya dia berhasil sampai kelantai 5. Perlu waktu 10 menit untuk bisa sampai ke lantai 5. Shit! Umpat Angela saat tau ternyata jendala yang dia tuju terkunci dari dalam. Ayo Angela berfikir.

:::

Gelas itu terisi penuh oleh cairan wine. Denish memilih menatap lurus kedepan dari pada memberi perhatiannya kepada dua wanita berbaju minim di sisinya, pikirannya melayang jauh dari tempat dia duduk. Entah apa yang mengganggu pikirannya sekarang, tak biasanya Denish bersikap seperti ini.

Dua wanita disisinya beranjak bangun dan pergi saat melihat seseorang yang baru saja datang dengan wajah sinis menatap. Kemudian posisi itu digantikan cepat oleh wanita baru. Tapi sayangnya kedatangan Ia tidak sedikitpun mendapatkan perhatian dari Denish.

" Ada apa dengan mu hari ini babe? Kau sangat berbeda? "

" Aku baik-baik saja, urus saja urusan mu Kerin "

Kerin hanya mendengus kesal mendapati jawaban Denish yang begitu kasar, terkadang dia berfikir apa Denish mencintainya atau tidak. Mengingat apa yang sudah mereka lakukan tidak mungkin Denish tidak mencintainya.

Kerin mengeratkan pelukannya di tubuh Denish. Decapan risih keluar dari bibir Denish yang masih menegak wine di tangan kirinya.

" Babe bagaimana jika aku mengoral milik mu? " Kerin mulai menjalarkan tangannya ke arah resleting celana Denish. Sementara Denish hanya menikmati gerakan sensual yang dilakukan Kerin kepadanya. Dia tau Kerin memang sangat berpengalaman dalam hal ini karena mereka juga sering melakukan hubungan badan.

:::

" Apa kau terluka Angela? "

" Tidak Sir hanya tergores sedikit bukan masalah serius " senyum kecil mengukir di wajah Angela

" Okay, ini hadiah untuk mu. Atas pekerjaan hari ini " amplop coklat yang sedikit menggembung di letakan di atas meja sebagai hadiah, sudah bisa dipastikan isinya adalah lembaran uang

Looking for The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang