Bab 15 - Kelabu

1 1 0
                                    

Hari ini tak seperti biasa. Entah, aku merasa ada hal yang berbeda. Tidak adanya Echa yang membuatku merasa hampa.
Aku tidak tahu apa yang sudah kuperbuat, mungkinkah ada perbuatanku yang menyinggungnya? Atau adakah masalah yang sedang melandanya? Tidak ada yang tahu selain Tuhan dan dia.

Awalnya aku hendak mencoba untuk memulai pembicaraan, namun niat itu kuurungkan. Aku baru ingat betapa bodohnya diriku membuka suatu topik, yang jatuhnya akan jadi basi.
Aku hanya memantau Echa dari Instagramnya. Echa tampak cukup bahagia, dengan Bangtan yang diunggahnya. Syukurlah, setidaknya rasa khawatirku sedikit terobati.
Tetapi tidak dengan rindu yang mendominasi hari ini.

Aku terus menunggu notifikasi pesan masuk dari Echa, yang menurutku cukup tidak mungkin, tetapi juga bisa menjadi mungkin. Sudah berjam-jam aku menanti, sudah banyak kegiatan yang kulalui, tetap saja pesan itu tak kunjung datang.

Malamnya, aku merasa ada sesuatu yang ganjal. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi pada Echa, dan aku tidak berani bertanya. Takut mengganggu. Biar dia saja yang mulai bercerita, aku siap mendengar meskipun panjang lebar seperti jalur kereta.
Rasa penasaran semakin muncul ketika Echa mengunggah kutipan yang dibuatnya sendiri di story. Mengungkit tentang cinta lama, sudah jelas itu untuk masa lalunya.

Bajingan. Sadar diri, kamu bukan siapa-siapanya.
Itu yang terus menerus menghantui pikiranku. Aku hendak marah, menangis, namun di sisi lain aku harus tahu posisiku sebagai apa. Sebagai orang yang baru saja dikenalnya, yang masih belum tahu seluk beluknya secara utuh.
Inikah yang dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta? Ternyata tidak selalu berujung bahagia, ya? Banyak hal pahit yang muncul juga.

Malam itu terasa sungguh tak mengesankan. Hanya ada sakit yang muncul di dada, yang membawa sensasi terbakar ke seluruh badan. Hatiku hancur saat itu juga.
Memang, ini bukan kali pertama aku menangis. Namun, ini kali pertama aku menangis karena cinta, karena Echa.

Meskipun begitu, aku yakin akan satu hal.
Cinta tahu kearah mana ia harus pulang.
Sejauh dan selama apapun ia pergi, jika memang sudah jalannya, ia akan tetap kembali.

Reflection ; About Echa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang